Prolog

62 3 0
                                    

DIANTARA seluruh keturunan Arsjad, Janitra merupakan satu-satunya yang selalu gagal dalam urusan percintaan. Di usia yang akan menginjak 30 tahun ini, Janitra masih betah menyandang status jomblo, bahkan terakhir kali dia memiliki hubungan yang serius adalah 3 tahun yang lalu.

Disaat saudara-saudaranya sudah sibuk dengan rumah tangga masing-masing, kana masih sibuk mengurus Pichy dan Tory, 2 ekor anjing ras miliknya.

"Gak baik loh perempuan menunda-nunda untuk menikah"

"Aku gak nunda, tapi Emang belum ada aja yang pas. Kalau ada pun dari dulu aku sudah menikah"

Janitra sudah bosan sekali mendengar pertanyaan-pertanyaan seputar pasangan hidupnya. Bahkan bukan satu dua kali lagi dia menghadiri kencan buta yang direncanakan oleh tantenya, tapi namanya juga belum jodoh, mau jungkir balik pun gak akan bisa dipaksakan.

Janitra bukan tidak laku, tapi memang setiap menjalani sebuah hubungan, Jani selalu akan menjadi pihak yang di tinggalkan dan di campakan begitu saja. Dia memiliki paras rupawan, proporsi tubuh diatas rata-rata wanita Indonesia, bola mata berwarna coklat gelap, kulit sedikit kecoklatan hasil tanning, yang tentu saja siapapun akan terpikat.

Tapi kenapa setiap pria yang memiliki hubungan asmara dengannya selalu meninggalkannya dengan alasan yang sama?

"Kita gak cocok, kamu terlalu dominan dalam hubungan ini"

Janitra dominan? Padahal apabila jejeran mantan pacarnya itu jujur ingin Jani seperti apa, pasti wanita itu akan menurut. Jani tidak dominan, namun menjadi satu-satunya cucu perempuan dalam keturunan Yunianto Arsjad, tentu saja membuat dia bersikap demikian.

Hidup diantara saudara laki-laki yang selalu menuruti keinginannya tentu saja membuat dirinya nomer satu, menjadi cucu kesayangan dari sang kakek Yuniato Arsjad juga membuat semuanya mudah bagi Kana.

"Kamu gak berencana untuk tidak menikah kan? Kalau sampai itu terjadi mama akan marah banget sama kamu"

Sudah ratusan ribu kali Mama mengatakan demikian. Jani bukannya tidak mau menikah, tapi dia jujur loh dia belom menemukan pasangan yang tepat untuk bisa bersanding dengannya nanti.

"Temen gue mau ajak kenalan, dia tertarik sama lo katanya"

"Gak dulu deh mas, lo aja red flags begini, temen lo pasti ga jauh beda"

Bukan sekali dua kali juga saudara-saudaranya mengenalkan Jani pada kenalan mereka, tapi memang bukan jodoh Jani harus apa?

"Dari pada lo kayak perawan tua gini, mending ikut gue ke Brasil besok lusa. Eh lo masih perawan kan btw?"

"Sialan lo mbak"

Bahkan juga dia selalu diejek oleh istri dari saudara-saudaranya.

Memang betul adanya kalau manusia di muka bumi ini tidak ada yang sempurna. Jani mungkin tidak pernah kesulitan dalam mengatasi masalah finansial, karir, pendidikan, namun dia kesulitan dalam urusan percintaan.

Tuhan memang adil kok.

Rules Number One Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang