Prolog.

785 49 42
                                    

Ersya kenzie Khandra murid keluaran sekolah menengah pertama, dan sudah pasti kini ia menjadi murid sekolah menengah atas, beruntungnya ia mendapatkan kesempatan untuk menjadi murid di Zenith High School, sekolah yang terkenal akan pendidikannya.

****

"Anjir gila, megah banget"
"Ini sekolah atau istana?" lanjut kagum pemuda bersurai hitam tersebut.

"Kalo ini istana mana mungkin orang kayak lo di persilahkan masuk gitu aja"

"Anjing kaget!"
"Lo siapa? Pangeran? Ganteng banget."

"Gue Fariz."

"Oouuhh, salken Ersya"

"Baru?"

"Haah"

Setelah perkenalan singkat, kakak kelas baik hati nan ganteng itu pun mengantarkan Ersya ke kelasnya, yaa meski harus mendengarkan ocehan cerewet darinya.

Ersya tipikal orang yang apa apa pasti dikomenin bahkan hal kecil sekalipun, tak hanya itu Ersya orangnya juga Excited 'an dalam semua hal, jadi sudah jelas, orang yang di dekatnya gabakal tahan karna ocehannya. Ditambah setiap kata yang dikeluarkan dari mulutnya gabisa di filter sama sekali.

Meski baru kenal Ersya langsung nempel ma tuh orang, meski si Fariz agak risih dikit, tapi mau gimana lagi ya ga??Kayaknya Ersya suka deh sama tuh orang, gilsek (gila sekali) emang.

Sampainya di kelas, Ersya bilang makasih ke kakak kelasnya, ga lupa nanya kelas dia dimana, dan ternyata si Fariz anak kelas 11, kehalang 2 kelas doang sama kelas si Ersya.

"Bisa caper nih" gumamnya sambil pergi ke meja nya, baru aja masuk satu langkah ke dalam kelas, Ersya udah kena lemparan penghapus papan tulis aja. Untung Ersya bodoamatan, jadi bukan masalah baginya. Lagian siapa sih yang iseng lempar lempar penghapus?? Kayak yang gaada kerjaan lain aja.

"Eeh? Sori sori, ga sengaja sumpah"

"Ngerusak kebahagiaan orang aja"

"Sumpil ga sengaja gue"

"Iye iye, serah" ujar Ersya sembari jalan ke bangkunya, meski rada kesel sama tuh orang, tapi dengan haluin senyum Fariz aja udah seneng dia mah.

"Eh, betewe nama lo siapa?"

"Ersya, kenapa? Naksir lo?"

"Dih, amit amit gue"

"Oh kirain"

"Nama gue Lyan"
"Temenan yak??"

"Pacaran juga hayu hayu aja gue mah"

"Gue ga homo anying"

"Ya 'kan siapa tau?? Tiba tiba naksir?"

"Engga makasih" ujar kesel Lyan lalu pergi ke bangkunya karena gurunya sudah datang.

*****

Jam pelajaran pertama telah usai, dan kini Ersya lagi nunggu kakak kelas kesayanganya istirahat, dia jongkok di samping pintu kelas Fariz sembari mainin ponselnya.

Nah, tak lama kemudian Fariz keluar dari kelasnya, Tau kakak kelasnya sudah keluar Ersya pun segera berdiri dan berjalan di sampingnya, gak lupa nawarin makan bareng di kantin.

Ingetin Ersya jangan terlalu suka sama Fariz.

Di kantin mereka pesen mie 2 sama es teh 2, ga asik kalo gaada yang traktir, jadi sebelum Fariz bilang bayarnya sendiri sendiri Ersya udah nyelonong bilang Fariz yang bayar. Fariz lirik tajam si Ersya karna berbuat seenaknya, tau Fariz cuman di kasih uang jajan 30 rebu doang, karna Bi Lin ( Bibi kantin ) gamau ribet, jadi dia iyain aja.

WOE!! OM DUDA!! [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang