Bab 3 : Mencocokkan

6 1 0
                                    

Kyara berdiri berdampingan dengan Chris sang ayah menyambut kedatangan tamu spesial bagi Chris. Teddy bersama anaknya tiba dirumah besar dan mewah milik Chris, Teddy tersenyum lebar ketika ia sudah keluar dari mobil untuk menyambut hangat pada Chris.

Kyara memberi salam pada Teddy lalu membiarkan Chris mengajaknya masuk kedalam rumah, Kyara mengikuti mereka dari belakang dan menyimak obrolan sederahana sebelum tiba diruang makan.

"Ada baiknya kita isi perut dulu sebelum ngobrol lebih dalam." Ucap Chris begitu senang.

Erents dan Kyara duduk berhadapan namun tak saling menyapa bahkan menatap satu sama lain saka tidak. Teddy memperhatikan Kyara tampak masih canggung dan diam sedari tadi, Chris juga sadar akan hal itu sehingga pandangannya juga beralih pada Kyara dan Erenst.

"Gimana kalau Erents dan Kyara lebih sering bertemu." Sahut Teddy kini mendapat tatapan dari Kyara.

"Benar juga, ada baiknya seperti itu supaya mereka bisa saling dekat satu sama lain. Nanti ayah atur jadwal kalian untuk ketemu." Timpa Chris menoleh Kyara.

Kyara membalas tatapan sang ayah, ia seperti kehabisan kata-kata.

"Dia mungkin nggak mau diatur jadwal." Sahut Erents tanpa menatap Kyara.

"Kalau begitu biar kalian berdua saja yang atur." Teddy menyeringai.

"Gimana soal pernikahan, apa kita boleh menentukan kapan dan dimana ?" Lanjut Teddy sekarang mengarah pada Chris.

"Menurut ku pernikahan mereka harus dibuat megah bisa jadi kita buat saja dihotel kita, undang tamu-tamu penting. Pernikahan mereka cocok dua bulan kemudian, tanggalnya cocok dengan tanggal peresmian hotel." Balas Chris begitu bersemangat.

"Boleh itu, kita cocokkan saja dengan tanggal peresmian hotel pertama kali. Gimana menurut mu Erents ?" Teddy kini menoleh kearah Erents.

"Aku ikut saja yang baik, kalau memang itu cocok nggak jadi masalah. Terpenting acara nanti bisa lancar." Sahut Erents.

Kyara menatap tak percaya kearah Erents, tanggapan Erents tampaknya sangat menyetujui pernikahan itu. Untuk apa pernikahan ini sebenarnya ?

"Ayah... kalian merencanakan apa sampai pernikahan ini jadi salah satu rencana kalian."

Begitulah batin Kyara saat ini, Erents sepertinya menikmati rencana orangtuanya untuk menjodohkan ia dan dirinya.

Kyara memutuskan untuk keluar dari ruangan membiarkan ayahnya dan Teddy mengobrol disana.
Kyara menyilangkan tangannya dengan tatapan kosong, ia memikirkan rencana Chris dan Teddy, didalam benaknya kini hanya rencana yang sebenarnya antara ayahnya dan Teddy dan musuh yang dimaksud Chris.
Jika musuh yang Chris maksud ingin menjatuhkan bisnis mereka kenapa tidak dari dulu bahkan sebelum Kyara dewasa?

Begitulah kira-kira didalam benak Kyara tanpa sadar Erents menghampirinya bahkan sudah berdiri berjarak 1 meter darinya.

"Kayaknya ada yang nggak suka dengan pernikahan." Sahut Erents tanpa melirik Kyara.

"Bukan urusan mu. Memangnya sejak kapan kita jadi ngobrol kayak gini ?" Balas Kyara juga tak melirik Erenst.

"Mereka punya rencana tersendiri."

"Terus rencana apa yang mereka susun ? Kenapa mereka nggak kasih tahu ke kamu atau ke aku?" Kyara kini menoleh pada Erents.

"Katanya pinter, tapi buat hal kayak gini aja masih belum mengerti." Erents membalas tatapan Kyara.

Mata itu, mata tak suka yang diberikan Kyara padanya. Erents masih penasaran dimana letak kepintaran,kecerdikan yang dimaksud sang nenek pada Kyara.

"Jangan pernah anggap remeh soal itu..!" Tegas Kyara.

"Kalau memang kamu berbeda dari perempuan lain coba buktikan, jadi aku nggak perlu ragu dengan mu." Balas Erents.

"Jadi kamu anggap remeh ? Apa karena aku perempuan jadi kamu anggap orang seperti aku nggak bisa apa-apa ? Apalagi tentang perencanaan pernikahan ?" Kyara menatap Erents tajam.

"Tatapan mu saja sudah menjadi bukti kalau kamu memang perempuan tangguh."

Erents mengatur nafasnya pelan. "Sepertinya ayahku benar, kita harus saling mengenal satu sama lain supaya nggak ada rasa canggung diantara kamu atau aku."

"Jangan harap itu terjadi." Jawab Kyara.

Kyara melangkahkan kakinya meninggalkan Erents begitu saja tanpa menoleh kebelakang.

*

Seminggu lamanya Erents dan Kyara berusaha dekat itupun karena paksaan dari masing-masing orangtua mereka. Sekarang mereka berdua berada ditempat wisata pegunungan dengan pemandangan laut yang indah serta pohon sejuk disekitar mereka.

"Kamu ngelihat tempat ini serasa nggak asing lagi buat mu." Sahut Erents.

Erents menyadari Kyara tampak begitu kenal tempat ini. Sementara Kyara, ia memang tidak asing lagi dengan tempat ini dimana tempat ini adalah kenangan masa kecilnya bersama sang ibu ketika beliau masih ada.

"Bukan urusan mu soal tadi, jadi apa yang kita berdua lakuin disini? Cuma nikmatin pemandangan aja ?" Balas Kyara melangkah lebih depan.

"Bisa jadi kayak gitu. Memangnya mau ngebahas soal kerjaan ? Atau.... Pernikahan?" Jawab Erents.

"Pernikahan sialan." Sahut Kyara tak suka.

"Biarpun kamu nggak suka dengan pernikahan itu, tapi kamu tetap hadapi itu."

"Lagian kamu juga lakuin itu karena nenek kamu sendiri, kamu seharusnya bisa nolak dan bilang kalau kamu bisa nentuin jalan mu sendiri tapi kamu malah ikut kemauannya." Kyara kesal terhadap Erents.

Erents melangkah mendekati Kyara begitu dekat sampai gadis itu sontak menjauh.

"Aku juga punya hak untuk setuju jadi tidak jadi masalah tentang pernikahan itu dan bisa jadi membawa keuntungan untuk keluarga ku." Jawab Erets memberikan tatapan remeh.

"Aku jadi curiga musuh yang sebenarnya itu adalah keluarga mu sendiri ! Termasuk kamu !"

"Oh tidak bisa tuan putri. Kamu seharusnya lebih banyak memahami daripada cuma membaca situasi."

"Pernikahan kita dua bulan lagi jadi kamu seharusnya mempersiapkan diri dan lebih waspada, satu lagi seharusnya kamu juga bisa akrab dengan lawan bicara mu yang nanti sudah jadi suami mu." Lanjut Erents kemudian pergi.

Kyara mengepalkan tangannya kuat, ia sangat membenci sikap Erents yang bisa mencari cara untuk membuatnya diam seketika.

"Kamu dan Erents punya kelebihan."

"Istilahnya kamu bisa memancing mangsa sedangkan Erents bisa menangkapnya."

Kalimat itu terbayang sejenak dipikiran Kyara, menatap punggung Erents yang mulai menjauh tanpa melihat kebelakang lagi.

*TO BE CONTINUE*

MAKE A WISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang