Bab 8. Terbongkar

710 133 28
                                    

Rakha berjalan ke arah sang putra. 

"KAmu baik-baik saja Boy?" Ia memeluk tubuh Bara dan sesekali membelai rambutnya.  

"I am Ok dad!" ucap Bara tenang.

"Syukurlah!" Ada perasaan lega yang dia rasakan saat melihat putranya baik-baik saja.

"Kenapa lama sekali Dad? apa terlalu sulit memecahkan pesan rahasiaku?!"

"Sudahlah kita bahas nanti!" 

Hanya beberapa saat sebelum sebuah insiden

"Hahaha, sepertinya ada pertemuan ayah dan anak yang mengharukan!" Sang dokter bangkit dan mengambil sesuatu dari balik jasnya. Pistol? 

Rakha menyingkirkan sang putra ke belakang tubuhnya. Menatap tajam Armando yang tersenyum menyeriangi.

Lelaki itu mengarahkan pistolnya pada RAkha. 

Rakha memberi isyarat pada anggotanya untuk melepaskan anak buah Armando yang mereka lumpuhkan.

"Kurang ajar! beraninya pake senjata!" NIo mendorong salah satu anak buah Armando.

"Untung anak-anak sudah di amankan!" ucap Zayyan. Mereka sudah terlebih dulu membawa keluar anak-anak dan mengumpulkan mereka di ruang samping dengan penjagaan Farel dan NAufal. Kini hanya ada Ares, Nio dan Zayyan yang menemani RAkha.

Anak buah Armando dengan terseok berjalan ke belakang armando meminta perlindungan. Bara berlari ke arah pintu dan menguncinya dari luar, setelah sang ayah memberinya perintah lewat isyarat matanya. Good Luck DAd, batinnya sambil berjalan menemui Farel dan anak-anak lain di kamar sebelah.

"Sial! mereka mengunci kita di dalam!" ujar salah satu anak buahnya.

"Siapa kalian?Bagaimana kalian bisa menemukan tempat ini?"

Rakha tersenyum miring. Seakan tak ada  rasa takut sama sekali. "Bukan urusan lo! sekarang yang jadi urusan gue adalah menghabisi kalian!" ucap Rakha dengan suara beratnya.

"Hahaha sebelum itu kalian akan mati di tangan gue!" Dokter Armando mengarahkan moncong pistol ke arah Rakha.

"KAliber 38Sw.."ucap Rakha tegas.

Kini saat nya dia membalas perlakuan para penculik. Memberi mereka hukuman. Rakha melangkah maju.

"Berhenti! jangan lo kira gue ngga berani menarik pelatuknya!" 

"Bos hari-hati!" ucap Nio. Zero tampak cemas, mereka takut jika dokter itu benar-benar nekat.  RAkha tak bergeming, dia tetap maju, selangkah demi selangkah.

"Gue sudah peringatkan! bukan salah gue melepaskan tembakan ini!"

Doorr

"BOS!!" teriak Zero berlari ke arah RAkha

Armando tertawa , begitu juga anak buahnya. Tapi sayang itu hanya sesaat. TAwa mereka terhenti saat Rakha masih terus melangkah maju.

Jantung Nio dan kawan-kawan sempat terhenti sesaat. TApi kemudian bernafas lega.

Door

Suara pistol terdengar sekali lagi. "Apa yang terjadi? " Mereka saling pandang keheranan.

"Lo cari ini?" Rakha membuka genggaman tangannya, 5 peluru berada di tangannya.

"Ba—gaimana bisa?" Armando tak menyangka. 

Flashback

"Dad ini!" ucap Bara sambil berbisik. Dia mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya dan menyerahkan pada Rakha.

Little BARA (My Eins)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang