"Please lo dengerin gue." Lyn menatap tajam mata Zee."Apa?" jawab Zee dengan nada bicara main-main.
"Ini gak akan semulus yang lo pikirin." Lyn mencoba memberi pemahaman kepada Zee.
"Tapi Zee udah lama banget suka sama dia Lyn, Zee gak bisa nahan lebih lama lagi. Pokoknya cuman ada dua opsi: sekarang atau sekarang." Zee beranjak dari duduknya segera meluncurkan aksinya.
"Aduh please banget gue pengen mati aja sekarang, " Kata Lyn, dengan nada bicara pasrah.
Lyn hanya bisa diam melihat tingkah laku gadis yang sebentar lagi akan membuat drama babak baru.
Zee Adisty Azahra, sekarang dia sedang berlari ke tengah lapangan basket, sembari sedikit beraduh karena kaki kursi yang dia bawa tidak sengaja terbentur tulang kering kakinya.
Kondisi sekitar lapangan SMA Cakrabuana saat itu sangat ramai, hal ini sudah biasa terjadi di SMA Cakrabuana ketika pertandingan basket antar kelas dilaksanakan.
Lapangan saat itu sedang kosong para pemain sedang beristirahan di sisi bagian kanan lapangan."Perhatian semuanya perhatian."
Zee dengan suara cemprengnya berteriak."Ekhmm!, jadi sekarang gue mau confes perasaan gue ke seseorang, udah gue tahan selama dua tahun lima bulan tapi dibulan ke enam ini gue yakin ini bulan keberuntungan gue," Katanya lantang.
Lyn yang menyaksikan dari kejauhan hanya bisa menghela nafas.
Semua siswa yang saat itu berada di sana mengalihkan perhatianya kepada zee mereka semua tertarik.
"Jadi gue beraniin diri sekarang di depan kalian semua sekaligus kalian jadi saksi kisah cinta gue ini," ucap Zee penuh keyakinan.
Zee turun dari kursi kakinya melangkah ke sisi kanan lapangan dengan senyum merekah yang dia pakai, hatinya sangat amat begitu yakin jika kali ini dia akan sangat beruntung.
"Hai Zee," kata seorang cowok berkacamata, dengan rambut beponi.
"Ih! awas! bukan elo, minggir." Zee melewatinya begitu saja menghampiri sekumpulan cowok yang tengah asik bercanda dan tertawa.
"Ali Altezza Movic," ucapnya lantang.
"Zee udah lama simpen perasaan sama Ali, udah gak ketampung lagi makanya zee mau bilang, Maukah Ali jadi pacar Zee?" ujar Zee penuh keyakinan.
Zee masih mempertahankan senyum manisnya, batinya berkomat kamit membaca doa agar sesuatu yang tidak dia harapkan tidak terjadi.
Ungkapan Zee tadi membuat semua siswa bersorak "Terima...terima...terima..." yang di ikuti dengan tepukan tangan sesuai irama.
Ali yang merasa namanya disebut kini tengah menjadi pusat perhatian banyak orang, bingung, Sudah pasti. Tidak ada angin Tidak ada hujan tiba-tiba ada seorang gadis yang menyatakan perasaan cinta pada dirinya. Bahkan Ali pun tak tahu menahu tentang siapa gadis yang tengah tersenyum di hadapanya ini.
"Udah terima aja, Cantik juga tuh." Varo ikut mengompori.
"Terima...terima...terima..." Vero ikut bersorak.Lalu apa yang terjadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALI ALTEZZA (PROSES TERBIT)
RomanceJika ditanya mengapa Zee sangat keukeuh jatuh cinta kepada Ali, jawabannya hanya satu: "Ali itu definisi Calon Iman tapi setelan Bad boy." "Freak dikit gak ngaruhlah, untung cantik. " Siapa berlayar kapal "...