𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 𝟏𝟖+ ⚠️
#𝑺𝟓 𝑳𝒊𝒏𝒈𝒔𝒕𝒐𝒏 𝑺𝒆𝒓𝒊𝒆𝒔
CERITA INI DI PENUHI ADEGAN DEWASA ⚠️
Dia seperti langit. Keindahannya tak terbatas. Bersinar. Sulit di gapai dan tak tersentuh. Cerminan sebuah harapan. Bersih dan tak ternoda. Penuh cinta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamat membaca dan Semoga suka . . . . .
Czar bingung harus mencari uang dimana lagi. Karena tidak ada susu yang harus dia antar. Pembersihan sampah juga dilakukan di akhir pekan. Karena hari ini dirinya tidak ada pekerjaan. Ia pergi mengajak ayah dan adik-adiknya untuk keluar bersama. Mereka pasti merasa bosan karena tidak pernah keluar dari rumah. Czar mendorong kursi roda ayahnya. Terlihat beberapa orang menyapa ayahnya. Karena ayahnya terkenal sebagai pria yang pekerja keras. Keempat adiknya juga terlihat senang. Mereka berlarian ke sana kemari.
"Sudah lama tidak bertemu Carden!" Pemilik toko susu sekaligus bosnya datang menyapa mereka di taman.
Pantas saja hari ini toko tutup lebih awal rupanya bosnya itu mengajak keluarganya keluar. Czar baru tahu jika body-nya itu memiliki anak perempuan. Di lihat dari wajah dan tingginya sepertinya mereka seumuran.
Carden menatap kenalannya yang sudah lama tidak bertemu. "Lama tidak berjumpa Mr.Paul."
Mr. Paul menyentuh bahu kedua wanita yang berada di sisinya. "Ini istri ku Amber dan putri kami, Selina."
Gadis bernama Selina itu mengulurkan tangannya pada Czar. Sudut bibirnya tersenyum manis. Czar menerima uluran tangan itu. Membalas senyumannya.
"Kakak! Aku ingin es krim yang di sana!" Kempat adiknya berkumpul di bawah kakinya. Menunjukkan truck es krim di dekat mereka.
Czar mengangguk lemah. "Baiklah! Ayo kita beli!'
"Aku ikut!" Pinta Elina.
Czar hanya mengangguk tanpa menjawab. Membiarkan putri bosnya itu untuk ikut bersamanya. Czar memesan es krim dengan harga paling murah untuk keempat adiknya. Es krim yang paling murah hanya terdapat satu rasa dengan satu topping. Czar membeli empat dengan rasa yang berbeda. Satu coklat, satu vanila, satu strawberry dan satu lagi kacang. Agar mereka bisa saling merasakan es krim dengan rasa yang berbeda.
Selina juga membeli es krim. Gadis itu membeli dua es krim dengan harga paling tinggi. Satu untuknya dan satu lagi dia berikan pada Czar.
"Terimakasih!" Ucap Czar. Dengan wajah yang datar.
Czar melihat ayahnya yang sibuk berbincang dengan Mr. Paul. Karena ayahnya sibuk. Maka dia akan duduk di kursi menjaga adik-adiknya bermain. Gadis bernama Selina itu ikut duduk di sebelahnya.
"Kau pasti Czar! Ayah ku sering bercerita tentang mu. Ayah bilang, kau satu-satunya orang yang bekerja dengan jujur dan paling lama. Kau sangat hebat bisa mempertahankan kejujuran mu seperti itu."
Czar mengangguk-angguk. Menjilati es krimnya. "Terimakasih!" Dia tidak tertarik dengan gadis itu sedikitpun.
Selina menatap wajah Czar cukup lama. Dia tidak tertarik padanya sedikitpun. Lebih sibuk dengan es krimnya. Itu membuatnya kesal. Tidak pernah ada laki-laki yang mengabaikannya. Tidak kah dia beruntung bisa bersama peri sepertinya. "Aku beberapa kali melihat mu. Tapi sebelumnya ku lihat kau memakai sepeda. Lalu dimana sepeda mu itu?"