Sienna POV
Aku senang orang-orang menyukai lagu baru ciptaanku.
Aku menuangkan semua perasaan dan emosi aku pada lagu tersebut. Aku membutuhkan waktu hampir satu tahun untuk menyelesaikan lagu tersebut dan menyanyikannya di depan semua penggemarku.
Aku tidak tahu apakah mereka penggemarku karena aku tidak pernah membuat nama fansclub dan aku yakin sebagian dari mereka hanyalah orang-orang yang ingin makan dan minum di kafe tempat aku bekerja dan bernyanyi.
"Terima kasih banyak sudah mendengarkan lagu baruku." Aku berbicara di depan mikrofon dan jantungku masih berdebar kencang ketika aku menatap semua orang yang duduk tidak jauh di depanku.
"Aku harap ketika kalian mengunggah video aku di sosial media tidak ada orang yang mengklaim lagu tersebut sebagai miliknya karena aku akan memprosesnya ke jalur hukum!" Aku berkata dengan menggebu-gebu dan semua orang bertepuk tangan mendukung tindakanku.
"Tentu saja aku adalah orang pertama yang akan membela kamu dan aku akan berjuang untuk kamu." Violet merangkul leherku dan mengedipkan matanya padaku. Aku tersenyum, dia adalah sahabat yang selalu ada untukku.
"Kalian akan berjuang bersamaku, bukan? Karena kalian semua mencintai Flower." Violet berkata dengan menggebu-gebu.
Aku tersenyum lebar menyaksikan reaksi penggemarku yang selalu ingin aku menyanyi di panggung besar, melakukan rekaman di studio terkenal, dan berduet dengan Ariana Grande. Oh, impian yang sangat besar. Aku tidak tahu apakah Tuhan mau mengabulkannya.
"Kamu mendapatkan banyak karangan bunga dan cokelat, Sienna." Violet menunjuk puluhan buket bunga dan cokelat yang berada di gudang tempat aku berganti pakaian. "Oops, maksudku, Flower." She menyengir lebar.
Aku mengambil sebuah surat yang berada di buket bunga plastik berwarna biru muda dan putih itu. Aku suka membaca surat dari para penggemarku. "Aku menyukai suaramu. Aku ingin tahu apakah wajahmu seindah suaramu."
Aku suka dengan pujian mereka.
"Woah, mereka sangat penasaran dengan wajah dan nama asli kamu." Violet membantuku meletakkan semua cokelat ke tas ranselku dan setiap hari sabtu dan minggu aku selalu membawa plastik besar untuk meletakkan semua buket bunga tersebut.
"Aku ingin satu. Cokelat vanila." Violet menunjukkan cokelat keinginannya padaku. "Apakah aku boleh mendapatkannya?" Violet memohon padaku.
Aku mencubit pipinya. "Kamu tidak perlu minta izin apalagi memohon padaku. Kamu boleh mengambilnya, mereka juga menyukaimu, back sound suaraku."
"Hei, ladies. Tolong kembali bekerja." Louis membuka pintu sedikit hanya untuk kepalanya. "Jangan lupa kalian bekerja setiap hari."
"Setidaknya kau harus menaikkan gaji kami." Violet protes meskipun dia tahu Louis tidak akan berubah pikiran. "Sienna sudah membuat kafe kamu selalu ramai setiap malam sabtu dan minggu."
Aku bergegas berganti pakaian dengan seragam kerjaku dan mengikat rambutku menjadi kucir kuda. "Aku siap bekerja!"
Aku keluar dari gudang, meninggalkan Violet yang belum selesai berdebat tentang kenaikan gaji dengan Louis.
Aku tersenyum pada para pelanggan kafe yang memintaku untuk mengisi ulang minuman mereka dan meminta kue red velvet sebagai hadiah untuk mereka yang berhasil minum lima belas gelas alkohol tanpa mabuk atau pingsan.
"Terima kasih, sweety." Seorang pria mabuk mengedipkan matanya padaku ketika aku meletakkan makanan pesanan temannya. Aku kaget ketika dia hendak menarik tanganku dan aku beruntung temannya segera menolongku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Singer and Her Billionaire
RomanceSienna hanya ingin menjadi seorang penyanyi yang terkenal karena lagu-lagu ciptaannya dan menikmati hidupnya dengan tenang. Namun, Sienna tidak pernah berpikir bahwa pria yang dia hampiri pada malam itu akan mengubah hidupnya. Pria itu percaya Sienn...