PROLOG

70 11 0
                                    

~CERITA INI DAPAT MEMICU TRAUMA~
Berhati-hatilah dalam memilih cerita untuk dibaca

"Riesha! Ariesha! Cepat bangun!" Ucap Archer si bocah berusia 5 tahun yang terlihat berantakan dan terdapat beberapa noda hitam di pipinya, dia perkata dengan paniknya sambil mengguncang tubuh seorang gadis kecil yang seusia dengannya.

"Archer cepat bangunkan yang lain juga!" Kata seorang anak laki-laki berusia 10 tahun bernama Harun, dia juga sama berantakannya dengan Archer. Dia terlihat sangat panik sambil mendekati beberapa anak anak yang lain, "Dimas! Syifa! Rizal! Luna! Cepat bangun!"

Ariesha bangun sambil mengucek mata lalu bertanya, "kenapa dibangunkan tengah malam? Apa madam marah?" Archer menggeleng lalu memeluknya erat.

Anak anak yang lain juga ikut bangun. Dimas yang baru berusia 6 tahun, Syifa dan Luna yang baru berusia 5 dan Rizal yang berusia 11 tahun perlahan bangun. Anehnya Meraka hanya membangun anak anak yang berada di satu ruangan ini saja.

Setelah berhasil membangunkan anak anak yang berada di kamar ini Harun langsung mengintruksikan agar mereka segera keluar, "cepat keluar dari sini!"

"Hah? Kenapa harus keluar? Apa madam ingin menyiksa kita lagi?" Tanya Rizal dengan raut wajah yang bingung sekaligus marah.

"Bukan! Sudah, pokoknya keluar saja." Harun berjalan di depan di ikuti oleh Archer dan Ariesha di barisan kedua.

Archer mengangguk mengisyaratkan agar mereka bisa mengikuti Harun. Dapat terlihat wajah Rizal yang terlihat enggan tapi tetap mengikuti mereka. Luna berlari ke depan menyamakan langkahnya dengan Harun, sedangkan Dimas dan Syifa berjalan di barisan paling belakang.

Saat ini mereka sedang berada di ruang tamu, awalnya mereka berjalan bisa bahkan Rizal masih mendebatkan beberapa hal dengan Harun. Atau lebih tepatnya bukan Harun dan Rizal yang tengah berdebat, tapi Rizal yang secara terus menerus bertanya pada Harun tentang beberapa hal dengan nada marah namun Harun tidak menjawab dan terus memimpin untuk tetap pergi keluar.

Rizal tiba-tiba mengatakan sesuatu, "ah, sial kenapa bangunan ini tambah panas saja." Ucapnya di sela sela ocehan penuh kemarahannya sambil mengibaskan bajunya untuk menghilangkan rasa panas yang ada.

Tanpa sadar rupanya dibelakang mereka terdapat sebuah kobaran api yang cukup besar. Setelah hampir sampai di ambang pintu, secara tiba-tiba terdengar seorang anak laki-laki yang berteriak dari belakang sana di ikuti dengan teriakan-teriakan yang lainnya. Harun dan yang lainnya menoleh ke belakang dan betapa terkejutnya mereka ketika melihat dua orang anak di antara 4 orang anak yang tengah berlari mendekat secara tiba-tiba terbakar. Madam dan Tuan yang tengah berada di atas juga terdengar berteriak.

Dimas, Rizal, Ariesha, Luna dan Syifa tentu saja berteriak ketakutan. Lain halnya dengan Harun yang justru menatap marah ke arah anak anak yang mencoba berlari ke arah pintu, sedangkan Archer hanya memeluk Ariesha agar anak itu tidak melihat hal yang tengah terjadi itu. Harun langsung menarik tangan Luna agar segera keluar bangunan ini. Harun menggunakan kain lap untuk membuka pintu. Tanpa pikir panjang mereka keluar dan mengabaikan anak anak yang terpanggang di dalam.

Mereka terus berlari tanpa henti. Setelah terasa sudah cukup jauh mereka di kagetkan dengan sebuah ledakan yang cukup besar. Mereka menduga ledakan itu berada dari bangunan panti yang tengah terbakar itu.

SECRET STORY {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang