PERTEMUAN super singkat antara Janitra dan Yehezkiel kemarin sudah menjadi berita hangat di kalangan keluarga Arsjad, ulah siapa lagi kalau bukan Tyas Arsjad.
"They look perfect together, mbak!" Tyas menyeduh French earl grey tea dari salah satu brand teh ternama yang tadi disiapkan oleh seorang asisten rumah tangga.
"Aku sudah capek kalau urusan jodoh menjodohkan Janitra, biar aku serahkan semuanya pada dia saja" Tyas menggeleng tidak suka atas respon pesimis dari sang kakak ipar, ini tidak biasanya wanita itu terlihat pasrah soal urusan percintaan sang anak bungsunya. "Toh, Janitra sudah dewasa. Dia tau mana yang terbaik untuk masa depannya"
"Mbak tau sendiri Jani itu bagaimana, kalau mbak nyerah bisa-bisa dia tidak akan menikah!" Helga mengibaskan tangannya cepat, dia tau anak bungsunya itu tidak mungkin tidak akan menikah. Dia hanya akan membiarkan Janitra paham sendiri kenapa dia harus segera menikah.
"Percaya sama mbak, cepat atau lambat, Janitra pasti akan membawa calonnya sendiri" Helga menghirup secangkir teh miliknya sebelum dia minum dengan anggun.
Tyas Arsjad menatap bingung pada kakak iparnya, ini sangat aneh, memangnya apa yang bisa membuat wanita seperti Kanatia Janitra Arsjad yang lebih mementingkan karier dan pamornya itu untuk membawa seorang lelaki sebagai pendamping hidupnya.
Helga sebenarnya sudah tau rencana dari ayah mertuanya, Yunianto Arsjad, terkait putrinya yang sampai detik ini masih enggan untuk menikah. Dan dia yakin putrinya tidak akan berkutik sedikitpun. Tanpa perlu Helga turun tangan, pasti Janitra akan membawa sendiri seorang pria yang akan dia jadikan pendamping hidupnya kelak.
"TORY sit! Good boy"
"Picy no no! Come here!"
Siang itu di apartemen miliknya di daerah Setiabudi, Janitra sedang sibuk bermain dengan dua anak bulunya yang sudah satu minggu ini dia tinggalkan untuk pergi ke Sydney.
Anjing jantan berwarna coklat yang sedang melompat-lompat kegirangan itu bernama Tory, anjing ras Toy Poodle yang Jani dapat sebagai hadiah ulang tahunnya tiga tahun lalu dari kakak iparnya. Sedangkan anjing betina berwarna putih salju itu adalah ajing ras Bichon Frisé yang dia adopt satu tahun yang lalu dari sebuah klinik hewan milik temannya.
"Kangen banget ya?" Jani membawa tangannya keatas perut anjing ras toy poodle miliknya yang kini sudah berbaring terlentang kesenangan karena diusap pada titik nyamannya. "Tory good boy!" Jani memberikan sebuah camilan anjing yang langsung disambut riang oleh Tory.
Picy yang sejak tadi berlarian kesana kemari di living room apartemen langsung melompat kesenangan disebelah Jani saat melihat sang tuan membawa camilan kesukaan mereka.
"Picy jump! Good girl" Jani memberikan camilan dan langsung sambut dengan girang oleh Picy.
Kalau Ganesh, Arighi, Dakara, Matthew, dan Megan melihat Jani berbicara pada dua anabulnya, pasti dia akan diejek habis-habisan. Bagaimana tidak, diantara saudara-saudaranya cuma Jani yang masih menyandang status jomblo. Sedangkan mereka semua sudah memiliki istri dan bahkan ada yang sudah memiliki anak yang lucu dan menggemaskan.
Umur panjang, baru saja Jani memikirkan saudaranya-saudaranya, kini ponselnya masuk panggilan dari Meidiawan sepupunya yang paling semena-mena, dan amat sangat menjengkelkan.
"Dimana kamu?" Seperti biasa, tidak ada sapaan basa basi entah menanyakan kabar dari Jani atau sekedar mengucapkan halo.
"Di apartemen, kenapa?"
"Pas banget, tolong mampir ke rumah. Perjanjian kontrak kerjasama yang sempat kita bahas minggu lalu tolong kamu bawa kesini, Faisal lagi cuti istrinya sakit. Aku share location langsung kesini, waktunya terbatas sekali" belum sempat Jani melayangkan protes pada kakak sepupunya itu, panggilan sudah terputus secara sepihak oleh Meidiawan. Disusul pesan yang masuk berupa live location ke aplikasi WhatsApp nya dari Meidiawan.
Memang sifat semena-mena dari pria itu tidak pernah lenyap. Sejak kecil bahkan dia sudah bersikap sangat bossy, mengingat dia adalah cucu tertua dan Jani sangat membenci itu.
Dengan sangat berat hati Jani harus meninggalkan dua anabul kesayangannya sendirian diapartemen, padahal ini adalah waktu yang tepat untuk mengisi kerinduannya dengan dua anak bulu kesayangannya itu.
"Hai Nin" Janitra menyapa seorang wanita paruh baya yang sudah bekerja puluhan tahun dengan keluarganya, wanita itu tersenyum ramah menyambut kedatangan Jani.
"MasyaAllah Nduk! Sudah lama sekali Ninin tidak ketemu, ini kok tambah cantik sekali?" Janitra tertawa dan membalas pelukan wanita paruh baya itu. Dari kecil memang dia sudah dirawat oleh Ninin, bahkan Ninin sempat ikut dengannya saat dia melanjutkan studi master di Kanada.
"Sepi banget Nin. Pada kemana orang-orang?" Jani menyapu pandangannya keseluruh penjuru rumah yang terlihat sangat sepi itu, bahkan dia hanya bisa mendengar suara kicauan burung dari halaman belakang rumah besar itu.
"Mas Meidi tadi lagi keluar main golf, bapak sama ibu dari tiga hari yang lalu sedang berada di Swiss, kalau mas Laskar belum pulang" Jani mengangguk paham, seakan terimgat pada tujuan utamanya kemari, Jani langsung pamit pada Ninin dan melangkah menuju ruang kerja milik Meidi yang berada di lantai 2 rumah tersebut.
File yang dimaksud sudah tersusun rapih diatas meja kerja kakaknya itu, tanpa menunggu waktu lama Jani langsung membawa berkas itu sebab dia sudah mendapatkan rentetan panggilan dari kakak sepupunya yang sangat tidak sabaran.
"Lama banget" seperti biasa, tidak ada sapaan basa-basi dari Meidi, pria itu langsung meraih beberapa berkas yang Jani bawa.
"Macet lah, memang Jakarta punya ku" Jani berkata ketus sambil meneguk sebotol air mineral yang sempat dia bawa dari atas mobil.
Dari tempatnya berdiri, Jani bisa melihat dengan jelas siapa pria yang sedang berbincang dengan kakaknya itu.
Sialan! Itu Yehezkiel Wirodihardjo!
Kenapa disaat dia sedang gembel-gembelnya dia harus bertemu dengan pria itu sih?!
••
Maafkan kalau ada typo!
Jangan lupa tinggalkan vote dan komen!
Aku sangat bahagia kalau kalian antusias
Love u all🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Rules Number One
RomanceDiantara seluruh keturunan Arsjad, Janitra merupakan satu-satunya yang selalu gagal dalam urusan percintaan. Di usia yang akan menginjak 30 tahun ini, Jani masih betah menyandang status jomblo, bahkan terakhir kali dia memiliki hubungan yang serius...