Bab 3. Pertanyaan Bara

2K 236 78
                                    


"BARA"

BAra menoleh. Dia melihat satpam sekolahnya datang menghampiri. 

"Apa yang kamu lakukan di sini Nak? siapa dia?" tanya lelaki tua dengan seragam petugas keamanan.

"INi paman saya! Ada keperluan mendesak tentang ibu saya jadi saya lupa untuk meminta ijin! apkah bapak bisa bantu sayauntuk meminta ijin pada kepala sekolha!" jawab BAra sopan.

"Ada apa dengan ibu kamu?" 

"Ibu ... sedikit tidak enak badan! saya dia ingin saya berada di sampingnya!" BAra terpaksa berbohong. Nio melirik ke arah Bara. Dia takut masalah ini akan sampai ke RAkha atau MAla.

"Ya udah, kalau gitu cepatlah nanti bapak ijinkan!"

"Terimakasih Pak!" BAra menepuk bahu Nio memberi tanda untuk segera berjalan. Nio yang paham langsung menarik gas.

Di sepanjang perjalanan bocah kecil itu sibuk dengan ponselnya. Dia dapat melihat dari kava spion. "Bar. Apa ngga papa kamu boong?" tanya Nio. "BAgaimana kalau pihak sekolah menghubungi Rakha atau Mala?"

"Tenang saja paman! aku sudah mengatur ponsel Dady Momy sama rumah agar tidak bisa di hubungi pihak sekolah dalam waktu 3 jam ke depan?" Nio hanya geleng-geleng kepala. Sebenarnya siapa anak ini. Dia seolah bisa melakukan segalanya. Dunia seakan berada dlam genggamannya. "Kita kembali ke rumah tadi, cepat paman keadaan sedang genting!" 

Nio tak tahu pasti apa tujuan ank itu. TApi dia percaya sesuatu sedang terjadi. Dia segera menambah kecepatan.

Benar saja baru saja sampai dia mendengar suara teriakan seorang wanita. Bara meloncat dari motor Nio yang belum berhenti sempurna. 

Nio smapai kaget dubuatnya "Astaghfirullah BAr hati-hati! kamu ngga tau apa yang bakal terjadi sama Paman kalo terkadi apa-apa sama kamu!" 

Bara tak menghiraukan. Dia segera berlari menuju rumah itu dan mengetuk keras pintunya. 

"BUKA!! buka pintunya!!" teriak Bara.

"Sialan! siapa lo?" tampak seorang pria tambun dengan rambut acak-acakan membukakan pintu. Salah satu tangannya memegang tongkat.

"Berhenti malaukan tindak kekerasan atau Anda saya laporkan!" ucap BAra. Pria itu terkejut mendengarnya. 

"Siapa lo! ikut campur!"

"Dasar lelaki biadab! saya punya bukti smeua tindakan Anda saya tinggal kirim ini ke Polisi!" BAra menunjukkan sebuah rekaman di ponselnya. 

"Kurang ajar!!" Pria itu merebut paksa ponsel Bara dan mengancamnya. Pria itu mencengkeram kerah baju Bra"Lo bocah ingusan jang ikut campur atau ..."

"Lepaskan dia!" geram Nio yang menghampiri. Lalu menepis kasar tangan pria itu.

"Elo? gue inget. KAlian orang yang tadi ada di halaman rumah gue kan? kalian mata-matai gue?" bentaknya. Nio sebenarnya belum tahu pasti pada apa yang terjadi. Tapi instingnya mengatakan pria ini berbahaya. Benar saja pria ini tiba-tiba melayangkan tongkatnya hendak memukul Bara tapi dengan sisgap Nio berhasil mencegahnya. Dia menahan tongkat itu sebelum mengenai Bara.

"Kurang ajar sedikit saja bocah ini lecet ! gua bakal habisi lo!" Nio tak dapat lagi menahan amarahnya. Dia mencengkeram kencang tangan pria sampai membuat tongkat yang dipegangnya terlepas. lalu memberinya satu bogem mentah di wajahnya. 

"Aduh ! " pria itu tersungkur. Dia jatuhg terduduk di depan pintu. Bara segera merangsek masuk, diikuti Nio.  JAntung mereka berdesir saat melihat pemandangan di hadapannya.

Seorang wanita dengan beberapa luka di tubuhnya meringkuuk di sudut ruangan menangis sambil memeluk seorang gadis kecil yang juga menenagis. Tubuh mereka penuh luka memar dan beberapa luka terbuka.

Little BARA (My Eins)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang