Chapter IV Salah Paham

161 11 5
                                    

Halo teman-teman, update lagi yah....

Banyak postingan kebersamaan Nut dan Sailub bikin kacau ship Saipon si menurutku. Jadi gemes nih. Oke kita kanjut kisah Saipon yuuuk....


Semua member Pitbabe sudah datang dan bersiap-siap untuk lathan. Mereka akan mengikuti kegiatan workshop membaca script dan mendalami karakter serta berlatih adegan-adegan yang harus dimainkan. Semua sudah membawa sript yang dibagikan Phi Peter dan mereka mulai mencari tempat nyaman untuk berlatih. Ada yang berkelompok 3, 4, 2, dan ada yang sendiri. Pooh, Pavel, Michael dan Benz duduk dilantai studio, mereka berlatih bagian-bagian mereka. Top Ten, Pop, dan Garfield mojok bertiga, Nut? Tentu saja menempel Sailub dengan sesekali pamer kedekatan dengan skinship noraknya. Ping dan Lee mojok berdua diujung kiri studio, dan Pon duduk di kursi di sudut kanan berlatih sendiri. 

Pon sesekali melirik ke arah Sailub yang asik dengan Nut. Kadang-kadang ia memergoki Nut menyentuh lengan Sai, memukul-mukul manja pundak Sai sambil tertawa-tawa memuakkan. Lama-lama Pon tidak tahan. Ia memindah kursinya supaya tidak melihat SaiNut dan fokus pada scriptnya. Tanpa diketahui Pon, Sailub yang sejak tadi mencuri-curi pandang ke arah Pon, kecewa melihat Pon memindah kursinya memunggunginya. Ia tidak dapat melihat wajah Pon yang tampan namun menggemaskan ketika serius berlatih membaca script. Tak terasa, sudah dua jam mereka berlatih dengan membaca script saat Phi Peter memanggil semua cats untuk berkumpul membentuk lingkaran di tengah studio.

"Untuk episode 1 kita akan review peran masing-masing, ok?" Phi Peter memulai instruksi.

"Khub Phi", jawab cast serentak.

"Oke, Scene 1, Pavel Pooh, adegan di kloset. Siap ya!" perintah Phi Peter kepada Pavel Pooh untuk bersiap.

Adegan demi adegan di tampilkan sampai waktu menunjukkan pukul 10.00 malam. Crew sudah menyiapkan makan malam dan Phi Peter menyuruh para cast untuk makan sebelum pulang. Pitbabe boys dengan suka cita menghambur ke meja dan mengambil makanan masing-masing. Mereka makan sambil berceloteh dan bercanda satu sama lain. Hanya Pon yang kurang bernafsu makan. Selain sudah terlalu larut, ia juga segera ingin pulang saja mandi dan istirahat. Tapi ia tidak bisa begitu saja pulang, akhirnya dengan terpaksa ia makan bergabung dengan Pavel dan Pooh yang sejak hari pertama shoot Boys Journey sudah nempel tak terpisahkan. Pavel Pooh menyambut Pon dengan hangat. 

"Sini, Pon. Makan?" tawar Pooh. Pon mengangguk tersenyum tipis.

Pon, Pooh, dan Pavel asik makan sambil berceloteh dan bercanda. Labih tepatnya Pooh dan Pavel karena yaah..Pon kembali tenggelam ke dunianya yang terisolasi. Dari kejauhan, Sailub mengamati gerak - gerik Pon dengan diam - diam. Dia juga merasa tidak enak jika aktivitasnya mengamati Pon tertangkap Nut. Ia tidak ingin sahabatnya itu ngambek. Kalau sudah ngambek beuh....bisa berulah di luar nalar itu si Nut.

"Kids. Setelah makan kalian bisa istirahat na. Have a nice sleep ya semua" teriak Phi Peter yang disambut dengan riuh kegembiraan karena hari yang panjang dan melelahkan sudah berakhir.

"Ingat, ya. Besok jangan telat. Jam 10 sudah harus kumpul di sini", sambung Phi Peter.

"Khub, Phi", jawab cast serempak, kecuali Pon. Dirinya sudah terlalu lelah dengan sikon fisik dan batinnya. Ia ingin segera mandi dan tidur. Maka, ketika semua masih berbasa - basi satu sama lain, ia sudah meluncur ke tempat parkir tanpa mempedulikan sekitarnya. 

Pon masuk ke dalam mobil dan duduk sejenak memegang setir sambil memejamkan matanya, merasakan penat tubuhnya. Lalu ia meghembuskan nafasnya kasar. Ia masih kesal rupanya. Ketika ia akan menyalakan mesin mobilnya, ia melihat Sailub dan Nut yang berjalan ke mobil yang ternyata di parkir di depannya. Ia tidak segera menyalakan mesin namun mengamati mereka dari dalam mobilnya yang berkaca gelap.

Pon dapat melihat Nut masuk dan duduk di kursi penumpang dan Sailub di kursi pengemudi. Mereka tampak berbicara sebentar dan kemudian Nut tertawa terbahak - bahak sepertinya Sailub mengucapkan sesuatu yang mendongkrak moodnya? Atau karena ia memang seperti itu. Lebay. Namun setelah beberapa saat, Pon dibuat shock karena Nut mencium Sailub. Memang ia tidak bisa memastikan apakah Nut mencium Sailub atau melihat sesuatu di mata SAilub dan membantu menghilangkannya karena hanya kepala Nut yang menutup wajah Sailub dan lagipula jarak mereka dengan mobilnya juga lumayan jauh. Meskipun begitu, tetap saja membuat mood Pon semakin anjlok. Ia sangat frustasi menghadapi perasaannya itu. Ia sangat marah meski ia tahu ia seharusnya tidak. Ia tidak berhak. "Siapa dia?" batinnya. 

Dengan kesal Pon menyalakan mesin mobilnya dan melesat pulang, melewati mobil Sainut yang masih diam disana. Ia dapat melihat ekspresi terkejut Sailub dari dalam mobilnya karena cahaya lampu dari mobilnya. Ia tidak peduli lagi. Ia hanya ingin pulang dan menangis mungkin. Tapi mengapa ia harus menangis? Sungguh tak berguna! Sesampainya di condonyapun Pon langsung mandi dan tidur. Tapi sungguh angsat...ia tidak bisa tidur. Matanya malah melotot sempurna. Insiden ciuman sainut di dalam mobil melintas lagi di matanya. Pon geram. Ia memukul - mukul kasur dengan bantalnya dan berteriak keras. Ia sungguh dongkol. 3 jam matanya melotot sambil otaknya overthinking, membuat skenario yang paling memungkin dari adegan Sainut di parkiran tadi. Dan ketika jam digital di nakasnya memperdengarkan bib bibnya 2 kali (jam 2 pagi) ia mulai lelah dan akhirnya tertidur.

***

Oh my Pon...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang