I. Bukan Warga yang Sederhana

62 3 0
                                    

                                                         ✦⋆⭒˚.⋆✦

Waktu telah sampai pada pukul 5 sore, dan Luke akan segera pulang. Hanya beberapa kilometer dari pintu utama desa, ia melihat ada banyak hal yang aneh. Terlihatlah banyak prajurit yang bersenjata yang mengawasi desa. Tanpa basa basi, Luke dengan cepat menjalan menuju mereka dan menanyakan apa yang sedang terjadi.

"Woy ini ada apa?" tanya Luke dengan ekspresi curiga.

"Siapa lo? Berani-beraninya berbicara sama kita," salah satu prajuritnya menjawab.

"Yang saya ingin tau adalah lu pada itu siapa," protes Luke.

"Hahaha masa ga tau sih? Kita itu prajurit dari kerajaan terkuat sepanjang masa," ucap prajurit.

Dengan ucapannya para prajurit, Luke dengan cepat mengetahui bahwa mereka dari Kerajaan Duncan.

"Gua tau lu pada siapa," ucap Luke.

"Kalian mau ngapain di desa saya?" tambah Luke.

"Oh tentu saja kita ingin menjajah desa anda, banyak kali ya sumber daya alam, bahan tambang, dan budak yang bisa kita manfaatkan," jawab prajurit sambil tersenyum.

"Maksud lu apa? Lu mau memperbudak rumah saya? Maaf, tapi tidak bisa," amarah Luke.

Luke mendorong prajurit itu dan berlari ke arah desa. Disitulah ia menemukan sang raja. Pedro Duncan, seorang raja yang dikenal dengan kekejamannya dan kejahatannya. Ia melihat warga-warga desa yang menangis untuk meminta belas kasihan.

Luke mengetahui banyak hal tentang Kerajaan Duncan, telah lama dia membenci Kerajaan Duncan. Mengetahui bahwa Kerajaan ini akan menjajah desanya, Luke marah besar.

Dengan berani, Luke langsung menghadapi raja, namun Luke dihentikan dengan lima prajurit setempat.

"Berhenti disana! Anda tidak boleh melewati batas ini," sahut prajurit.

"Tidak peduli, saya ingin berbicara dengan raja sekarang," jawab Luke.

"Oh tidak bisa, anda tidak berhak," Prajurit berkata.

Luke menatap mata mereka dengan tajam. Para prajurit membawa senjata api yang sangat berbahaya. Dia melihat kiri kanan, dan sedikit demi sedikit menyiapkan tangannya.

Tanpa dicurigai siapa-siapa, Luke menghajar prajurit di depannya. Kaki kirinya yang setelah itu menendang prajurit yang di sebelah kirinya. Tangan kanannya dengan gesit mengambil mengambil senjata apinya dan memukulnya dengannya. Dalam kedipan mata, Luke berhasil untuk mengalahkan lima prajurit itu.

Puluhan prajurit lainnya pun berlari ke tempat kejadian untuk menangkap Luke. Tapi sebelum mereka sampai, Sang raja pun menghentikannya.

"BERHENTI! Biarkan seorang lelaki itu saya yang andalkan," usul sang raja.

Para prajurit mematuhi ucapan raja, dan hendak berhenti.

Luke sudah terlihat hancur dan penuh darah. Namun, sang raja dengan perlahan berjalan menuju Luke.

"Wahai saudaraku, apa yang anda ingin bicarakan dengan kami?" tanya sang raja.

Luke menatapnya dengan seram. Nafasnya yang nyaris habis.

Namun ketika dia melirik ke samping, dia melihat seorang perempuan yang berdiri di tempat raja sebelumnya berada. Sosok perempuan itu juga sedang menatapnya.

Sang raja masih berada di depannya dan tak pernah putus kontak mata.

"Okeh, kalau begitu saya akan bertanya lagi, apa yang anda inginkan dari kami?" ulang sang raja.

Luke bersiap untuk berkata namun yang katakan bukanlah yang tadi ia rencanakan.

"Siapakah perempuan itu?" tanya Luke.

"Oh, untuk menanyakan dia kah? Hahaha memang sungguh lucu desa ini," sang raja tertawa.

Luke tidak senang mendengar jawaban sang raja dan menegur, "Jawablah pertanyaan saya sekarang, siapakah perempuan itu?" 

"Oke oke, biarkan saya jawab, dia bernama Eve dan ia merupakan prajurit terkuat di kerajaan ini," jawab sang raja.

Tanpa menjawabnya, Luke pun berbalik badan, dan berjalan menuju tempat lain.

Namun Eve melihatnya berjalan dengan setetes air mata yang terjatuh ke bagian pipinya.

Luke sampai di rumahnya dan segera mencari obat-obatan yang dapat menyembuhkan lukanya. Ia menuangkan obat di lukanya dan menutupnya dengan perban.

Setelah lukanya sudah tidak sakit, Luke masuk ke kamarnya untuk mencari sesuatu yang ia simpan di bawah kasurnya. Setelah beberapa menit mencari, ia menemukan sebuah tas kantor yang sudah berdebu dan sedikit rusak.

Pada tas tersebut tertulis "Kenangan 2017". Luke duduk di kasur untuk membuka tas itu. Ia meniup debu-debunya dan membukanya dengan perlahan. Didalamnya terdapat sekumpulan dokumen-dokumen lama yang sudah sedikit robek. Namun, di bawah kertas-kertas tersebut merupakan gumpalan foto yang masih memiliki warna yang jelas.

Luke mencermati foto-foto itu satu persatu. Semua foto itu memiliki satu persamaan yang jelas. Setiap foto merupakan potret kenangan ia bersama seorang perempuan.

Ternyata, seorang perempuan itu adalah Eve.

MerapahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang