5. Terimakasih, ya

193 21 1
                                    

Jake terduduk lemas, beberapa kali ada yang mengetuk ngetuk pintu WC, Jake ingin berteriak meminta tolong, namun suaranya tidak bisa keluar.

Terhitung sudah 1 jam dia berada di dalam kamar mandi, kondisinya masih sama, dia hanya berharap ada yang menolongnya sekarang.

Pintu kamar mandi tiba tiba di dorong keras selama beberapa kali, pintu itu kondisinya hampir sama seperti Jake, rusak.

BRAK!

"JAKE!" Teriak seseorang tepat saat pintu kamar mandi berhasil dia dobrak.

"Oh, halo, Jay." Jake tersenyum lemah, walau kenyataan nya bukan Sunghoon yang datang menyelamatkannya, setidaknya ada Jay.

"Oh God, kok lo bisa di sini?" Tanya Jay sambil memeriksa badan Jake.

"Aku di bully, sama kakak kelas." jawab Jake seadanya, suaranya seperti ingin habis sebentar lagi.

"Shit. Ayo naik ke punggung gue, kita keluar."

Jake langsung naik ke punggung Jay di bantu oleh pemiliknya. Saat posisi Jake sudah pas di punggungnya Jay berjalan perlahan.

Koridor kelas 11 sepi, karena memang sudah jam masuk kelas.

Jay berjalan menuruni tangga, sebenarnya ada UKS di lantai 2, namun Jay memilih mengantarkan Jake ke UKS lantai 1. Ia tidak ingin Jake menjadi perhatian kakak kelas yang lain.

Beberapa menit berjalan, Jay dan Jake masuk ke UKS, di sambut oleh Sunghoon.

"Sialan, dudukin di sini, Jay." ucap Sunghoon menepuk ranjang di sebelahnya.

Jay berjalan lalu perlahan mendudukan Jake yang berada dalam gendongannya.

Bukannya duduk Jake malah langsung terhempas ke tempat tidur, dirinya sangat lemah walau hanya sekedar untuk duduk.

Sunghoon menatap Jay sebentar, seakan mengerti Jay langsung berjalan keluar UKS meninggalkan Sunghoon dan Jake berdua.

"Jake, maafin aku," ucap Sunghoon sambil memegang tangan Jake.

"Eh, gapapa, bukan salah kamu."

"Tapi, kamu di bully karena aku, kan?"

Jake tidak bersuara, lidahnya kelu untuk sekedar mengucapkan kata 'iya'.

"Pelakunya udah ketahuan, kamu ngga usah khawatir bakalan di bully lagi." ucap Sunghoon sambil berjalan menuju etalase, mengambil kotak P3K.

Tangannya telaten membersihkan luka di wajah Jake.

'Duh, wajah gue yang ganteng gini babak belur' batin Jake dalam hati.

"Terimakasih, ya, sunghoon." Jake memegang pipinya yang terasa bengkak, ada setetes darah yang tertinggal pada jarinya.

Jake mendesis, ia tidak suka jika wajahnya di rusak orang lain.

Tangan Sunghoon beralih mengobati kaki Jake, memar, darah bersatu pada kaki Jake. Separah itu memang, mungkin beberapa hari kedepan Jake tidak datang sekolah.

Setelah membersihkan luka pada tubuh Jake, Sunghoon meletakan kembali kotak P3K tersebut ketempatnya, dia tidak ingin dimarahi jika menaruh barang di sembarang tempat.

Semburat merah tomat di pipi milik Jake sangat lucu bagi Sunghoon, awalnya dia mengira Jake demam karena dia di siram air pel, namum sepertinya tidak.

Jake was was melihat Sunghoon tertawa di depannya saat ini, Sunghoon tidak kerasukan, kan? Pikirnya.

"Jake, ganti baju dulu sana, kamu bisa pakai baju olahraga ku dulu,"

"Eits, jangan tanya kalau aku tiba tiba bawa baju olahraga, itu sengaja aku taruh di loker ku biar kalau ada jam pelajaran olahraga aku bisa langsung pakai." lanjut Sunghoon

Just A Little Bit | SungJakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang