Tak tahu kapan kita akan bertemu dengan orang-orang yang akan menjadi sahabat atau kenangan...
Yang kita lakukan hanya menerimanya dengan tangan terbuka dan biarkan waktu yang menunjukkannya_ AukiiBeberapa pekan setelah acara di Jepang
Bara melakukan rutinitas seperti biasa, berangkat sekolah dan bermain. Itulah yang dilakukan anak-anak pada umumnya. Tapi ada yang tak diketahui kebanyakan orang tentang dirinya.
Siang ini, dia sengaja berkeliling di dunia maya. Tiba-tia sebuah pesan dari no asing masuk
Hii Einst . Begitulan pesan itu di awali.
Aku sudah kembalikan uang kamuSebuah bukti tranfer ke rekening milik nya.
Siapa? Tanya Bara heran. Bagaimana dia tahu nama samarannya dan juga no rekening miliknya.
Aku Iris. Kita ketemu tempo hari di Jepang
Penjual baju bilang seseorang membayarkan untukku
Aku tahu itu pasti kamuDarimana kamu tahu identitasku?
Tak sulit? kamu pasti tahu
Jangan bilang kamu cek transaksi penjual itu?
Hmm dari situ aku tahu data pemilik kartu kredit dan tinggal melacak identitasmu
Ohya tak perlu melacak no ini, aku hanya meminjam acak akun milik orang lainBara tersenyum tipis, akhirnya dia menemukan kawan yang sebanding kemampuannya dengannya.
"Hmm... Iris" gumamnya. Sebelum suara teriakan nyaring terdengar di depan pintu kamarnya.
"BARA!!" siapa lagi kalau bukan sang ibu.
"Iya mom!" dengan lantah gontai bocah itu berjalan, dia sudah tahu apa yang harus dia lakukan saat ini.
"Jagain Rahsya Momy mau masak!" Mala menyerahkan Rahsya pada Bara lalu melenggang pergi. Bayi itu tersenyum manis, tapi bagi Bara itu adalah senyum permusuhan.
"Aduh duh!" benar saja tangan bayi itu sudah bertengger di kepalanya. Dan menarik-narik rambutnya.
Sudah kebiasaan BAra, dia kan menjaga adiknya. Saat sang ibu menyiapkan makan siang untuk keluarga.
Bara menarik cengkeraman tangan kecil itu. "Awas Sya! tunggu kamu besar nanti!"
***
Bara menscrol beberapa berita dari media online. Saat ini sedang marak terjadinya penculikan anak. Beberapa anak dikabarkan menghilang tanpa jejak. Dan sampai saat ini belum ditemukan.
Bocah itu menghenbuskan nafas panjang. "Kejahatan semakin merajalela!" batinnya. Dia meletakkan ponselnya lalu pergi tidur.
Besok ada acara di sekolahnya. Dia tak mau bangun kesiangan dan terlambat. Semua perlengkapan telah selesai dia siapkan.
***
Rombongan bis berangkat dari sekolahnya. Hari ini ada acara outdoor study ke zoo (kebun binatang). Mereka akan mempelajari dan berinteraksi secara langsung dengan satwa.
Bara duduk di deretan tengah. Di samping Elena. Gadis itu sepertinya tampak sedikit kurang sehat.
"Kamu kenapa?" tanya Bara.
"Ti–dak apa-apa!"
"Oh oke!" Bara tak mau ambil pusing, dia memilih menatap ke luar Jendela.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit mereka akhirnya sampai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little BARA (My Eins)
Teen FictionTerlahir sebagai putra pertama keluarga berpengaruh, mewarisi kepandaian kedua orang tuanya. Membuatnya menjadi anak berpikiran luas. Sikap dingin tak tersentuhnya menurun dari sang Ayah. Terlihat cuek pada sekitar padahal sebenarnya dia sangat pedu...