Jika kalian pikir Beomgyu kembali ke apartementnya maka kalian salah, karena ketika dia hendak menuju apartementnya dia dipaksa masuk oleh sopir kiriman keluarganya agar dia mau pulang. Dan disinilah dia sekarang dirumah megah keluarga Choi kesannya sangat elegan dan hangat, namun bagi Beomgyu tempat ini sangatlah dingin dan menyakitkan. Tolong ingatkan Beomgyu untuk menghajar sopir yang berani menarik tangannya hingga memerah, bahkan paman sopir kesayangannya saja tidak berani menyentuhnya sembarangan.
"Sialan" desisnya sembari menatap pergelangan tangannya yang kini memerah sempurna. Lalu perhatiannya teralihkan pada langkah kaki yang sedang menuruni tangga, matanya kini bertatapan langsung dengan lelaki paruh baya namun masih menawan dan berwibawa yang kini menuruni tangga sambil menatap Beomgyu sengit.
"Selamat malam tuan Choi, ada keperluan apa hingga beraninya anjing sialan anda itu menggeret saya kemari?" sapa Beomgyu begitu lelaki paruh baya yang bestatus sebagai ayahnya itu berdiri didepannya. Beomgyu terlalu hafal apa yang akan terjadi selanjutnya, ketika lelaki paruh baya tersebut menghembuskan napasnya dengan kasar.
plak
Dia sudah terlalu biasa sampai tamparan itu tidak berasa apa-apa lagi baginya hanya sebuah telapak tangan yang menyentuh pipinya. Beomgyu hanya menatap ayahnya dengan pandangan dingin, sedangkan tuan Choi merasa semakin emosi ketika melihat tatapan Beomgyu sehingga kembali menampar Beomgyu lebih keras dan mulai menjambak rambutnya.
"Malam ini temui kolega ku dan pastikan perjanjian kerja dengannya berjalan dengan lancar, jika kau berani berontak maka kau tau sendiri dimana tempatmu nantinya. Bawa dia keruangan yang sudak kusediakan dan pastikan dia tidak bisa kabur sampai kolega ku datang."
Para pria bertubuh besar itu mulai menggeret tubuh Beomgyu menuju ruangan yang berada diujung lorong, setelahnya Beomgyu dapat merasakan tubuhnya terhempas dengan keras. Lalu hanya menatap pintu yang nampaknya kini sudah terkunci dari luar, dia sudah terlalu sering masuk keruangan ini.
"Ck seharusnya aku menerima tawaran Soobin hyung dan Jeongin untuk mengantarku sehingga aku tidak akan berujung ditempat menjijikan ini" monolognya sembari melemparkan tasnya ke sembarang arah. Lalu dia hanya mendudukan dirinya dikasur king size yang berada tengah ruangan tersebut, kembali meraih tasnya hanya untuk mengambil sebatang nikotin lalu segera menyalakannya tanpa memperdulikan bahwa saat ini dia tengah berada didalam ruangan.
kring....kring....
Dering telepon mengalihkan perhatian Beomgyu lalu dia segerah meraihnya handphonenya yang tergeletak bersama dengan tasnya, lalu memutarkan bola matanya setelah membaca nama kontak yang menghubunginya. "Halo, ada apa? Ah tapi sebelum kau bertanya saat ini aku sedang dikurung seperti yang biasanya terjadi ketika aku diseret untuk kembali ke neraka ini."
"Apa aku pulang saja agar kau tidak diperlakukan seenaknya?"
"Tidak perlu hyung, aku baik-baik saja hanya dikurung. Lagipula jika kau kembali hanya untukku maka yang kena imbasnya juga aku yang disalahkan aku lagi, jadi lebih baik kau fokus pada pekerjaanmu terlebih dahulu setelahnya kau bisa kembali lagi."
"Kau yakin? Kalau begitu tunggu sampai aku menyelesaikan pekerjaanku, aku janji akan membawamu pergi dari tempat itu"
"Tenang saja hyung aku bisa menjaga diriku sendiri" meyakinkan orang yang dipanggilnya hyung diseberang telepon. "Hyung sepertinya kita tidak bisa melanjutkan percakapan ini, aku akan menghubungimu nanti" Beomgyu segera memutuskan sambungan teleponnya ketika mendengar kunci pintu yang dibuka lalu membuang puntung rokoknya kedalam pot didekatnya.
"Halo sayang, wah ternyata kau nampak lebih indah daripada yang kuduga"
Beomgyu hanya memperhatikan gerakan lelaki tua didepannya, mulai dari meletakkan kunci pintu ruangan kedalam saku jasnya dan juga meletakan tas kerjanya disamping meja dekat pintu. "Jadi apa mau mu laki-laki bau tanah?" tanya Beomgyu yang diadiahi kekehan oleh lelaki yang kini mulai mendekati Beomgyu.
"Tentu saja menikmati tubuhmu sayang" ucap lelaki itu sambil mulai mengukung Beomgyu dan menjilati daun telinganya. "Kurasa lubang surgawi mu sangat nikmat" lanjutnya yang kini menahan pergerakan Beomgyu dan mulai mencium paksa bibir Beomgyu.
Beomgyu tidak melawan namun tidak juga menikmati, hal ini sudah sangat biasanya untuknya. Ayahnya menjual tubuhnya hanya untuk sebuah saham yang tidak seberapa itu, entahlah dia tidak ingin orang lain mengetahui penderitaannya bahkan hyungnya yang baru saja menghubunginya. Dia merasa terlalu kotor untuk disayangi oleh seseorang, dia benci disentuh sembarangan tetapi ayahnya malah menjual tubuhnya.
Beomgyu tersentak saat merasakan sesuatu memaksa masuk dilubang analnya lalu menyadari bahwa dirinya kini sudah sepenuhnya telanjang, air mata Beomgyu mulai menetes merasakan perih dibawah sana. Namun dia tentu saja tidak akan diam, ingat dia tidak suka sembarang orang menyentuh tubuhnya.
"Hei tua, bukankah ini terlalu awal untuk permainan inti?" tanya Beomgyu sambil mecoba menahan rintihannya. Lelaki tua itu menatap Beomgyu bertanya, lalu sedikit menjauhkan tubuhnya melepaskan penisnya yang tadi hendak memasuki lubang anal Beomgyu.
"Malam ini masih panjang" ujar Beomgyu menggoda sembari meremas kepala penis pria tua tersebut, lalu dia menarik pria tua tersebut sehingga terlentang di kasur. Lalu berjongkok didepan penis pria tua tersebut, mengelus penis pria tersebut dengan satu tangan sedangkan tangan satu meraih tas dan mengambil sebuah jarum suntik.
"Kau sudah siap melihat surga? Atau mungkin neraka?" tanya Beomgyu namun pria tua tersebut hanya menikmati permainan tangan Beomgyu dipenisnya. Beomgyu menyeringai melihatnya lalu dengan cepat menancapkan jarum tersebut ke paha pria itu dan setelahnya berdiri dengan senyum jahatnya setelah melihat wajah shock lelaki tua tersebut.
"Selamat tertidur selamanya" ucap Beomgyu setelah melihat pria tua tersebut menutup matanya dengan mulut yang menganga lebar. Suntikan tadi hanya berisi cairan racikan dari tumbuhan Deadly Nightshade dan beberapa tumbuhan beracun lainnya yang diracik oleh Beomgyu sendiri dan dia selalu membawanya didalam tas.
Beomgyu memungut pakaiannya lalu segera memakainya dan kini beralih ke koper yang dibawa oleh pria tua tadi, seringaian muncul di bibirnya kala melihat bahwa koper tersebut hanya koper biasa tanpa pengaman apapun. Sesuai dugaannya didalam koper tersebut terdapat sejumlah uang dan surat, Beomgyu mengambil surat tersebut dan kembali menuju pria tua yang kini terbaring kaku.
"Oke pekerjaan ku selesai" ucapnya ketika berhasil membuat pria tua itu memberikan cap jempol pada surat tersebut tentunya dengan tinta darah pria tua tadi, menaruh kembali surat tersebut kedalam koper setelah mengambil uang yang dirasa cukup dia menutup koper tersebut. Lalu membuka pintu dengan kunci yang didapatnya dari jas pria tua tadi, setelahnya langsung melempar koper yang dibawanya keatas meja tepat didepan ayahnya.
"Saya permisi tuan Choi" ucapnya lalu berjalan keluar dari mansion tersebut, setelah sampai didepan pintu ia menilisik kesamping kanannya dan menyeringai. Lalu dia berjalan dengan cepat menuju bagasi mobil yang berada di sayap barat mansion tersebut mengambil suntikan lainnya dari dalam tas lalu segera menancapkan ke leher seseorang yang sedari tadi tengah mengelap mobil mewah didepannya.
"Kau membuat pergelangan tanganku memerah, maka lihatlah lehermu yang akan memerah ini juga"
Setelah memastikan sopir yang tadi menyeretnya tidak bernapas Beomgyu menggeser tubuh yang sudah kaku itu membiarkannya tergeletak begitu saja lalu dengan cepat masuk kedalam mobil yang tadi sedang dipoles dan melajukannya kencang meninggalkan mansion bagaikan neraka tersebut.
Hola! Mohon dukungannya, thanks!
KAMU SEDANG MEMBACA
life flaws, like a song.
Fiksi Penggemarno description could fit with this story cause it's just came up straight from my brain if you want to read just read it. note: - judul chapter tidak sesuai dengan isi. - judul chapter dibuat berdasarkan lagu apa yang pertama kali aku denger waktu n...