⏤͟͟͞͞ 5

451 31 0
                                    

banana melihat brusko dan pria itu berpelukan dengan nyeri didada
banana menghampiri lalu menarik brusko ke pelukannya

"eh ban-" belum selesai brusko berbicara banana langsung menarik brusko menjauh

"bann lepasinn" brusko mencoba melepaskan tangannya dari genggaman banana

"jangan deket deket dia" banana menekankan saat menyebut 'dia'

"emang kenapa?? dia kan temen gua!" mata brusko terlihat berkaca kaca

"lu cuma punya gua!!, gaboleh ada yang sentuh lu selain gua" banana tanpa sadar sedikit membentak brusko

"bann apasih dia cuma temen gua" brusko terisak
"kenapa gua gaboleh meluk dia??" brusko menangis semakin keras

"KARENA LU CUMA PUNYA GUA BRUS" banana membentak brusko lagi

brusko yang mendengar itu menatap tak percaya pada banana, brusko mundur lalu berbalik dan berlari sangat kencang kearah jalanan, dia ingin pulang, dia takut sekarang, sangat takut

saat brusko menyebrang dia tak memperhatikan sekitarnya, tiba-tiba ada mobil dengan kecepatan tinggi melaju kearahnya dari arah kanan, lalu

BRAKK!!

"BRUSKOO!!" banana berteriak histeris melihat brusko terpental sangat kuat ke samping jalan
banana berlari kearah brusko yang tak sadarkan diri, banyak cairan kental merah pekat di sekitar nya

"TOLONG!! PANGGILKAN AMBULANCE!! TOLONG" banana berteriak histeris sambil mengguncang badan brusko yang terkulai lemas

"BRUSKO HIKS BRUSKO BANGUN HIKS GUA MOHON BRUS BANGUNN" banana menangis sesegukan melihat seseorang yang dicintainya terkulai lemas tak berdaya didepannya

"brusko hikss bangunn jangann tinggalin gua hikss" banana menepuk-nepuk pipi brusko, berharap kesayangannya bangun

tak lama ambulance datang

"mas sini saya bantu bawa ke ambulance" ucap seorang pria paruh baya yang tadi menelpon ambulance

mereka pun membawa brusko masuk kedalam ambulance

"brusko hiks brusko jangan gini hiks" banana menangis sejadi-jadinya melihat brusko yang pucat tak sadarkan diri

"mas yang tenang mas" suster mengelus punggung banana lembut menenangkan

"gabisa sus kesayangan saya ga baik baik aja gimana saya bisa tenang hiks" banana hancur melihat brusko yang tak bergerak sama sekali

"iya mas saya tau, tapi mas harus tenang" suster masih menenangkan banana

sesampainya di rumah sakit

suster membawa brusko keruang UGD

banana ingin sekali masuk menemani brusko namun suster menghalanginya, ia tak boleh masuk menemani kesayangannya, ia hanya berdo'a sepanjang pemeriksaan

selama banana menunggu, banana menelpon teman temannya dan CEO RRQ yaitu Pak AP

sekarang semua pemain, coach bahkan CEO RRQ sudah terkumpul di ruang tunggu untuk menunggu dokter keluar

banana masih menangis sesegukan dipelukan Skylar

"hiks brusko hiks andai tadi gua hiks ngejar brusko hiks pasti ga akan kaya gini hiks" banana menyalahkan diri nya karena tak becus menjaga kesayangannya

"engga bann ini semua takdir" Irrad mengusap lembut tangan banana untuk menenangkan

"iya ban gapapa ini bukan salah lu kok, ini takdir" octa ikut menenangkan

"hiks brusko maafin gua hiks" banana terus menerus mengatakan maaf kepada brusko

"udahlah bann tenangin diri lu jangan kaya gini, nanti kalo brusko tau dia juga sedih" Skylar mencoba menenangkan namun banana tetap menangis sesegukan

tiba-tiba dokter keluar

"maaf apakah ada keluarga dari pasien" dokter bertanya kepada mereka

"saya hiks sahabatnya dok" banana berjalan kearah dokter

"maaf tapi kami membutuhkan saudara kandung dari pasien"

"tidak ada dok, keluarganya ada di Filipina, dia bukan orang sini" Skylar bersuara

"ah baiklah, jadi anda sahabat pasien?" dokter menatap banana

"iya dok"

"jadi pasien...."








selesai~~
mwehehheheheh lanjut besok yaa cape nulis hehe
udah banyak ini
byee~~

boy friend or boyfriend?? [END]👻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang