Bab 2

120 18 1
                                    

Mentari telah menyapa kota jogja yang artinya pagi hari telah datang di kota jogja kota para pelajar itu dan sinarnya sudah menembus jendela jendela rumah di sana

Salah satunya di jendela kamar kos yang di isi oleh empat pemuda rantau yang membuat salah satu dari mereka terbangun dari lelapnya dan memilih untuk duduk di tepi ranjangnya terlebih dulu

Dion memandangi orang yang tidur di sebelahnya dan pandangan itu adalah pandangan kekesalan ia tidak tidur nyenyak malam ini karna dengkuran orang di sebelahnya, Rengga.

"Tai lah" Dion bangkit perlahan lalu menuju kamar mandi di kamar itu untuk mencuci mukanya agar terlihat segar

Dion pun memasuki kamar mandi yang sekaligus toilet itu dan di saat yang bersamaan salah satu dari mereka juga bangun, Gunawan.

Yang langsung bangkit dan bergerak meregangkan tubuhnya lalu melihat sekeliling kamar dan melihat kalau Dion sudah tidak ada di tempat tidurnya dan Gunawan langsung berpikir mungkin anak itu ada di kamar mandi

Dan benar saja tak lama Dion keluar dari kamar mandi dengan wajah yang di penuhi bulir air karna membasuh wajahnya

"Udah bangun kau"

"Belom, udah tau nanya lagi"

Dion memutar bola matanya malas "Iya kan basa basi aja" Lalu Dion beralih mengambil handuk dari tasnya dan mengelap wajahnya

"Lebih ke pertanyaan bodoh itu" Gunawan melangkah masuk ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya dan Dion dirinya membuka pintu dan melihat suasana luar

Dion menarik nafasnya menghirup udara pagi yang segar dari kota jogja kota yang menjadi impiannya dari dulu

Lalu Dion mendudukan dirinya di kursi yang ada di depan kamar dirinya memandangi para anak anak kos yang berlalu lalang di sana

"Eh di kamar sebrang nomor 21 ada cewe geulis pisan euy, kira kira dia udah keluar belom"

"Kimaknya ini"

Dion di kagetkan dengan Thompson yang tiba tiba saja menepuk pundaknya "Santai atuh" Thompson ikut mendudukan dirinya di sebelah Dion "Gunawan mana" Thompson menaruh secangkir kopi di atas meja

"Di kamar mandi dia itu, belum keluar rupanya"

"Belum tuh"

"Palingan berak dia itu makanya lama" Dion pun mengambil secangkir kopi yang di bawa Thompson tadi dan meminumnya "Manis kali kopi mu ini" Protesnya

"Udah engga bilang bilang protes pulak" Celoteh Thompson sembari memukul tangan Dion yang baru saja meletakan cangkir kopinya "Ya maaf" Lalu Dion kembali memandangi halaman kos

"DUAR!"

"Aaahk, kelapa ayam terbang"

"Ya tuhan"

Gunawan tiba tiba saja keluar dari kamar dan berteriak mengangetkan kedua teman temanya itu "Lihatlah perbedaannya ini" Gunawan mengejek perbedaan tingkah dan perkataan temannya saat kaget

"Kimak memang orang orang di kos ini ya hobi kali ngagetkan orang" Dion merasa geram dengan tingkah Gunawan dan melayangkan tangannya mencoba memukul pinggang Gunawan

Namun sayangnya tidak kena karna Gunawan dengan cepat menghindar "Yehh, engga kena" Gunawan malah semakin mengejek Dion dan Dion ia akhirnya hanya menghela nafas dan berharap semoga dirinya bisa bertahan di sini

"Kami udah biasa coba biasakan diri mu ya" Thompson menepuk punggung Dion dan menatap wajah Dion yang sepertinya tertekan

"Eh Rengga mana"

"Masih jadi kebo tuh" Lalu Gunawan memilih untuk duduk di lantai karna kursi itu hanya cukup untuk dua orang dan tanpa meminta izin dirinya meminum kopi milik Thompson

Tapi Thompson hanya diam dan menoleh ke arah Dion yang ternyata sudah menatapnya lebih dulu "Kan udah di bilang, udah biasa" Thompson paham dengan tatapan dari Dion

"Pahit tapi enak" Ucap Gunawan sembari menaruh kembali cangkir itu di meja "Apanya yang pahit manis itu" Protes Dion "Emang semua lidah sama, tapi keknya memang lidah mu yang aneh" Dion ingin berteriak rasanya, Gunawan benar benar membuat kesabarannya hampir habis.

"Huahhhh" Rengga keluar dari kamar dengan mulut yang menganga karna menguap "Pada wes tangi" Rengga pun juga ikut duduk di lantai dekat dengan Gunawan

"Si kebo baru bangun"

Baru saja bangun Rengga sudah mendapat ejekan dari Gunawan yang memang nampaknya itu sudah kebiasaannya atau mungkin kebutuhannya?

"Koe tak apain yak biar meneng" Rengga menoyor kepala Gunawan "Kasih gue dua ratus tujuh puluh satu triliun deh biar diem" Permintaan yang tidak masuk di akal dan pasti tidak akan pernah bisa di kabulkan oleh anak kos pengangguran.

Rengga mendekatkan wajahnya ke telinga Gunawan "NGAWUR!" Rengga sedikit berteriak di sana membuat sanh empu kaget dan menatapnya tajam

"Brengsek lo ya" Gunawan memegangi telinganya yang di rasanya berdengung setelah Rengga berteriak di sana, Thompson dan Dion keduanya tertawa melihat kejadian itu hanya Rengga yang bisa melawan Gunawan tapi sebenarnya itu tidak selalu berlaku.

"Eh nanti jalan jalan yuk" Ajak Thompson tiba tiba

"Jalan jalan kemana"

"Ya kemana aja asal jalam jalan"

"Aku ada ide, keliling kota aja Dion kan belum pernah" Ucap Gunawan memberi masukan "Ide mu biasa aja" Ketus Rengga yang merasa ide Gunawn kurang bagus

"Tapi boleh sih kan aku baru di sini" Gunawan tersenyum karna Dion menyetujui idenya "Nah" Serunya "Iya boleh juga itu Ngga" Dan Thompson juga setuju dengan ide Gunawan

"Yehh pada setuju sama ide gue"

"Engga jelas koe kadang pake aku kadang pake gue"

"Terserah gue dong"

"Yowes mangkate bar ashar, gimana" Akhirnya Rengga juga menyetujui ide Gunawan dan mengajak ketiganya untuk pergi setelah waktu ashar

"Siap ketua" Jawab Thompson dan Gunawan secara bersamaan namun berbeda dengan Gunawan dan Thompson, Dion dirinya malah terdiam dan mengggaruk tengkuknya

"Rengga bilang nanti berangkatnya habis waktu ashar"

"Ouh, oke oke" Setelah beberapa saat Gunawan paham kalau Dion tak mengerti apa yang di katakan Rengga dirinya pun langsung menterjemahkannya

"Ouh koe ora paham" Rengga memang sudah terbiasa menggunakan bahasa jawa dan kalau pun berbahasa indonesia logat jawanya pun masih menempel.

Dan setelahnya keempatnya melanjutkan obrolan mereka dengan canda dan tawa menghabiskan waktu mereka di pagi hari sambil menikmati satu cangkir kopi bersama dan membuat agenda untuk berkeliling kota jogja pada sore hari yang juga untuk menikmati hari mereka sebelum masuk kuliah pertama kalinya.


















HALO PASUKAN!

Terimakasih sudah membaca bab ini sampai akhir jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan cara vote dan juga komen ya biar authornya semangat, dan jangan lupa juga untuk baca "Dari Adek Untuk Abang" di forunazerrenaa di jamin ceritanya nyentuh bangettt!

Dan buat ceritanya aku usahain up seminggu dua kali

Disclaimer : Semua yang ada di cerita ini hanya karangan tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata!

I'll see you again later

-Sabtu, 18 Mei 2024




Pemimpi Di JogjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang