Sugar Aunty (2)

2.5K 7 0
                                    

Kejadian dua hari lalu masih terbayang-bayang dalam ingatan Sekar, ketika Banyu memijat tubuhnya. Masih terasa begitu jelas bagaimana sentuhan lembut Banyu yang mengusap bagian sensitifnya. Sekar ingin merasakan sentuhan itu lagi. Sepertinya memang benar, bahwa ia memang merindukan belaian tangan laki-laki.

Sudah lama Sekar tidak bercinta lagi semenjak ia bercerai dengan mantan suaminya lantaran ia tak bisa memiliki anak. Sejak itu, Sekar lebih fokus untuk kerja, kerja dan kerja.

"Mbak, yang lipstik ini berapa?"

Sekar tersentak ketika ia mendengar salah seorang karyawannya tengah bertanya padanya. Ternyata sejak tadi ia asik melamun. Ini semua gara-gara Banyu.

"Oh, yang itu lima puluh tiga ribu, Yu." Kata Sekar seraya berdiri dari duduknya. Saat matanya menoleh ke arah pelanggan yang kini berdiri di depan etalasi. Sekar sontak terkejut karena sepertinya mengenal sosok yang ada di sana.

Panjang umur rupanya si Banyu. Baru saja Sekar memikirkan laki-laki muda itu, Banyu justru sudah ada di depannya, bersama dengan seorang perempuan yang nampak sebaya dengannya. Banyu nampak tersenyum tipis pada Sekar namun dengan wajah malu-malunya.

Setelah Banyu dan perempuan bersamanya selesai membeli alat kosmetik, mereka lalu pergi begitu saja. Tak ada percakapan antara Banyu dan Sekar seolah mereka tidak saling kenal. Yah, memang mereka tidak begitu saling kenal, hanya saja Banyu sudah mengenal bentuk tubuh Sekar.

****
"Hahaha. Apa gue bilang! Yang lo butuhin sekarang sentuhan, belaian, Cyin. Lo tuh butuh ngentot."

Sekar berdecak sebal mendengar ledekan Anjani, sahabatnya yang memiliki tempat pijat. Ia sudah tak peduli lagi jika ia nampak murahan. Sekar dengan terang-terangan meminta Anjani untuk mengirimkan Banyu lagi untuk memijat di rumahnya.

Meskipun disertai dengan ledekan, akhirnya Anjani benar-benar menyuruh Banyu untuk datang ke rumah Sekar. Dengan jantung berdebar-debar, Sekar menyambut kedatangan Banyu.

"Bentar ya, Nyu. Saya mau ganti pakaian dulu."

Banyu mengangguk ketika Sekar meminta ijin untuk ke kamar mandi. Sementara ia mempersiapkan segala keperluan untuk memijat. Ketika bosnya menyuruh Banyu untuk datang ke rumah Tante Sekar, Banyu diliputi rasa senang, gugup, bingung semuanya. Ia kira Tante Sekar akan ilfil karena Banyu sudah lancang menyentuh dengan intim Tante Sekar beberapa hari lalu. Namun nyatanya, ia malah dipanggil lagi.

"Udah, Nyu. Langsung aja ya. Biar cepat." Sekar seperti sudah tak sabaran, langsung tidur tengkurap di ranjang.

Banyu menurunkan handuk yang menutupi punggungnya sampe ke pinggang wanita yang lebih tua darinya itu. Dengan telaten, ia mulai mengoleskan minyak ke punggung Tante Sekar dan memijatnya perlahan. Terdengar desahan pendek Tante Sekar yang seakan menikmati pijatan Banyu.

"Yang kemaren datang ke toko aku itu kamu ya, Nyu?"
Setelah beberapa menit hening, Tante Sekar mulai membuka topik pembicaraan, memancing Banyu untuk berbicara juga. Pria itu nampak agak pendiam.

"Iya, Tante." Jawab Banyu sekedarnya saja, sambil terus memijat.

"Terus yang bareng kamu itu cewek kamu?"

Banyu tak langsung menjawab, membuat Sekar sedikit menoleh ke samping untuk melihat Banyu yang masih terdiam. "Yang kemaren itu cewek kamu, Nyu?" Tanya Tante Sekar lagi.

"Iya, Tante." Jawab Banyu akhirnya dengan senyum tipis.

"Kirain Tante, kamu tuh masih polos ya, nggak tahu pacaran. Soalnya kamu kayak pendiam banget." Celetuk Tante Sekar yang membuat Banyu hanya terkekeh saja. "Kamu kalo pacaran sama cewek kamu, ngapain aja sih? Pasti belum pernah ciuman ya?" Tanya Tante Sekar lagi.

"Pernah, Tante. Kan udah dewasa."

"Masa sih?"

"Iya, Tante. Masa Tante nggak percaya." Banyu sedikit kesal karena merasa diremehkan. Seakan-akan ia anak ingusan yang tak tahu dunia orang dewasa. Ia juga tak berbohong kalau memang sudah berciuman dengan pacarnya sendiri. Sering malah.

"Ya deh, Tante percaya aja. Terus selain ciuman, ngapain lagi?" Tanya Tante Sekar lagi.

Kening Banyu mengernyit mendengar pertanyaan Tante Sekar yang seakan memancingnya.

"Yah, nongkrong aja," jawabnya santai.

"Maksud Tante, hal-hal yang lebih intim gitu." Kata Tante Sekar lagi. "Kayak … ngentot gitu. Eh, kamu sama pacar kamu udah ngentot nggak sih?"

Lanjut ke Karyakarsa, link ada di bio gue.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GELORA NIKMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang