NAMA Kanatia Janitra Arsjad tentu saja sudah sangat tidak asing lagi ditelinga para pebisnis muda. Kariernya cemerlang, bahkan dia pernah masuk dalam deretan Forbes 30 under 30 Asia 2022 lalu, sebagai pengusaha muda bidang retail & e-commerce.
Janitra bisa membuktikan pada publik bahwa dia bisa meraih kesuksesan tanpa membawa embel-embel cucu dari Yunianto Arsjad. Meskipun masih banyak orang yang sering kali memberikan komentar negatif terhadap kariernya, namun itu tidak pernah sedikitpun mengusik Jani. Itu tidak ada apa-apanya bagi seseorang seperti Janitra.
Dibalik kesempurnaan hidupnya, Janitra tentu saja memiliki kekurangan. Diusianya yang sudah tidak muda lagi ini, Janitra masih harus menyandang stasus jomblo. Bukan karena tidak laku, tapi memang Jani belum menemukan pasangan yang tepat saja.
"Minggu depan Brigita, anak Lidia akan menikah. Kira-kira kamu kapan bisa menyusul?" Jani hanya melirik singkat pada ibunya yang sejak tadi sibuk memotong tangkai bunga segar yang sudah menjadi kebiasaan wanita paruh baya itu saat sedang luang dirumah.
"Kamu sedang tidak berencana untuk melajang selamanya kan? Kalau sampai itu terjadi, Mama akan sangat marah, Jani" Lagi-lagi Jani tidak mengambil pusing perkataan sang Ibu. Dia masih santai duduk sambil membaca sebuah novel karya Colleen Hoover yang berjudul Reminders of Him. Buku tersebut direkomendasikan oleh salah seorang pengikutnya di Instagram.
"Kamu kalau Mama ajak bicara itu didengar" Jani mengangkat pandangannya dari novel yang sebetulnya tidak begitu dia baca dengan serius, dia hanya ingin mengisi waktu luangnya saja. Dia merasa sangat bosan akhir-akhir ini, tidak ada yang menarik perhatiannya. Bahkan pekerjaannya saja terlihat jenuh dan membosankan. Ini seperti bukan dirinya.
"Iya Mam"
Elisabeth menatap sinis pada putri bungsunya, kadang dia bertanya-tanya, bagaimana bisa dia melahirkan duplikat dari dirinya sendiri? Sifat dari Janitra benar-benar seperti dirinya saat masih muda dulu. Dan tentu saja itu membuat Elisabeth kesulitan untuk menangani anaknya, mereka sama-sama keras kepala.
"Kamu mau sampai kapan melajang terus? Mama bosan kalau harus menghadapi orang-orang yang bertanya kapan kamu akan menikah"
"Tidak usah di jawab, gampang kan?"
Elisabeth menarik nafasnya dalam, dia sedang berusaha mengontrol emosinya. Usianya sudah tidak muda lagi, dia sudah berusia setengah abad lebih, namun kelakuan putri bungsunya membuat darah tingginya kumat.
Sedangkan Janitra masih bersikap ogah-ogahan sambil menyesap secangkir teh melati yang baru saja diletakan di meja kecil tepat disebelah sofa yang sedang dia tempati.
"Mama kenapa wajahnya begitu?" Kedatangan David Arsjad membuat istrinya langsung memasang wajah sedih. Drama apalagi ini, ujar Jani dalam benaknya saat melihat sang ibu mendekati ayahnya dan memeluk ayahnya sambil memasang tampang sedih menatap Jani.
"Anak kamu ini mau sampai kapan kayak begini terus? Setiap kata jodohkan pasti saja selalu gagal, untuk apa dia bekerja keras kalau masih melajang sampai sekarang?" Jani memutar bola matanya malas, ibunya dalam mode seperti ini sangat dia benci, lebih baik dia pergi kemana saja asal tidak terlibat dalam percakapan tidak bermutu ini.
"Mbak Jani mau kemana?" Jani mengatakan dia ada beberapa urusan penting terkait pekerjaannya yang harus dia selesaikan dalam waktu dekat, David Arsjad hanya bisa mengangguk dan membiarkan putri bungsunya meninggalkan ruang keluarga mereka.
"Lihat sendiri kan? Anak kamu itu selalu kabur tiap kali aku sudah bahas tentang hubungan asmaranya" David hanya bisa mengusap punggung istrinya dan mengatakan kalau anak mereka pasti akan mendapatkan pendamping hidup yang tepat, dan tentu saja itu perlu waktu.
Elisabeth hanya bisa tersenyum kecut, mengingat bahwa tinggal anaknya saja yang belum menikah diantara cucu-cucu Yunianto Arsjad yang lain. Bahkan putra sulungnya sudah memiliki dua orang anak yang lucu dan menggemaskan.
"KALAU kata gue sih lo mending nikah" Thalia menyerahkan kartu atm nya pada seorang pramusaji, siang ini mereka berdua janjian untuk makan siang bersama di Remboelan Senayan City setelah dua bulan lebih tidak bertemu karena sahabat baiknya itu sedang honeymoon mengelilingi benua Eropa.
"Rencana sih gue mau child free aja" mendengar itu keluar dari mulut Jani, Thalia langsung melempar sahabat baiknya itu dengan tisu bekasnya tadi. Memang suka kadang kiding mulut sahabatnya yang satu ini, pantas saja jomblo sampe tua gini.
"Mulut lo! Kalau tante Elis dengar bisa mampus lo" Jani hanya tertawa menanggapi sahabatnya, sudah sering dia menghadapi orang-orang yang seringkali mengatakan untuk dia agar segera menikah, karena kehidupan pernikahan itu indah. Halah bullshit, buktinya saja tantenya itu bercerai dari suaminya setelah 30 tahun menikah, apa yang indah sebenarnya dari pernikahan?
"Gue capek aja harus mendengar pertanyaan seputar pernikahan, nggak Mama, Opa, saudara-saudara gue, tante gue, semuanya selalu aja bahas soal menikah. Gue akan menikah kok, tapi belum waktunya dan memang belum ada jodoh aja" keduanya berjalan bersisian sambil sesekali memasuki beberapa store yang cukup menarik perhatian mereka.
"Ada ide gak gue harus ngasih apa ke kakak ipar gue? Minggu depan dia ulang tahun pernikahan"
"Gue belum nikah, jadi gue gak paham harus ngasih hadiah apa ke orang yang sudah menikah" jawaban super enteng yang keluar dari mulut Jani cukup membuat Thalia memutar bola matanya kesal.
"Otak lo kayaknya udah mulai karatan" Jani hanya mengendikan bahunya acuh.
"Bye the way, kalau lo udah putus asa dan sama sekali nggak punya pilihan terkait kandidat calon suami, gue bisa menyarankan lo untuk menikah dengan Mas Kemal" Jani langsung menatap Thalia dengan tatapan super horor, sekakan ide yang keluar dari mulut Thalia itu akan menjadi sebuah dosa besar yang akan Jani lakukan apabila itu terjadi.
Mas Kemal yang sempat Thalia singgung tadi adalah seorang duda, iya duda- lebih tepatnya duda anak satu yang beberapa bulan lalu di tinggal oleh istrinya yang saat ini sudah tenang di surga.
Mas Kemal ini sempat menjadi salah satu memori buruk dalam sepanjang kisah hidup Jani. Bagaimana tidak, dia sempat viral karena di tuduh sebagai pelakor dari rumah tangga Kemal dan mendiang istrinya. Dan itu semua ulah dari saudara sepupunya- Ganesha Arsjad.
"Lucu aja ngelihat lo waktu itu masuk di berbagai portal berita, bahkan lo dapat banyak banget tawaran untuk hadir ke acara gosip"
"Memang sialan si Ganesha" gerutu Jani masih merasa jengkel sampai detik ini kalau dia ingat-ingat kejadian bertahun-tahun yang lalu yang sangat amat memalukan itu.
••
Semoga gak membosankan ya guys.... Hehehehehe
Love u all🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Rules Number One
RomanceDiantara seluruh keturunan Arsjad, Janitra merupakan satu-satunya yang selalu gagal dalam urusan percintaan. Di usia yang akan menginjak 30 tahun ini, Jani masih betah menyandang status jomblo, bahkan terakhir kali dia memiliki hubungan yang serius...