....
London - March 2023
Babe baru saja turun dari pesawat beberapa menit yang lalu, berjalan santai sembari mendorong sebuah koper besar di sisi kirinya sedangkan maniknya yang terbingkai kacamata hitam mengedar ke sekeliling dan menatap penuh kekaguman.
Ini adalah pertama kalinya Babe ke luar negeri. Meskipun terlahir dan tumbuh di keluarga kaya raya, tetapi Babe bukan tipikal yang suka bepergian dan jalan-jalan ke luar negeri seperti anak konglomerat pada umumnya. Ia lebih suka menghabiskan waktu untuk belajar membuat kue ataupun sekadar jalan-jalan di negeri sendiri yang menyimpan berjuta-juta pesona alam luar biasa.
London dan Bangkok memiliki suasana yang berbeda. Walaupun sama-sama kota besar, tetapi Babe bisa merasakan perbedaan suasana yang begitu mencolok. Jika Bangkok sangat jelas menunjukkan gedung-gedung pencakar langit juga kemacetan yang sudah seperti makanan sehari-hari, maka London justru menampilkan sedikit gedung pencakar langit, tetapi menampakkan bangunan berarsitektur yang khas seperti yang Babe lihat di film-film.
Selain itu, laju kendaraan di London benar-benar teratur dan rapi. Hampir tidak ada kemacetan jalan karena banyak orang yang memilih untuk berjalan kaki atau mengendarai sepeda biasa.
"Tunggu aku, Babe!"
Terkesiap dari rasa kekagumannya, Babe menghentikan langkah. Ia menoleh ke belakang dan terkekeh ringan saat melihat May kesusahan mendorong koper besar dengan tubuhnya yang mungil.
"Hahaha~ Sudah kubilang, 'kan? Bawa saja koper yang sesuai dengan size-mu. Salahmu sendiri yang masih saja keras kepala mau membawa koper besar seperti ini."
"Hello! Kita sedang di Eropa. Sangat disayangkan kalau tidak menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan dan mengambil gambar di baerbagai tempat Babe. Aku sengaja membawa banyak baju karena aku ingin membuat vlog nanti. Jangan lupa juga! Kau harus memperbarui kontenmu supaya tetap eksis di industri ini."
Apa yang dikatakan oleh May ada benarnya juga. Oleh karena itu, Babe dengan senang hati langsung mengambil alih koper May dan membantu membawanya di tangan kanan---sementara tangan kiri mendorong koper miliknya sendiri."
"Baiklah, sini kubantu manager dan asistenku yang mungil."
"Berhenti mengataiku mungil!!" serunya kesal. "Aku ini tidak mungil, hanya kurang tinggi saja."
Apa bedanya? Batin Babe. Meski begitu ia tidak mengatakannya secara lantang dan memilih untuk kembali melangkah agar segera pergi ke tempat penginapan.
Tiga puluh menit kemudian, Babe sudah menghempaskan tubuh ke atas ranjang. Cahaya mentari yang menerobos masuk melalui jendela kaca membuat Babe mengangkat tangan untuk menutupi wajah.
"Jangan malas-malasan Babe. Sebentar lagi kita akan live streaming," ujar May selagi sibuk mempersiapkan peralatan untuk melakukan siaran langsung.
"Haruskah sekarang? Aku masih merasa jetlag," katanya. Babe dengan malas menggulingkan tubuh miring membelakangi jendela sembari membuat suara seolah-olah mau muntah selagi memegangi perut.
"Kau jetlag atau hamil, hah?"
"Hei! Aku laki-laki!"
"Kalau begitu berhenti membuat alasan. Cepat angkat pantatmu dan kemarilah."
"Ahhhh ....," keluh Babe sembari bangun dari rebahan dan berjalan malas menghampiri May yang berkacak pinggang. "Apa topiknya?"
"Apa saja, natural dan spontan. Seperti biasanya vlogmu di rumah."
"Oke."
Tit.
Bunyi rekaman video mulai berjalan diiringi sebuah lagu yang tiba-tiba diputar oleh May membuat Babe menoleh ke samping. Ia mengulas senyum cerah dan mengacungkan jempol pada sang manager karena memutar lagu favoritnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDAL [Complete]
FanfictionBabe Tanatat, seorang influencer yang sedang naik daun. Berkat videonya yang meledak dan tembus jutaan viewers, ia pun menjadi sorotan dan diundang ke berbagai event dari lokal hingga mancanegara. Suatu hari ia mengenal Billy Patchanon, salah satu...