2: The Beginning

402 60 7
                                    

Angin yang berhembus membuat rambut panjang Krystal sedikit berantakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angin yang berhembus membuat rambut panjang Krystal sedikit berantakan. Gadis itu menutup matanya, menikmati udara segar di pagi hari dari tanah kelahirannya. Beberapa hari telah berlalu sejak dirinya terbangun dengan raga yang berbeda, kini gadis itu telah berada di Jakarta. Kepindahan gadis itu ke Jakarta tidak dilakukan sendirian, Denise pun ikut menemaninya setelah berhasil membujuk orang tuanya untuk ikut bersama Krystal.

"Cepetan, nanti telat!" Krystal menepuk bahu Denise yang sedang fokus mengendarai motornya di jalanan Jakarta yang cukup padat. Sejak tadi pagi gadis itu tidak hentinya menggerutu kesal kepada Denise, karena pemuda itu terlambat bangun yang menyebabkan mereka berangkat sekolah sedikit terlambat. Padahal hari ini adalah hari pertama mereka sebagai murid baru di SMA Airlangga.

"Iya bawel! Lo ga liat di depan penuh kendaraan? Lo mau gue terbangin motor ini, hah?" Ujar Denise yang mulai ikut kesal.

Krystal kembali menepuk bahu Denise, kali ini sedikit lebih kencang. "Ini semua gara-gara lo yang telat bangun! Kebo kok dipelihara!"

"Iya iya! Maaf maaf! Biasanya juga kita berangkat telat lo ga masalah!" Ujar Denise nyolot.

Krystal menghela napas. "Masalahnya ini hari pertama kita jadi murid baru, tolol!"

"Udah udah! Tuh liat udah rada kosong di depan, pegangan gue mau ngebut!" Denise mengendarai motornya dengan kecepatan penuh, membuat Krystal mengeluarkan sumpah serapah kepada pemuda itu.

Kedua bersaudara itu tiba di SMA Airlangga dengan tepat waktu, walaupun nyaris terlambat karena satpam telah berjaga di depan dan bersiap untuk menutup gerbang sekolah. Krystal turun dari motor dengan menghentakkan kakinya, emosinya kepada Denise sudah tidak dapat ditahan. "Lo mau ngajak gue mati muda, hah?!"

"Cowok emang serba salah! Katanya ga mau telat tuan putri?" Denise mengacak rambutnya asal, yang membuat beberapa siswi di sekitarnya memekik tertahan.

Krystal mencubit lengan pemuda itu, sebelum akhirnya pergi meninggalkan Denise di parkiran sendirian. Sebenarnya Krystal sedikit risih karena banyak pasang mata yang menatap mereka sedari tadi.

"Woi bocil, tungguin!" Denise bergegas mengejar langkah Krystal dengan langkah lebar.

Tidak sulit bagi Krystal untuk menemukan lokasi kelas barunya, karena gadis itu telah membaca informasi tentang sekolah ini termasuk mempelajari denah sekolah melalui website resmi SMA Airlangga. Krystal dan Denise ditempatkan di kelas yang berbeda, sesuai dengan keinginan orang tua mereka. Krystal di kelas 11 IPA-1 sedangkan Denise di kelas 11 IPA-2.

Krystal memasuki kelas dengan tenang tanpa beban, seolah sudah lama menempati kelas itu. Semua penghuni kelas menatap kedatangan gadis itu dengan lekat, beberapa orang bahkan secara spontan mengeluarkan pujian dan kekagumannya kepada Krystal. Pesona Krystal memang tidak bisa diragukan, gadis itu terlihat cantik dan sexy secara bersamaan.

Krystal mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas, matanya tertuju kepada kursi kosong di pojok paling belakang. Tanpa pikir panjang gadis itu bergegas menuju kursi itu.

Krystal: The VengeanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang