Satu minggu berlalu.
Selama satu minggu juga Babe tidak kembali ke penginapannya dengan May. Ia lebih memilih tinggal di hotel Billy dan menghabiskan waktu bersama.
Semua berawal sejak hari itu, hari setelah Babe ke pergi museum. Sorenya ia langsung menghubungi May dan mengatakan apa yang tengah ia rencanakan.
“Apa kau sudah gila, Babe?! Aku memang mengizinkanmu untuk bersenang-senang dengan lelaki itu, tapi bukan begini?”
Berdiri di belakang pagas pembatas balkon kamar hotel, Babe memandang panorama dan keindahan sunset kota London dari atas ketinggian. Sembari mendengar May mengoceh dan menceramahinya karena seharian mematikan ponsel dan tidak memberikan kabar.
“Aku tahu. Hanya dua minggu May. Setelah itu aku akan memutuskan semuanya.”
“Babe, kau pikir akan semudah itu, hah?! Apa yang kau lakukan ini, sama saja kau sedang mempermainkan perasaannya.”
Babe membalikkan badan dan melangkah untuk duduk di sebuah sofa yang tersedia di balkon tersebut.
“May, kau seperti tidak tahu era saat ini saja. Apa kau masih percaya dengan cinta semacam ini? Oh, ayolah! Aku bukan lagi anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Aku tahu, Billy juga hanya ingin bersenang-senang saja, sama sepertiku. Mana mungkin lelaki muda sepertinya benar-benar jatuh cinta padaku? Aku dan Billy itu sama, sama-sama hanya butuh pelarian. Apa kau mengerti sekarang?”
“Tetap saja. Kau seharusnya juga sadar, Babe. Kau itu sudah menikah. Bagaimana kau bisa melakukan itu, hah?!”
Kalau saja May sekarang ada di hadapannya, mungkin saat ini punggung dan pundak Babe sudah jadi sasaran pukulan telapak tangan wanita mungil tersebut. Beruntung wanita tersebut hanya bisa mengoceh di seberang sambungan. Ia pun menghela napas panjang.
“May, aku mohon. Kali ini saja. Biarkan aku menikmati kesenangan sesaat ini.”
“Kali ini? Okay, mungkin hanya kali ini tapi apa kau tidak memikirkan resikonya di belakang?”
“Aku tahu.”
“JANGAN HANYA AKU TAHU, AKU TAHU, SAJA!! PIKIRKAN BAIK-BAIK BRENGSEK!!!”
“Hmn ... aku tutup dulu, Bye!”
“Haaaahhhh~”
Embusan napas panjang mengiringi Babe yang bangkit dan kembali melangkah menuju pagar pembatas balkon. Sejenak, ia berdiri di sana menerawang jauh. Namun, getaran ponsel tiba-tiba mengalihkan perhatian. Ia mengangkat ponselnya sejajar muka dan menatap sesaat sebelum memilih bersikap acuh tak acuh dan mengabaikan panggilan tersebut.
‘P’Heng’
Nama yang tertera pada layar ponsel itu berkedip-kedip mengiringi getaran ponsel yang masih berlanjut. Namun, Babe sama sekali tidak tertarik untuk menerima panggilan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDAL [Complete]
FanfictionBabe Tanatat, seorang influencer yang sedang naik daun. Berkat videonya yang meledak dan tembus jutaan viewers, ia pun menjadi sorotan dan diundang ke berbagai event dari lokal hingga mancanegara. Suatu hari ia mengenal Billy Patchanon, salah satu...