[7] Unilateral decision

431 64 10
                                    

"Aku di rumah Hugo, selesaikan urusanmu dengan Chaterine, lalu kemari dan kau bisa bicara."

Begitulah yang James katakan, Simon mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang berbeda dari biasanya namun tidak melebihi aturan, pria itu berusaha tetap tenang meskipun tidak bisa berpikir rasional.

Ia meninggalkan Chaterine sendirian di rumahnya dan menyusul James ke rumah Hugo. Simon dihadapkan pada dua pilihan; yang mana kedua pilihan itu akan membuatnya terlihat sangat egois, sebab dua orang yang terlibat dengannya bersih. James dan Chaterine, mereka tidak salah sama sekali, ini adalah salah Simon dan nyonya Issac.

Simon patut disalahkan karena ia sempat menyetujui permintaan Sang mama untuk berhubungan dengan Chaterine, dan inilah timbal baliknya, sebuah resiko yang harus ia tanggung ketika James telah mengetahui segalanya; yaitu kekecewaan James yang sudah tidak bisa ditolerir.

"Aku akan menjelaskan semuanya setelah ini, aku tidak akan membiarkan James pergi dariku."

Jujur saja mendengar James ada bersama Hugo membuat Simon sedikit lega, setidaknya ia tahu bahwa Hugo akan menjaga James dan putranya dengan baik, pasti.

Simon memarkirkan mobilnya di belakang mobil Hugo, pria itu melangkah panjang menuju rumah yang ia pikir tidak akan pernah ia masuki, rumah dari seorang pria yang berhasil membuatnya cemburu terhadap James.

Pintu itu diketuk, Simon menunggu dengan cukup sabar sampai Hugo membukanya. Hugo terkejut dengan penampilan Simon, pria itu berantakan dari segi fisik dan mental, tidak ada yang baik-baik saja dari Simon.

"Dia di kamar tamu, bicarakan baik-baik, usahakan tidak membuat suara gaduh karena Liam tidur di kamarku."

Simon mengangguk sekilas, ia pergi ke kamar yang ditunjukkan oleh Hugo dan masuk, matanya menangkap James sedang duduk merenung di sisi ranjang. Laki-laki itu menoleh pada Simon, James berdiri, ia pikir dirinya akan baik-baik saja ketika menghadapi Simon, tetapi ternyata tidak, sangat sulit menahan air mata saat ini.

James mundur saat Simon mengambil langkah maju, dan hal tersebut membuat yang lebih tua mengurungkan niatnya untuk mendekat.

"Jelaskan padaku, aku tidak ingin disentuh olehmu jika kau tidak membiarkanku tahu."

Simon terlihat mengambil napas panjang, ia menunduk, menyembunyikan perasaan malu dan jijik terhadap sesuatu yang akan ia sampaikan, dan fakta bahwa Sang mama lah yang telah menjadi dalang dari semua ini membuatnya tidak sanggup mengangkat kepala.

"Mama meminjam uang dari tuan Philip dengan jumlah besar saat perusahaan-ku hampir bangkrut, Chaterine adalah putri dari tuan Philip, beliau memberikan tawaran padaku bahwa jika aku mau memiliki hubungan bersama Chaterine dan menikah... maka hutang itu akan dianggap lunas—"

"—aku menolak, aku bilang bahwa aku akan tetap membayarnya, tapi mama bilang tidak apa-apa selagi kau tidak tahu, jadi aku menurutinya, aku minta maaf untuk itu. Aku telah mengakhirinya beberapa hari lalu dan akan tetap melunasinya dengan uangku. Kupikir hal ini telah usai, tetapi mama malah memberitahu Chaterine alamat rumah kita agar dia mendatangimu. Aku minta maaf, James...."

Simon menjatuhkan lututnya, bersimpuh dan benar-benar merasa bersalah atas situasi ini, ia tidak akan membiarkan James pergi darinya, tidak akan.

Sementara James sendiri memilih kembali mendudukkan diri di sisi ranjang, kakinya tiba-tiba saja lemas dan semua kalimat itu menyakitinya. Dirinya tidak dihargai sebagai seorang istri dan menantu, rasanya seperti diinjak-injak.

Apalagi mengetahui bahwa selama ini Simon kesulitan dan terbebani dengan hutangnya tanpa memberitahu James sama sekali, tidak berbagi kesulitannya bersama James dan malah menciptakan situasi yang akan mempersulit dirinya sendiri, Simon sama sekali tidak melakukan hal yang bijak.

"Simon, kau tahu 'kan jika aku siap berbagi segala perasaan bersamamu? Aku tidak tahu kau ini menganggap-ku sebagai apa?"

"Kau istriku, dan jika aku meluapkan semuanya padamu, aku hanya membuatmu sengsara dan membebani pikiranmu. Aku... aku juga minta maaf karena tidak membicarakannya denganmu."

Tatapan James menerawang, ia membiarkan air matanya jatuh, tidak tahu kenapa ia tidak bisa menahannya lagi?

"Kembalilah padanya, Simon." Ia berujar lirih.

Simon mendongak menatap yang lebih muda, tidak percaya dengan apa yang telah ia dengar, mengapa James memintanya kembali pada Chaterine? Ia pikir semua penjelasan dan permintaan maaf itu cukup untuk membuat James luluh dan tetap bersamanya.

"Apa maksudmu? Aku tidak akan kemana-mana."

"Beberapa hal tidak bisa diperbaiki, dan kurasa keluarga yang kau dambakan tidak akan bisa diwujudkan olehku. Beri aku angka, aku akan bekerja dan membayar semua biaya yang telah kau keluarkan untukku selama ini, aku akan melunasinya sehingga aku tidak perlu lagi bertatap mata denganmu."

"Tidak... apa yang kau bicarakan, James?" Simon berdiri, kali ini ia bersimpuh di hadapan James, masuk di antara kaki James dan memeluknya erat. Simon menangis keras sendirian sembari memohon dan berkata bahwa ia bersalah, ia juga menyesali perbuatannya.

"Aku tidak ingin membebani-mu, Simon, dan kurasa gadis itu baik untukmu. Aku kesulitan, aku merasa cemas, dan aku goyah..." Pada akhirnya James menutup wajahnya dengan telapak tangan, menangis lagi karena pikiran membawanya pada sebuah ladang ranjau; yang akan selalu membuatnya sakit.

"Maafkan aku, James... Maaf, maaf... Aku minta maaf, aku menyesal...."

"Simon..." James menuntun Simon untuk melepaskan pelukannya dan kembali tegak, ia turun dari ranjang, ikut bersimpuh.

"Aku sudah memutuskan, aku yakin Chaterine bisa membuat hidupmu jauh lebih baik, dan mama tidak akan merasa terganggu dengan keberadaannya seperti yang beliau rasakan terhadapku. Biarkan aku membawa Liam—"

"Bagaimana kau bisa memutuskan sesuatu kalau kau bahkan belum mendengarnya dari sudut pandangku? Dan Liam... dia juga putraku, jangan membuat keputusan sepihak seperti ini, sayang..."

Mendengar itu James menjatuhkan kepalanya di bahu yang lebih tua, rasanya bangga dan senang bisa mendengar Simon mengakui Liam sebagai putranya, darah dagingnya. Tidak seperti mama; yang berpikir bahwa Liam tidak memiliki ikatan apapun dengan Simon.

Sementara Simon menariknya lebih dekat dan memeluknya lebih erat,

"Liam anakmu 'kan, Simon? Dia juga milikmu 'kan?"

"Dia milikku, kau juga... kau milikku. Mari bicarakan ini sekali lagi, kumohon..."

——o0o——

ini pendek dan agak drama, habis ini epilog paling. maaf ya updatenya lama, kalian pasti jg lupa sama alurnya wkwk

 maaf ya updatenya lama, kalian pasti jg lupa sama alurnya wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CARDIGAN || JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang