01 ⊹ ˑ ִ ֶ 𓂃 crashing

291 70 13
                                    

Menguap kecil sambil memperhatikan sekeliling, kedua tangannya memegang stang sepeda dengan kuat agar tidak jatuh karena masih mengantuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menguap kecil sambil memperhatikan sekeliling, kedua tangannya memegang stang sepeda dengan kuat agar tidak jatuh karena masih mengantuk. (Name) menggeser headphonenya ke leher menggunakan salah satu tangannya, dia sedang galau sebab crushnya sudah punya pacar.

"Aku sudah cantik, pasti aku kurang caper." (Name) mendengus kesal mempercepat laju kakinya di pedal sepedanya. Matanya tidak fokus sehingga (Name) tetap melaju meski ada orang berjalan dipinggir trotoar.

BRAK!!

"OALAH KON—"

"... Nichiwa." (Name) mencengkram rem sepedanya secara mendadak, beruntung dia tidak jatuh, namun sayangnya dia menabrak seseorang hingga lengan orang itu lecet.

Pria yang ditabraknya menundukkan kepalanya menatap (Name) setelah beberapa saat kemudian dia membuka maskernya, beruntung kepalanya tertutup topi. (Name) mendelik horor, bukannya minta maaf dia cepat-cepat ingin kabur mengetahui orang yang ditabraknya. "Mampus, aku pasti akan diserbu fansnya! Ayo cepat sepeda tolol!"

Kakinya sudah bersiap memutar pedal, sebuah tangan besar menarik tudung hoodienya kebelakang otomatis membuat (Name) mundur juga. Perlahan mendongakkan kepalanya sambil cengar-cengir tanpa dosa, "Memaafkan bocah puber dijamin masuk surga lho kak!"

"Tanggung jawab, lengan saya luka gara-gara kamu."

"Dih, nggak mau, aku mau pulang dicariin mama!"

"Kamu tinggal bersama kakakmu, jangan berbohong. Ayo cepat tanggung jawab."

"MAKSA BANGET SIH—"

"Ganti rugi, sweater saya harganya 50 juta."

"I-IYA-IYA NIH AKU TANGGUNG JAWAB NIH, AH SIALAN! TAPI AKU TIDAK SEKAYA ITU SAMPAI GANTI RUGI LIMA PUWLUH JETI" (Name) menggeretakkan giginya kesal. Dia memarkirkan sepedanya dipinggir trotoar, kebetulan dari sana ada sebuah cafe kecil. (Name) memandang pria itu tanpa minat, "Aku tidak membawa kotak p3k."

"Banyak alasan,"

"Nanti aku teriak 'ada DG disini' nah mati kau!"

"Berani?"

"Nggak. Takut nanti aku tiba-tiba dilaporkan polisi karena menabrakmu 'kan tidak lucu." (Name) menggenggam pergelangan tangan Dagyeom berniat menyeretnya ke cafe yang tak jauh dari sana. "Lagi pula kenapa selebriti seperti kakak berkeliaran di tempat begini? Bagaimana jika kakak diikuti oleh para fans kakak?"

"Terserah saya, kok ngatur?" Dagyeom tersenyum sinis, dia duduk disebelah (Name) yang menahan diri untuk tidak mengjamsut wajahnya. Dengan berat hati gadis itu melangkah menuju kearah pegawai cafe menanyakan punya kotak p3k atau tidak, senyumnya merekah saat pegawai cafe tersebut memberikan kotak p3k padanya.

Tangannya terulur memberikan kotak p3k pada Dagyeom, pria itu mengerutkan keningnya tak suka. "Kenapa?"

"Aku tidak bisa mengobati seseorang soalnya tidak pernah melakukan ini sebelumnya, apalagi disuruh memperban tangan kakak. Nanti malah kuperban sampai ke wajah-wajah kakak."

"Bodohnya ..."

"AKU TIDAK BODOH! SUDAH BESAR JANGAN MANJA!"

"Cepat obati saja, atau saya yang paksa kamu?"

"IYA BAWEL, AH!" (Name) duduk dihadapan Dagyeom, dengan kasar dia meraih lengan Dagyeom kemudian mengobatinya. Terlihat ekspresi tidak ikhlas dan terpaksa di wajah (Name) membuat pria itu terkekeh geli.

"Ini luka kecil, tidak perlu diperban. Memangnya separah apa, lagi pula cuma tertabrak stang sepedaku. Alay banget." (Name) menempel plester dengan asal.

"Pasang yang benar." Dagyeom menjentikkan jarinya ke dahi (Name).

"Bangsa—" (Name) menghela nafas lalu tersenyum paksa, dia membenarkan posisi plester tersebut kemudian mengembalikan kotak p3k tersebut. Untung gratis, (Name) sedang bokek hari ini. Sudut matanya melirik kearah Dagyeom, "Sudah ya aku pulang."

Grep!

"Tunggu sebentar, ayo temani saya pergi ke suatu tempat." Dagyeom menahan pergelangan tangan (Name).

"Hah? Kemana? Lalu sepedaku gimana dong?" (Name) mencoba menarik pergelangan tangannya tetapi tak bisa.

"Ikut saja—"

"Syaratnya harus kasih aku uang dulu, kakak 'kan orang kaya!"

"Dasar tidak punya malu."

"Biarin, lagi pula semua itu tergantung uang, ada uang saya segan anjay."

"Gadis ini kenapa sih? Jika bukan karena dia adiknya Jaegyeon aku juga tidak mau dekat dengan orang aneh seperti ini." Dagyeom mengusap wajahnya kasar, dia mengangguk menyetujui permintaan (Name).






up dikit ajh aku gd ide yach 👉🏻👈🏻

up dikit ajh aku gd ide yach 👉🏻👈🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TO BE CONTINUED .   .   .

𝐂𝐎𝐍𝐍𝐄𝐂𝐓  ,  kang dagyeom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang