chapter 1

185 23 0
                                    

   '𝘙𝘢𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘮𝘦𝘩𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢...'

.

.

.

.

.

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Pagi ini kim dokja hendak pergi bekerja seperti hari biasa nya, tak ada yang spesial keluar dari apartemen nya. Dengan memakai seragam kerjanya

Berjalan di sepanjang jalan, tak ada yang aneh orang orang berlalu lalang. Bekerja, sekolah ataupun bermain dokja tak terlalu peduli dengan hal itu dirinya masih fokus menatap ponsel nya membaca setiap kata yang ada di layar benda pipih itu.

Novel favorit nya, kim dokja tak akan pernah melewatkan chapter baru dari novel itu, novel itu bagaikan hidupnya sendiri.

Dokja berjalan melewati sungai dirinya masih fokus dengan ponselnya namun, tiba tiba langkahnya berhenti ia mengalihkan atensi novelnya kepada seorang anak kecil yang sedang berdiri di tepi sungai nampak tak ada yang aneh dari itu. Dokja berpikir mungkin hanya bocah yang bermain main

Namun sedetik kemudian dirinya tersentak kala melihat bocah itu menceburkan dirinya sendiri ke sungai dengan aliran deras, entah keberanian dari mana, kedua kaki dokja dengan segera berlari dan segera masuk ke sungai meninggalkan tas kerja dan ponselnya di tanah.

"PUAH!!" Dokja terengah engah kala kembali ke daratan pakaiannya basah dan lengan kirinya mencengkram bocah itu yang juga basah kuyup

"Uhuk!.... Uhuk!" Anak itu terbatuk batuk, mengeluarkan sisa air dari mulut dan hidungnya. Membuat dokja mengalihkan pandangannya

"Hei nak kau baik baik saja?" Tanya Dokja dengan nada khawatir, padahal yang harus ia khawatirkan adalah pakaian kerjanya yang basah, bagaimana mungkin ia pergi kerja dengan keadaan basah kuyup kan?

"Uhuk!... Aku tak apa... " Kata bocah itu sambil mengelap wajahnya

"Syukurlah...."

"Ck, paman kenapa menggagalkan rencana ku sih?" Bocah laki laki itu berdecak kesal, dokja yang mendengar itu entah kenapa kesal juga

"Apa kau bodoh? Itu percobaan bunuh diri" Kata dokja dengan kesal sembari berusaha mengeringkan pakaiannya, walau ia tau kalau itu percuma

"Kan memang... " Gumam bocah itu

Dokja tersentak, maksudnya anak ini berusaha bunuh diri!?

'Dasar anak gila'batin dokja agak geram

"Sudahlah... Makasih paman, setidaknya paman menolong ku" Kata bocah itu sambil menatap dokja

Wajah anak itu, menurut dokja seperi anak yang Depresi berat.(jangan mau ketipu) seperti wajah yang sudah lelah ada di dunia ini, dan entah kenapa dokja teringat dengan dirinya yang dulu

The Hidden GuardiansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang