James termenung dengan Liam dalam gendongannya, di sebelah Hugo yang sedang menyetir. Mereka pergi dari rumah itu setelah berpamitan pada Chaterine dan meninggalkan gadis tersebut menunggu Simon sendirian, James tidak mau bertemu Simon, ia memaksa Hugo untuk membawanya pergi kemanapun.
Ia sengaja membawa Liam agar Simon tidak menggunakan bocah itu sebagai alasan bagi dirinya untuk pulang. Sebab James tak ingin pulang.
Hugo meliriknya sekilas, lalu kembali fokus, ia harap kedatangan Chaterine kemari akan menyelesaikan masalah antara James dan Simon, ia harap Simon mengakhiri kekacauan ini, sebab segalanya mulai terasa tidak kondusif. Jika saja Simon melanjutkan hubungannya dengan Chaterine, Hugo sangat yakin James akan meminta untuk dilepaskan dari statusnya dan dibebaskan dari kewajibannya.
Laki-laki itu kelelahan bukan karena Liam saja, tetapi karena Simon juga, pikirannya tidak berhenti memikirkan tentang suaminya, itu membuatnya hampir jatuh sakit.
Terdengar helaan nafas dari James, ia menggigit bibirnya sejenak sebelum buka suara. "Kau keberatan jika menepi sebentar?" tanyanya, parau.
"Baiklah." Hugo akhirnya menepikan mobilnya ke sisi jalan.
"Tolong jaga dia sebentar, aku tak ingin membangunkannya." James memberikan Liam pada Hugo, kemudian keluar dari mobil.
Hugo menerimanya dan memperhatikan laki-laki tersebut dalam diam, membiarkan James keluar dan bersimpuh di rerumputan, menangis sendirian di sana. Kepiluan itu ia telan sendiri, tak ingin melibatkan Hugo sama sekali.
Tetapi Hugo beranjak, memilih ikut campur karena ia merasa sedih, sulit baginya untuk berlapang dada dan membiarkan James menikmati tangisnya sendirian, Hugo tidak rela.
Bersama Liam, ia berlutut di hadapan James dan membawa laki-laki itu menangis di bahunya. "Sudah, biarkan dia menyelesaikan masalahnya."
"Aku kesal sekali, aku merasa harga diriku ternodai..."
"Sudah, sudah..."
"Aku tidak perduli jika mama tidak menyukaiku atau tidak menyukai kemiskinan-ku, tapi kenapa dia melakukan ini setelah kami memiliki Liam? Ayahku bangkrut dan bunuh diri, apa itu salahku?"
"Tidak sayang, tidak... sudah, ya? Kau akan bersamaku, sampai Simon menyelesaikan masalah ini."
——o0o——
"Mama sudah menyuruh Chaterine ke rumahmu, dia sudah jatuh cinta padamu, Simon, jangan sia-siakan kesempatan ini."
Dahi Simon berkerut, kepalanya hampir pecah menghadapi pekerjaan yang tak ada habisnya, kini Sang mama menelepon lagi untuk mengatakan hal seperti ini? Sesuatu yang sangat Simon takutkan akhir-akhir ini adalah pertemuan antara James dan Chaterine, kini tampaknya mama telah membuat hal tersebut terjadi.
Simon mendengkus kasar. "Ke rumahku? Apa yang kau bicarakan?! Aku tidak ingin bertemu dengan gadis itu lagi, kenapa kau tidak mengerti?! Aku mencintai James, aku sangat mencintainya! APA KAU MENDENGAR-KU, NYONYA ISSAC?!"
"Perbaikan hubunganmu dengan Chaterine, ini demi dirimu sendiri, Simon."
"KAU—"
"Mama hanya ingin kau melanjutkan hidupmu dengan lebih baik, aku tahu mana yang baik untukmu. Dengarkan mama kali ini, James juga pasti akan hidup lebih baik jika dia tidak menikah denganmu. Sejak awal aku menentang kalian, aku sudah bilang bahwa pernikahan kalian tidak memiliki masa depan—"
"—aku masih sangat ingat bagaimana rasanya tercekik dan kecewa mendengar putraku sendiri... melakukan hubungan terlarang sebelum menikah, hanya demi mendapatkan restu dariku dan membuktikan kalau kau sendirilah yang memegang takdirmu. Itu bukan tindakan yang bijaksana, Simon, kau benar-benar bodoh. Aku yakin kau sudah menyadarinya sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
CARDIGAN || JAEMJEN
Fanfiction[BXB] [M-preg] [M] "She talks about you like you put the stars in the sky, Simon." - Aiden Jameson Marjorie. "And I talk about you like you gave me the whole world with your hands, James." - Simon Issac.