Zee tengah duduk di atas kasur, pandangan kosongnya menatap keluar jendela. Handphone-nya dia biarkan memutar playlist sad song untuk menemani kegelisahanya saat ini.
Zee tidak sendiri, Lyn ada satu ruangan dengan Zee. Lyn tengah sibuk memainkan handphone miliknya, sesekali melirik ke arah Zee untuk memastikan sahabatnya itu baik-baik saja.
Lyn mencoba memberi ruang sendiri untuk Zee, Lyn tahu jika sahabatnya itu sedang mengalami patah hati Lyn paham akan perasaan Zee saat ini, jadi Lyn lebih baik diam tidak berbicara, ada di satu ruangan bersama Zee mungkin cukup memberitahu kalo Lyn juga peduli kepadanya.
Semingu setelah penurunan bendera putih tanda menyerah, Zee benar-benar seperti kehilangan keceriaannya, seolah bagian penting dalam hidupnya hilang. Hari-hari Zee jalani dengan sangat hampa.
Mencintai seseorang terlebih dahulu memang sangat sulit, harus siapmerasakan sakit yang bertubi tanpa henti, konsekuensi terbesarnya adalah cinta kita bertepuk sebelah tangan. Sebenarnya Zee sudah menyiapkan mental akan semua itu. Namun, setelah Zee coba jalani, ternyata tidak semudah yang dia bayangkan. Zee sama sekali tidak menyesal mencintai Ali, tetapi Zee menyesal karena terlalu percaya diri bisa mendapatkan balasan cinta dari Ali.
Zee masih terdiam, pandangannya masih terlihat kosong, tiba-tiba saja air mata keluar membasahai pipinya. Itu adalah air mata penyesalan atas apa yang dia lakukan, atas kebodohannya berharap mendapat balasan perasaan dari Ali. Isak tangis terdengar samar-samar. Zee menoleh ke arah Lyn yang tengah menatapnya prihatin.
"Zee salah, ya, Lyn, Zee bodoh harusnya Zee dengerin Lyn dari awal," ucap Zee tangannya berusaha menghapus air mata yang keluar.
Lyn menggeser duduknya mendekati Zee, dengan sigap Lyn menarik Zee ke dalam dekapannya.
"Gak ada penyesalan yang datang secara tiba-tiba, lo gak salah. Cuman cara lo aja yang kurang tepat. Tuhan punya jalannya sendiri untuk menyatukan hambanya jika memang mereka berjodoh." Lyn mengusap pelan punggung Zee mencoba menenangkannya.
Zee menangis dalam dekapan Lyn, di saat seperti inilah peran sahabat sangat dibutuhkan. Zee beruntung memiliki Lyn begitu pun sebaliknya.
Lyn melepas pelukannya pelan. Pandangannya menatap kepada Zee.
"Percaya sama gue, Tuhan punya cara lain untuk mempersatukan hambanya," ucap Lyn dengan suara lembut.
Zee mengangguk bibirnya tersenyum, air mata sudah berhenti turun. Zee mengusap sisa air mata di kedua pipinya dengan punggung tangan.
"Makasih, ya, Lyn." Zee kembali memeluk Lyn. Keduanya tersenyum.
***
Malam ini adalah malam perpisahan, atau sering di sebut malam prom night, cukup populer dikalangan anak-anak SMA zaman sekarang. Setelah menjalani proses tiga tahun pembelajaran, malam ini adalah puncak kebahagiaan bagi anak-anak kelas 12 SMA Cakrabuana. Setelah kemarin siang pengumuman kelulusan, di malam harinya sekolah langsung menggelar acar pesta perpisahan. Seluruh siswa wajib menghadiri acara malam itu tanpa terkecuali, sekolah tidak ingin ada beberapa siswa yang melewatkan malam berharga ini.
Begitu pun Zee dan Lyn, mereka datang dengan dresscode couple, gaun berwana peach selutut dengan hiasan perak di kepala. Zee dan Lyn mengambil tema princess. Mereka bedua berjalan masuk ke aula sekolah, karena memang acara malam itu di gelar di sana.
Banyak pasang mata yang memandang takjub ke arah Zee dan Lyn, keduanya sangat terlihat cantik.Acara malam itu dibuka dengan sekapur sirih dari kepala sekolah, kemudian dilanjutkan dengan penampilan unjuk bakat dari beberapa siswa. Zee dan Lyn berdiri di sebuah meja bulat di ujung aula, Zee mengedarkan pandangan matanya mencari seseorang yang sudah lama tidak dia lihat, jujur Zee rindu melihat wajah tampannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALI ALTEZZA (PROSES TERBIT)
RomanceJika ditanya mengapa Zee sangat keukeuh jatuh cinta kepada Ali, jawabannya hanya satu: "Ali itu definisi Calon Iman tapi setelan Bad boy." "Freak dikit gak ngaruhlah, untung cantik. " Siapa berlayar kapal "...