Part 2

60 37 9
                                    

"Hufh sial banget, padahal cuma mau makan malah di tampar papa. Mana tante moster ketawa-ketawa waktu gw di tampar, kalau bukan gw inget kata-kata mama udah gw tampar balik papa hufh sial-sial" Batin gestara sambil mencari film yang bagus untuk  di tonton.

Karena kesal melihat papa nya bermesraan, Gestara berjalan gontai kekamarnya, Gestara benar-benar tidak ada tenaga untuk melihat kejadian saat ini. Gestara sangat pusing melihat perilaku papa nya. Setelah Gestara sampai di dalam kamar dia tak sengaja melihat foto mama nya yang sudah pecah di lantai, tah apa yang di lakukan Gestara selama tidur ia pun ga tau.

Author  gatau apa yang di lakuin sama Gestara, mungkin Gestara mimpiin bapak nya kali yaa🙏 maap ges author gabut

Kembali ke cerita si Gestara👇

Gestara yang melihat itu seketika dunia nya hancur lebur, Gestara menangis lemas, foto satu-satunya yang ia simpan sekarang sudah hancur, Gestara sangat lemah kalau masalah mama nya. Gestara bagaikan manusia tak bertulang sekarang. Gestara hanya bisa memeluk foto mama nya dengan beberapa pecahan kaca yang tertinggal di foto tersebut. Gestara tidak peduli kalau tangan dan badan nya akan luka karena kaca itu.

Setelah sekian lama Gestara menangis, Gestara menukar pakaian nya, lalu  mengambil kunci motor yang terletak di belakang pintu. Gestara  keluar dari kamar dan berjalan ke arah pintu keluar, tanpa melihat siapapun yang berada di dalam rumah.

Pikiran nya kalut Gestara tidak bisa memikirkan hal positif. Gestara mengendarai motor dengan kecepatan penuh, Gestara tidak memikirkan lampu lalulintas, dia menerobos lampu lalulintas. Mungkin bagi siapapun yang melihat Gestara mengendarai motor pada saat itu, Gestara di bilang orang gila yang lepas dari tangan dokter.

Sekitar 15 menitan Gestara mengendarai motor dengan ugal-ugalan dia sampai ke tempat yang dia ingin datangi TPU (Tempat Pemakaman Umum), ya Gestara tidak salah tempat. Gestara ingin menemui orang yang dia sayang, orang  yang paling mengerti akan Gestara.

Gestara berjalan dengan cepat ia ingin menemui mama nya, tanpa Gestara sadari, dari dia menuruni motor hingga dia berjalan mengelilingi Tempat Pemakaman Umum ia di tatap oleh anak kecil yang asik duduk di bawah pohon, anak kecil itu sangat ingat dengan paras muka gestara.

Gestara telah sampai di Pemakaman mama nya dia duduk di kursi yang memang sengaja Gestara siap kan untuk dia bercerita dengan mama nya.

"Hai ma, apa kabar mama disana? Ga kerasa bunga yang Gestara kasih kemarin udah mulai layu aja, padahal baru kemarin banget Gestara kasih. Mama tau ga? Gestara hari ini sedih banget, ada dua hal yang buat gestara sedih, yang pertama papa ma, yang kedua foto mama. Mama mau dengar yang mana dulu? Gestara cerita yang pertama aja ya ma, tapi gestara mohon mama jangan marah  sama Gestara, ini masalah papa ma, papa bawa perempuan lain selain mama ke rumah, dan sepertinya mereka udah melakukan hal-hal negatif di belakang Gestara, Gestara gatau masalah itu ma, gestara minta maaf sama mama karna ga bisa nahan papa untuk ga ngelakuin hal negatif kayak gitu ma" Cerita Gestara sambil menangis

Gestara sangat lemah kalau cerita ke mama nya, Gestara cerita sambil menabur bunga di makan mama nya. Gestara sebisa mungkin menahan teriak nya. Gestara sangat ingin ikut dengan  mama nya, namun Tuhan berkata lain, ia tidak di perbolehkan untuk ikut dengan mama nya

"Masalah kedua ma, foto mama yang di kamar Gestara pecah begitu aja ma, seperti nya tante moster masuk ke kamar Gestara ma, foto satu-satunya  yang yang gestara simpan pecah ma, bingkai foto yang terakhir kali nya mama kasih ke Gestara hancur ma. Gestara harus apa maa? Gestara ga kuat ma, ajak Gestara ke tempat mama sekarang juga maa, Gestara lemah ma" Ucap dia sambil memeluk makan mama nya

Sepertinya cuaca mengetahui isi hati Gestara. Hujan mulai turun perlahan bersama air mata gestara yang tak kunjung henti. Air hujan membasahi seluruh tanah di Pemakaman itu. Gestara yang baru sadar akan hujan tersebut dengan cepat berlindung di bawah pohon tepi Pemakaman. Disana terdapat anak kecil yang juga sama seperti Gestara, basah kuyup, menggigil dan memeluk lutut nya.

Gestara melihat anak kecil itu dengan iba, Gestara mulai melepas hoodie nya dan melepas baju kaos nya, Gestara memberikan baju kaos yang masih kering kepada anak kecil itu. Gestara berharap dengan baju kaos itu anak kecil itu  tidak kedinginan  lagi, Gestara rela memakai kembali hoodie yang sudah basah itu untuk  melindungi  nya dari hujan.

"Pakai baju nya biar kau tidak kedinginan  anak kecil " Ucap Gestara cuek

"Makasi kak, kenapa kakak baik pada ku? Padahal kita sama-sama kedinginan  harus nya kakak saja yang pakai baju ini" Ucap anak kecil itu

"Kau ga perlu tau" Ucap Gestara tanpa melihat anak kecil itu

"Ryan pengen deh punya abang seperti kakak, kakak baik, pengertian, walaupun sedikit menakutkan" Ucap anak kecil itu

Ya nama anak kecil itu Ryan lebih tepat nya Ryan Sankara, anak kecil lucu yang sering Gestara liat saat di Pemakaman.

"Ryan? Nama yang keren, ngapain  disini sendirian" Ucap Gestara sambil melihat arah kuburan

"Ryan ga sendiri kak, Ryan  sama kedua orang tua Ryan, orang tua Ryan itu di pojok. Ryan selalu kesini soal nya paman Ryan jahat, selalu pukul Ryan" Ucap anak kecil itu menjelaskan

"Ga peduli" Jawab Gestara

Gestara meninggalkan anak kecil itu sendirian, dia memilih pulang hujan-hujanan dari pada mendengar ocehan anak kecil yang tidak berbobot  itu. Gestara bukan pulang kerumah, melainkan keliling-keliling  kota, Gestara muak kalau pulang sekarang. Ia muak sekali melihat muka tante moster itu, menyebalkan.

Gestara dengan lincah membelok-belok kan stir motor nya ke sana kemari, iya tenggelam  dalam pikiran  nya. Setelah ia merasa cukup dengan hujan, ia segera pulang kerumah untuk membersihkan badan nya yang sudah sangat kedinginan.

Seperti yang Gestara duga, tante moster masih betah di rumah nya, berduaan  dengan papa nya yang sudah tua Bangka itu. Tante moster itu lagi melakukan  aksi seksi nya di depan papa gestara. Ya mereka melakukan itu di ruang tamu.

"DASAR TUA BANGKA GILA" Teriak Gestara

"Sial banget hari ini, papa berulah, mana cewe nya kayak ulet bulu gitu, mendingan mama gw, udah cantik, ga murahan kayak tante moster" Gatin Gestara.

GESTARA PRADEEPA | ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang