Chapt 06 | Bazar Misteri

58 17 42
                                    

Para murid berkeliaran di sekeliling sekolah menjual jualan yang telah mereka siapkan, begitupula kelas MIPA 5 mereka telah siap dengan jualan mereka yang menyediakan makanan seperti Takoyaki, hotdog kentang, odeng, sosis telur gulung, sosis bakar, serta minuman boba, minuman soda, dan jus buah.

"Kak, beli dong nganggur nih jualannya enggak ada yang mau beli daritadi" tawar Azika pada Nalendra yang sedang bertugas menjadi panitia.

Sebenarnya Azika juga ogah memanggil Nalendra dengan sebutan kak namun untuk menjaga kesantunannya ia terpaksa memanggil senior nya dengan sebutan yang seharusnya.

Nalendra berbalik, mendengar ada yang memanggilnya, ia sedikit mendongakkan kepalanya untuk melihat Azika yang sedang berdiri menatap nya tajam. "Berapa?" tanya nya.

"Lihat sendiri" perintah Azika sembari menunjuk brosur harga yang terletak di atas meja kecil.

Nalendra memerhatikan jelas berapa harga masing-masing jualan yang tersedia disana, harganya cukup murah untuk di beli murid-murid yang suka makanan simple tapi tidak mahal seperti jualan kelas MIPA 5, namun sayang sekali hanya sedikit yang membeli jualan mereka. Mungkin karena mereka mengambil stan yang tempatnya sepi, tetapi itu juga karena pilihan Azika dan yang lainnya tidak bisa menolak jika sudah Queen Of Galak itu yang meminta.

"Beli odengnya dua" Nalendra segera memberikan uang berwarna ungu itu kepada Azika, dengan sigap Azika mengambil makanan yang di pesannya dengan harga sebiji lima ribu rupiah.

Setelah Azika mengambil pesanan itu dan memberikan nya pada Nalendra, Alkhavian secara diam-diam mengintip mereka. Sungguh lebih seru jika ada Kayesha sekarang tapi dirinya sedang menjadi panitia juga di kegiatan bazar kali ini, jadi ia tak bisa ikut membantu temannya untuk berjualan.

"Ini siapa yang buat?" tanya Nalendra ketika Azika memberikan pesanan miliknya itu.

"Gue lah, rugi kalau cuma beli dua" ucap nya membanggakan diri.

Nalendra segera menaruh dua makanan yang ia beli itu ke dalam tas kecil miliknya, lalu pergi dari sana menghilang dari tatapan Azika.

Azika membuka mulutnya lebar, padahal ia sudah membanggakan diri didepan kakak kelasnya itu agar bisa dipuji. Tapi apa boleh buat? sifat kakak kelasnya yang satu itu sangat dingin layaknya es batu.

"Dih, semoga lo dapat yang gosong biar pahit. Mampus" ejek Azika memandangi Nalendra yang berjalan tanpa memerhatikan sekeliling nya.

"Ekhem, ekhem" sela Alkhavian dengan batuk yang di buat-buat.

"Apa lo?" tatap nya sinis pada Alkhavian.

"Baru laku lima biji Zi, kayaknya makanan yang lo bikin kurang menarik" ledek Alkhavian menampakkan wajah yang tidak merasa bersalah mengatakan hal itu.

"Ngaca, ngaca. Kue yang lo bikin aja mirip tai cicak gitu" ledek Azika tak mau kalah.

"Idih, kayak tai cicak gini tapi enak"

"Enak apanya, kecil gitu emang ada yang mau beli?" tanya nya kemudian mengambil kue yang telah di buat oleh Alkhavian, memang sangat mirip sekali dengan telur cicak dengan tekstur kue nya yang begitu lembut di baluti warna hitam dan putih warna khas tai cicak. Kue itu di masukkan ke dalam plastik berukuran besar lalu di jual dengan isian yang banyak dengan harga lima ribu.

"Ada lah, yang penting en-" belum sampai Alkhavian bicara tiba-tiba ada adik kelas yang mengunjungi stand mereka.

"Kak, kue ini berapa? lucu banget ya bentuknya" tanya Adik kelas itu sembari menunjuk kue yang di buat oleh Alkhavian.

Azika melotot, sangat heran dengan adik kelas yang membeli kue buatan Alkhavian, padahal bentuknya sangat jelek kenapa ia mau membeli makanan itu?

"Oh ini, lima ribu aja" jawab Alkhavian menatap wajah Azika yang masih heran.

LovhordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang