Chapter V Patah Hati

183 12 5
                                    

Pukul 10 tepat semua cast Pit Babe sudah berkumpul di studio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 10 tepat semua cast Pit Babe sudah berkumpul di studio. Mereka akan syuting Episode 2 hari ini. Phi Peter memberikan instruksi sedangkan para cast mendengarkan dengan seksama. Pon sejak masuk ke studio tidak sedikitpun melihat ke arah Sailub yang ketempelan Nut tidak jauh dari tempatnya duduk. Sungguh malas melihat tingkah Nut yang ganjen menyebalkan. Mata Pon rasanya sudah seperti iritasi saja. Setelah selesai memberikan instruks, Phi Peter memberikan waktu bagi para official Couple terutama main lead dan second lead untuk membangun chemistry.

Pavel dan Pooh mencari tempat di sudut studio di dekat tangga. Sailub mendekati Pon dan menanyakan dimana mereka akan berlatih. Pon melihat Sailub sekilas lalu mengangkat bahu, menyiratkan bahwa ia tidak punya ide. 

"Haruskah kita mencari tempat di luar studio?" tanya Sailub.

"Haruskah? Apakah sahabatmu tidak apa - apa jika kau tidak kelihatan olehnya barang sedetik saja", sarkas Pon. Sailub tertegun. Ia sebenarnya merasa tidak nyaman mendengar kalimat yang dilontarkan Pon, namun ia menyadari bahwa kalimat itu ada benarnya juga. Sailub terdiam.

"Pasti dia akan tantrum", jawab Pon memutar bola matanya menunjukkan ekspresi lelah dengan fenomena itu. Ia berjalan ke sudut lain studio dan duduk di kursi dengan meja yang lumayan besar. Ada dua kursi lagi disitu jadi ia berpikir Sailub bisa duduk di sana tanpa ia beritahu. Sailub mengikuti Pon. Ia duduk di kursi lain di depan Pon. Sebenarnya ada satu kursi di sebelah Pon namun ia memilih yang bersebrangan dengan Pon supaya ia bisa melihat wajah Pon.

" Episode ini kurasa agak banyak dialog kita, Pon."

"Hmmmm....", jawab Pon tanpa melihat Sailub. Pandangannya tetap terpaku pada script. Ia mulai membaca dan sesekali memejamkan mata sambil komat - kamit menghafal. Sailub melirik Pon dan merasa gemas dengan tingkah Pon. Ia cukup membaca berulang - ulang dan mencobanya tanpa harus memejamkan mata sambil komat - kamit seperti Pon. Tapi itu lucu menurutnya. 

"Pon. Apakah kamu pulang sendiri semalam?"

"Hah?"

"Aku melihatmu melewati mobilku semalam."

"Oh. Benarkah?" Pon berpura - pura tidak tahu. Sailub menghela napas beratnya namun ia berusaha tidak menampakkan kegalauannya. Meski demikian Pon melihat gejala itu namun ia hanya terdiam tanpa ingin berkomentar. 

Pon masih dongkol dengan kejadian semalam di parkiran. Sakit rasanya melihat SaiNut berciuman di mobil. Sebenarnya dari awal ketika melihat kedekatan mereka, ia sudah mulai memasang benteng tinggi. Ia berusaha meminimasi interaksi dengan Sailub meski ia menyukainya. Ia tidak mau kecewa berpura - pura menganggap kedekatan mereka sebagai sahabat. Namun karena Sailub partner kerjanya mau tidak mau ia harus tetap berurusan dengannya. 

"Pon. Kita coba scene ketika kau melamar di bengkel Alan?" 

"Krub."

Sailub dan Pon mengulang adegan itu beberapa kali sambil menghafalkan dialog. Beberapa kali Sailub meminta Pon untuk rileks karena sepertinya Pon agak tegang. Ia juga bingung bagaimana membobol benteng pertahanan Pon yang sangat tinggi. Ia sudah berusaha mengajak ngobrol dan mencairkan suasana ketika mereka sedang berdua supaya chemistry diantara mereka tetap terjaga. Phi Peter dan juga Papa Tony mengatakan bahwa magnet mereka sangat kuat. Ia tidak ingin menghancurkan itu karena Pon merasa tidak nyaman dengannya. Sailub merasa ada sesuatu yang tidak ia ketahui yang mempengaruhi mood Pon sejak beberapa waktu yang lalu ia perhatikan. Tapi apa? Ia juga bingung karena Pon susah diajak komunikasi secara terbuka. 

Oh my Pon...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang