Dimeja kerja Kyara saat ini seperti biasa hanya Diara pelayan satu-satunya yang selalu ada diruang kerja Kyara.
"Kamu tau tentang keluarga Erents ? " Sahut Kyara melirik pelayannya itu.
"Kalau soal itu saya cuma sedikit tahu, mungkin pelayan yang lain lebih tahu tentang keluarga tuan Erents lebih dalam nona. Apa saya panggil pelayan Erina ?"
"Yang kamu tahu aja."
"Tapi pelayan Erina lebih tahu nona, biar saya panggil sebentar."
Diara melangkah pergi sebentar meninggalkan ruang kerja Kyara, sementara Kyara hanya menunggu sampai pelayan lain datang.
Sekitar lima menit menunggu, Diara tiba bersama Erina pelayan paling lama bekerja di keluarga Chris."Maaf nona kalau nona..-"
"Langsung saja, ceritakan semua yang belum aku tahu." Kyara memotong percakapan Erina.
"Baik nona. Keluarga dari tuan Erents memang sudah lama kenal dengan keluarga nona, lebih tepatnya tuan Chris."
"Bisnis yang di jalani sekarang adalah susah payah dari dua belah pihak, keduanya sama-sama membangun dan saling mendukung, tuan Erents masih kecil dan seumuran dengan nona Kyara, nona dan tuan Erents sudah saling mengenal namun saat itu nona dan tuan Erents masih terlalu kecil dan pasti nona tidak ingat jelas."
"Melihat kedekatan nona dan tuan Erents membuat tuan Chris dan tuan Teddy sepakat untuk menjodohkan nona dan tuan Erents. Keluarga dari tuan Erents memng sudah mahir berbisnis, awalnya hanya mereka berdua tapi tak lama ada satu orang yang datang seolah ingin hak milik pribadi terkait bisnis yang di bangun tuan Chris dan tuan Teddy."
"Tapi karena orang ini hubungan keduanya sengaja dibuat jauh biar keduanya pecah."
Sepanjang Erina bercerita, Kyara dapat menyimpulkan bahwa keluarganya memang sudah saling mengenal dengan keluarga Erents bahkan saat ia dan Erents masih kecil.
Tentang seseorang yang dimaksud Erina yang bahkan ia pun tak tahu siapa itu membuat Kyara juga ikut penasaran siapa yang berani memecahbelah kedua pihak bahkan sampai hampir bangkrut.
"Diara..."
"Iya nona."
"Aku mau pergi ke rumah Erents sekarang juga, siapin mobil."
"Baik nona."
Diara bergegas melakukan perintah Kyara sementara Erina masih berada di ruangan kerja nona muda ini.
"Erina, artinya aku dan Erents sudah saling kenal ?"
"Iya nona tapi umur nona dan tuan Erents masih terbilang anak-anak, mungkin nona lupa dengan momen itu atau bahkan tuan Erents pun lupa."
Jika Erina tak berkata hal itu sepertinya Kyara tetap tidak akan tahu siapa sebenarnya Erents, sebelumnya ia berharap Erents adalah orang paling jahat.
Kyara kembali teringat perihal pernikahan itu jelas sudah mulai masuk akal jika nenek dari Erents meminta mereka menikah.Tapi hal itu tidak membuat Kyara langsung menganggap Erents adalah pria yang tepat untuknya.
"Mobilnya sudah siap nona." Diara kembali menghadap Kyara untuk laporan.
"Makasih Diara." Kyara tersenyum.
***
"Apa kamu mulai jadi mata-mata dirumah aku?" Lanjut Erents."Nggak ada yang jadi mata-mata kamu, aku kesini memang urusan soal undangan itu." Jawab Kyara tegas.
"Terus kenapa tiba-tiba jadi penasaran dengan isi ruangan ini? Apa nggak salah kalau aku curiga ?"
"Memangnya salah ? Lagian dalam waktu dekat kita juga sudah jadi suami istri bukan."
Erents menautkan alisnya curiga, tingkah aneh yang tak biasa ia lihat sebelumnya di diri Kyara. Gadis ini seolah berubah dari sikapnya yang dingin menjadi seorang yang lebih terkesan penasaran.
Berbeda dengan Kyara, tak hanya mengantarkan undangan tapi ia ingin mencari apakah ada jejak masa kecilnya yang sempat singgah ditempat ini.
"Nona ?" Sahut Erents membuat Kyara kembali menatapnya.
"Sekali lagi, apa yang kamu cari disni ?" Lanjut Erents.
"Bukan urusan mu."
"Jelas itu urusan aku karena ini wilayah aku jadi aku ada hak untuk itu." Balas Erents.
Kyara menghela napas pelan lalu menyingkir dari hadapan Erents.
"Jangan lupa soal undangan itu, hubungi aku kalau sudah ada jawabannya." Sahut Kyara kemudian meninggalkan Erents.
Erents menatap tubuh mungil Kyara yang sudah mulai menghilang pergi, gadis itu sangat susah ditebak.
"Itu siapa ?" Gio datang setelah gadis itu pergi.
"Kyara."
"Kyara ? Kyara !?" Gio sontak kaget.
"Kenapa kaget gitu?"
"Dia cantik !!! Pantas nenek ingin kalian menikah. Aku setuju soal itu." Jawab Gio sumringah.
Erents menggelengkan kepalanya sebagai respon pada Gio. Ia kembali duduk di kursi kerjanya meraih kembali map yang dibawa Kyara.
"Berarti bulan depan kalian sudah jadi suami istri, apa kalian langsung adakan..."
"Kamu liat saja model Kyara tadi gimana, dia bukan sembarangan mau menerima laki-laki. Jangan berpikir kesana." Jawab Erents.
"Apa kamu nggak tertekan dengan rencana pernikahan ini ? Kamu keliatannya kayak tertekan."
"Nggak juga. Ini semua aku lakuin karena permintaan nenek, apapun yang nenek mau aku tetap lakuin supaya nenek senang."
"Tapi menurut aku kalau aku jadi kamu, kalau tidak sesuai keinginan hati aku nggak akan lakuin karena aku berhak memilih siapa yang pantas aku cinta." Ujar Gio melirik Erents.
"Ya itu menurut kamu, menurut ku juga beda. Jadi biar semua berjalan sesuai kemauan nenek."
"Kamu berharap apa kalau menuruti kemauan nenek ?"
Erents terdiam sejenak membalas tatapan Gio.
"Apa nenek menjanjikan sesuatu ? Atau akan kasih kamu apapun asalkan menikah ?" Lanjut Gio.
"Biarlah bukan urusan kamu untuk mikir hal itu." Balas Erents.
"Tapi harusnya kalian berdua memang harus saling dekat, daripada cuma bertemu di momen tertentu atau hari tertentu."
Erents kembali melirik Gio yang memberinya saran.
"Bukankah harus dekat ?"
"Kyara tipe yang datang sesuka hatinya, jadi untuk apa paksa dia ?" Sahut Erents.
"Kamu yang harus gerak duluan dibanding dia."
"Ah sudahlah, kenapa jadi bahas dia ?" Protes Erents.
Teringat tentang Joana gadis tempo hari di tempat menembak.
"Erents, apa kamu kenal Joana ?"
"Joana yang kita temui di tempat waktu itu?" Balas Erents.
"Iya."
"Enggak, kenapa memangnya ?"
"Tatapan kalian berdua kayak udah saling kenal tapi pura-pura nggak kenal." Jawab Gio.
"Perasaan kamu aja."
*TO BE CONTINUE*
KAMU SEDANG MEMBACA
MAKE A WISH
RomanceBercerita tentang pertemuan Kyara Agnesia dan Erents Justin dalam pernikahan yang mengharuskan mereka harus melakukan itu demi mewujudkan harapan sang nenek dari Erents. Kyara tak menaruh hati kepada Erents begitu pula dengan Erents yang melakukann...