BAB 1

244 31 3
                                    

Jogja kota yang katanya menjadi impian banyak orang kota yang katanya juga menyimpan sejuta kenangan di dalamnya, banyak orang yang bermimpi untuk bisa hadir di kota ini namun apakah kota ini bisa mewujudkan mimpi dari seorang pemimpi yang tinggal di sana?




Bandara tengah riuh banyak orang berkeliaran di sana ada yang sedang menunggu jadwal keberangkatannya, ada yang baru saja turun dari pesawat, dan orang orang yang menjemput keluarga atau temannya yang baru menginjak kan kaki ke bumi jogja

"Mak Dion udah ke terima di sini dan pilihan Dion ada di sini jadi Mamak engga usah ngatur ngatur lagi" Telepon itu di matikan secara sepihak Dion merasa kesal dengan Mamaknya yang selalu saja ingin mengaturnya

Dirinya menghela nafas sejenak lalu kembali melangkahkan kakinya dan membenahkan tas yang di tentangnya di pundaknya juga kembali mendorong kopernya, Dion memandangi sekeliling bandara yang cukup ramai

Langkah Dion akhirnya terhenti di depan bandara dirinya memperhatikan kendaraan yang berlalu lalang di sana untuk mencari transportasi umum "Taxi" Taxi itu berhenti setelah mendapat panggilan dari Dion, Sopir taxi itu keluar untuk membantu Dion memasukan tas dan kopernya ke dalam bagasi

"Mari mas tak bantuin" Dion pun langsung memberikan koper dan tasnya ke sopir taxi itu untuk di masukan ke dalam bagasi dan setelah itu Dion langsung masuk ke dalam taxi dan tak lama juga di susul oleh sopir taxinya "Tujuannya kemana mas" Tanya sopir taxi itu

Dion langsung memeriksa saku di jaket yang ia kenakan dan mengambil secarik kertas dari sana dan memberikannya ke sopir taxi "Ini bang aku mau ke situ" Ungkap Dion lalu di balas anggukan oleh sopir

"Oke mas" Jawab sopir itu dengan nada yang medok, taxi itu pun mulai bergerak keluar dari bandara dan setelahnya di suguhkan lah pemandangan kota yang padat namun tetap terlihat damai

Dion memandangi kota itu dari balik kaca di bibirnya terukirkan senyum, jogja adalah kota impiannya sejak dulu dan betapa senangnya Dion ketika dirinya menyadari bahwa kakinya sekarang sudah menginjak kota jogja

Beberapa saat telah berlalu hingga taxi itu akhirnya berhenti di depan gerbang "Wes nyampe mas" Tutur Sopir itu yang setelahnya langsung keluar dari taxi untuk mengambil barang barang Dion di bagasi lalu setelahnya Dion juga turun dari mobil dan menunggu barang barangnya sembari dengan itu dirinya melihat bangunan yang cukup besar di belakang gerbang

"Ini mas barang barangnya" Sopir taxi itu memberikan koper dan juga tas Dion dan Dion langsung saja meraih koper dan tasnya lalu mengambil uang dari sakunya dan memberikannya pada sopir taxi itu "Kembaliannya ambil aja, sedekah" Ucap Dion lalu mulai melangkahkan kakinya

"Masnya kalo gini saya yang sedekah uang masnya kurang sepuluh ribu" Protes sopir taxi membuat langkah Dion terhenti dan menoleh ke arah sopir taxi

"Yaudah kalo gitu abangnya aja yang sedekah"

"Apes apes"

Sopir taxi membuka pintu mobil dan menutupnya dengan keras menandakan sopir taxi itu kesal pada Dion dan Dion sendiri dirinya langsung saja melanjutkan langkahnya dan menghentikannya tepat di depan gerbang

"Spadaa!"

"Permisi!"

Tampaknya sejauh ini tidak ada balasan dari panggilan Dion dan sebenarnya cukup sulit juga agar suaranya bisa di jangkau karna jarak gerbang dan gedung cukup jauh, Dion menggaruk tengkuknya dan terdiam.

Namun dalam beberapa saat diamnya Dion terusik karna suara motor yang berhenti di dekatnya dan tampaknya akan masuk ke dalam "Mas" Tegur Pria yang baru saja turun dari motor itu dan mendekat ke gerbang lalu menggeser gerbang

Pemimpi Di JogjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang