Chapter 6

67 10 4
                                    

.

.

.

.

.

.

.

.

🐰🐰🐰

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🐰🐰🐰



Dan di sinilah, jiwoo duduk sendirian di tepi rel kereta, merenungkan pikirannya agar dia tidak gila.

'Kira kira pak tua itu selamat tidak ya? Kalau soal dua jalang itu I don't care' batin jiwoo, bukanya khawatir kalau sang ayah selamat atau tidak, yang dia pikirkan cuman kalo ayahnya selamat dia akan balas dendam

Udah sih itu saja-

"Jiwoo, kenapa sendirian?" Dokja pria itu tiba tiba datang dan duduk di sebelah jiwoo, memperhatikan mimik wajah dari entitas yang lebih muda itu

Jiwoo memeluk kedua lututnya, tidak ingin menatap mata dokja yang menurutnya cantik itu

"Tak ada..."

Dokja menghela nafas "kalau tidak ada kenapa kau cemberut, tidak Meroasting, atau bahkan membicarakan orang yang kamu tidak sukai"

dokja sudah tau, jika jiwoo membicarakan orang lain yang tidak ia suka atau mengomentari segala hal dengan pedas berarti jiwoo dalam keadaan baik baik saja

Tapi kalau jiwoo diam dan hanya merennung, berarti ada yang salah dengan anak itu

"..." Jiwoo tetap diam memeluk lututnya

"Huh, kau tau kamu bisa memberitahu ku apapun itu jiwoo...aku akan terus bersama mu oke? Beri tahu aku jika kau perlu sesuatu"dokja berdiri dan menepuk celana nya kalah melangkah pergi, memberikan jiwoo ruang untuk berpikir

'...hyung benar benar sesuatu' Batin jiwoo menatap kepergian dokja

'Hanya dia yang benar benar peduli..ya hanya dia...'  Jiwoo menatap sebuah semut

'Dunia sudah berubah, dan hanya Hyung yang tau apa yang akan terjadi nanti...'

'Hyung sangat berarti untuk ku..kalau begitu aku akan memenggal kepala siapapun yang berani memegang Hyung dengan tangan kotor nya'

'Aku pasti bisa melindungi nya...pasti'

.

The Hidden GuardiansWhere stories live. Discover now