Berat, Adaptasi, dan Cita-cita

28 3 0
                                    

Author pov

Tepat di tanggal 27 Desember 2023 seorang gadis bernama Kim Jiwon akan meninggalkan kota kelahiran nya yakni Jeju untuk pindah dan menetap di Seoul bersama Ibunya. Selama hampir 19 tahun gadis tersebut hidup dengan lingkungan yang damai dan diiringi suara ombak dari pulau dengan keindahan yang luar biasa, kini ia harus beradaptasi dengan lingkungan baru dimana Jiwon akan lebih banyak mendengarkan suara kendaraan dan kebisingan di kota Seoul.

Tentu berat rasanya bagi Jiwon untuk meninggalkan kota kelahiran yang sudah menemani masa kecilnya. Sejak kecil, Jiwon lebih dekat dengan neneknya, ia menghabiskan masa kecilnya bersama sang nenek seperti membantu nenek merapihkan peralatan untuk diletakan diatas meja, dimana saat itu sang nenek memiliki restoran khusus seafood yang menyediakan berbagai macam jenis ikan dan lainnya. Restoran yang bertengger tidak jauh dari Pulau Jeju itu selalu ramai didatangi pengunjung yang tengah berwisata atau adapula yang sudah menjadi pelanggan tetap. Bahkan sampai Jiwon berusia 19 tahun, restoran tersebut masih ada dan sudah memiliki karyawan.

Moment seperti itulah yang membuat Jiwon merasa berat untuk meninggalkan Jeju. Ia juga mengingat bahwa tahun ini menjadi tahun terakhir Jiwon bisa merasakan hari natal bersama nenek, karena ia tahu bahwa kehidupannya di Seoul akan sangat padat dan sulit untuk bisa kembali ke kampung halaman.

Ditatapnya pulau itu dari kaca jendela yang terbuka dengan pemandangan awan dan langit yang biru serta diiringi cuitan burung dan suara ombak yang terdengar sangat tenang. Ada rasa khawatir yang Jiwon alami sebelumnya, ia takut mengalami kesulitan untuk bisa menyesuaikan diri di lingkungan baru. Jari-jarinya sibuk dengan sendirinya yang menandakan bahwa ia merasa gelisah sedangkan pikiran nya sudah tidak karuan sampai akhirnya satu panggilan lembut membuyarkan lamunannya.

"Uri Jiwonie~" ujarnya sambil mengelus bahu Jiwon

"Hm?" Jiwon langsung mengalihkan pandanganya

Wanita yang berhasil melahirkan seorang putri cantiknya itu hanya tersenyum dan sesekali ia menyibakkan rambut Jiwon ke belakang telinganya.

"Sudah siap?" Tanya Ibu Kim

Berat rasanya untuk Jiwon menjawab, namun ia tidak ingin mengecewakan ibunya karena biar bagaimanapun semua yang Ibu Kim lakukan dengan kerja kerasnya selama ini adalah untuk kebahagiaan Jiwon.

"Eoh, aku siap eomma." jawab Jiwon pelan
"Hajiman, halmeoni ada dimana eomma?" lanjutnya

"Halmeoni ada di depan, dia sudah menunggumu sejak tadi. Kajja, kita harus segera berangkat" ucap Ibu Kim sambil mengelus rambut Jiwon

Jiwon hanya mengangguk dan segera beranjak keluar kamar, namun sebelum ia menutup pintu, dilihat dan diperhatikan nya lagi kamar yang menjadi tempat ternyaman yang Jiwon miliki selama ini. Ia hanya menghela nafas dan menutup pintu kamarnya.

Di lihatnya sang nenek sudah duduk di ruang tamu dan menyambut cucunya dengan senyum yang manis.

"Kemarilah Jiwon-ah.." ucap nenek

Jiwon menurut. Ia menghampiri sang nenek dan duduk disebelahnya, sedangkan sang ibu tengah berdiri didepan mereka yang dikelilingi kurang lebih 3 koper besar.

Digenggam nya tangan seorang wanita paruh baya yang sudah keriput itu. Jiwon menggenggam erat tangan nenek Kim dan tanpa disadari air matanya menetes, ia mengingat kenangan indah bersama nenek.

"Uri Jiwonie akan tumbuh menjadi gadis yang baik dan dewasa. Anggaplah saat ini kau belajar untuk menjadi pribadi yang mandiri, dan kau harus mengejar mimpi dan cita-citamu, eoh? Halmeoni akan terus mendoakan yang terbaik untukmu dan ibumu.." ujar sang nenek dengan nada gemetar dan mengeratkan genggaman nya

"Jaga dirimu baik-baik disana. Begitupun dengan ibumu, bantu dan temani ibumu saat ia merasa kesulitan. Ingat pesan halmeoni, eoh? Dan.."

"Jika ada waktu senggang, datanglah kemari untuk menengok halmeoni." ujar sang nenek dengan kuat hati

Jiwon tidak bisa menjawab, ia hanya mengangguk dan air matanya terus mengalir membasahi pipinya. Semua pesan neneknya akan terus ia ingat, terutama kalimat terakhir yaitu untuk kembali ke Jeju dan menengok keadaan sang nenek.

"Mianhamnida halmeoni.." ucap Jiwon sambil menunduk

Sang nenek hanya mengangguk dan menarik Jiwon kedalam pelukan nya. Ia sangat menyayangi cucunya, walaupun nenek Kim memiliki banyak cucu tapi Jiwon menjadi satu-satunya cucu yang sedari bayi sudah diasuh bersama hingga Jiwon tumbuh menjadi gadis cantik seperti saat ini.

Melihat pemandangan yang ada didepan nya, ibu Kim menahan air matanya agar tidak menetes. Rasa sayang yang neneknya berikan untuk Jiwon sangatlah besar. Namun mengingat kembali bahwa waktu terus berjalan, dan dilihatnya jam yang melingkar di tangan menunjukkan pukul 9:30 A.M

"Baiklah, aku rasa ini sudah waktunya kita untuk berangkat Jiwon-ah" ucap pelan ibu Kim

Jiwon mengangguk dan segera beranjak. Ia mengapus air matanya dan mengangkat wajahnya sambil menghembuskan nafas dengan pelan.

"Kajja eomma.."

Jiwon dan ibu Kim langsung bergegas memasukkan barang-barang serta koper kedalam bagasi mobil. Sebelum masuk kedalam mobil, Jiwon kembali menghampiri nenek Kim.

"Naega meonjeo ga halmeoni. Jaga diri nenek baik-baik, tunggu aku disini. Aku akan kembali jika ada waktu senggang.." kata Jiwon sambil tersenyum manis

"Eoh eomma, Jiwon benar. Jaga dirimu baik-baik. Aku dan Jiwon akan berangkat sekarang, dan jangan banyak berpikir. Pastikan dirimu sehat selalu." ujar ibu Kim yang berdiri didepan pintu mobil

"Pergilah, Jiwon-ah!" Nenek Kim mengangguk dengan yakin

Jiwon menghampiri ibu Kim dan masuk ke dalam mobil, tak lupa ia memberikan salam hangat untuk sang nenek tercinta.

"Annyeong halmeoni, tto bwayo! Saranghamnida!" teriak Jiwon dengan keadaan mobil sudah berjalan dan bunyi klakson yang menandai bahwa mereka berangkat.

Perjalanan dimulai. Ibu Kim dan Jiwon akhirnya resmi meninggalkan kota Jeju. Setelah perpisahan nya dengan sang nenek menjadi dramatis, kini ibu Kim berinisiatif untuk menyetel musik santai agar perjalanan mereka menyenangkan.

"Semua akan baik-baik saja Jiwon-ah, percaya eomma" ucap ibu Kim dengan percaya diri

"Eoh, aku percaya padamu eomma" balas Jiwon sambil tersenyum

'Aku harap ini menjadi awal yang baik untuk masa depanku' batin Jiwon





Hi there! Sebelumnya perkenalkan aku seorang author yang pernah bikin cerita ff di tahun 2020-2021, tapi karena saat itu aku lagi ada ke struggle-an hidup jadi aku menghapus semua cerita ff ku dan sekarang akun nya hilang wkwk. Kalian bisa panggil aku cyanthor.

Terinspirasi dari kata "cyan" yang artinya perpaduan warna biru dan hijau. Sukak aja karena lucuu!! Btw salam kenal yaaa, semoga dengan adanya cerita ini, aku bisa lebih meningkatkan daya tulisku, karena emang aku kuliah ambil jurusan nya sastra jadi entah kenapa aku suka bgt sama nulis. Maaf yaa jadi tmi ginii hehe..

Untuk bab awal ini, cyanthor memang sengaja fokus ke tokoh Jiwon (Liz) untuk penyesuaian alur. Tapi di bab selanjutnya, cyanthor mulai masukin plot baru dengan tambahan pemeran pendukung lainnya.

Jadi cyanthor minta tolong untuk para readers, dukung cerita ini yaaa. Biar cyanthor semangat nulisnya, dan bisa semakin berkembang tentunya. Terima kasih untuk yang sudah datang ke cerita iniii!!💙✨

OUR BLUE SHINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang