2. Till I See You Again

29 4 2
                                    

Kedua

Malam ini suasana di Bukit Hambalang terasa ramai. Udara di sekitar yang diekspetasikan dingin ternyata tidak terasa dingin, mungkin karna cuaca di Indonesia yang sedang panas. Seperti kebiasaan orang Indonesia pada umumnya, warung yang ada di area bukit ini pun menjadi ramai pesanan mie instan.

"Pake telor nggak, Nyak?" teriak Carissa di tempat dia pesan mie itu.

"IYA" jawab seorang gadis kepada temannya yang berada di warung.

Sambil menunggu, mereka berhasil mencari tempat yang paling nyaman dengan pemandangan yang bagus juga – gubuk paling pojok. Dengan suasana yang sedikit remang-remang, mereka mulai berbincang tentang apapun yang sudah dialami hari ini.

"Itu yang dari Solo ganteng! Yang nyanyi tadi, ya Tuhan... manis banget senyumnya." Ucap Uty dengan semangat.

"Setuju!" kali ini Carissa yang menanggapi setelah memesan pesanan teman-temannya.

"Heh, mbak-mbak pink!" mereka sontak menoleh pada sumber suara. Kemudian disusul tawa dari gerombolan yang memanggil tadi.

Lita mengerutkan alisnya, "Woy, kita punya nama!" diangguki setuju oleh Carissa, Uty dan Tasya. Jelas mereka yang di maksud, karena pakaian mereka yang berwarna pink sehabis penampilan di Got Talent sebelumnya.

Anggi – manusia berlogat Jawa itu juga terkekeh karna ucapan dari lawan bicaranya itu. "Iku, Mie mu udah jadi, gek diambil. Sing ngantri nggak sampeyan tok!" ucapnya sambil menunjuk ke arah dapur warung itu.

"Aku nggak tau namamu. Ya, tak panggil bajumu wae" lanjutnya.

Carissa dan Vanya langsung menuju pada pesanan mereka tadi.

"Makanya kenalan!" balas Lita lagi.

"Udah Lit, udah." Bisik Uty persis di samping Lita.

"Thank you!" ucap Carissa kali ini sambil membawa nampan berisi pesanan mie. Anggi langsung memberikan jempolnya dan tersenyum. Tak menunggu waktu lama, mereka akhirnya melupakan Anggi dan fokus kepada mie yang sudah tersedia di depan mereka.

-

Sedangkan di sisi lain, Baron dan Valerie yang baru saja datang langsung disodori gitar. "Kalian ini cowok nggak bisa main gitar, apalah.." cibir Valerie sambil menerima gitar dari Anggi.

"Enak gubuk itu kayanya ya" ucap Baron sambil mengarahkan dagunya di mana 'mbak-mbak pink' tadi duduk.

"Udah mereka duluan. Galak banget cok!" jawab Anggi setelah itu bergidik ngeri.

Tempat yang tidak jauh dari gubuk akhirnya menjadi persinggahan mereka. Mereka tertawa dan melanjutkan malam itu dengan bernyanyi yang diiringi gitar oleh Valerie. Mereka juga sengaja mengeraskan suaranya untuk menggoda 'mbak-mbak pink' dan teman-temannya. Namun, hal itu juga tidak membuat mereka pergi dari gubuk itu.

-

"Itu sengaja gangguin kita nggak sih?" tanya Lita dan langsung diangguki Carissa dengan yakin.

"Mau gue kerjain nggak?" ucap Vanya dengan alisnya yang menggoda itu. "Kak Nad, minta rokok satu dong!" pintanya pada Nadhira, satu-satunya yang merokok di situ.

Lita terkekeh mengetahui maksud temannya itu. "Lo serius, Nyak?"

Vanya mengangguk dan mulai berjalan menuju gerombolan laki-laki dan satu perempuan itu. Dia tahu bahwa salah seorang dari mereka menyadari kedatangannya. Hal itu membuat mereka berbisik sampai akhirnya suara gitar dan nyanyian mereka terhenti saat Vanya sudah sampai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heaven's SinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang