PROLOG

68 32 107
                                    


Anggap saja ini salam pembuka dari kuning
Kalau kalian gak mau tau endingnya sebaiknya Jangan baca.
.
.
.
.

Jangan lupa saling follow dan votenya.
.
.
.
.
 

Alih-alih mencari penggantimu.
Aku lebih memilih melanjutkan pendidikanku dan mewujudkan mimpiku, seperti yang pernah aku ceritakan padamu.

  ~Langit Lengkara
.
.
.
.
.

   Mari bertemu di kehidupan selanjutnya. Tak perlu menjadi sempurna. Cukup bisa bersama-sama dengan lama. Membuat kenangan indah yang tak sempat kita lalui sebelumnya.

Sky, matahari di pagi ini sangat indah. Seperti senyuman mu yang biasa ku lihat setiap pagi.

   Ada begitu banyak hal yang ingin aku ceritakan. Tapi sepertinya aku lebih suka melihat bentangan bentala biru yang membentang di cakrawala.

Sky, aku masih disini. Di bawah bentangan bentala biru yang dulu selalu kau pandang.
Mengingat setiap kisah kita yang penuh dengan suka cita juga air mata. Mengingat rapuhnya dulu dirimu masih menjadi satu-satunya hal yang aku sesalkan.

"Hahahaha... sungguh lucu bukan?"

   Hai semesta, jika memang seperti ini akhirnya, bolehkah aku melihat senyuman dia-lagi? Mendengar dia berkeluh kesah? Menceritakan hal-hal yang tidak aku mengerti?.

Setidaknya izinkan aku merasakannya sekali lagi untuk terakhir kalinya....

.
.
.
.
.

   Benar kata orang "kita baru akan menyadari seseorang itu beharga apabila orang itu sudah tak ada lagi di samping kita"

Orang yang dulunya ku anggap tidak berarti kini telah meninggalkan luka yang tak terobati kerna kepergiannya.

.
.
.
.
.

   Tak terasa hari demi hari telah berganti. Dan kini hari kelulusan telah tiba.......

Semua murid tampak gembira hari ini.....

Begitupun dengan diriku. Aku merasa bahagia pada hari ini. Walaupun kebahagiaan itu tidak utuh kerna kau tidak ada di sampingku.

Kamu pasti bisa melihat kami dari atas sana kan Sky? Sekarang kami sudah bebas tidak ada lagi persaingan untuk menjadi yang teratas. Kamu pasti bahagia melihat nya dari atas sana.

.
.
.
.
.
.

   Ku taruh setangakai mawar merah dan foto kelulusan di atas makamnya. Foto kelulusan itu terasa hampa, saat kamu tidak ada disana.

"Hai...Sky, ini langit..."

"Happy Graduation Sky..."

"Harusnya kamu juga ikut, dan ada di samping ku" entah mengapa aku yang sudah mencoba ikhlas tetap mengeluarkan air mata saat mengatakan ini.

"Kamu ingat gak? Saat dulu pembagian raport kamu selau berada di sampingku. Juara umum satu dan dua Langit dan Skyza" ucapku sambil tersenyum dan menghapus air mata yang keluar.

Aku pun berjongkok sambil mengusap batu nisan nya...

"Sky aku pamit ya.....aku bakal berangkat ke Amerika dan bakal malanjukan study di sana"

"Doain aku dari sana ya, Sky. Mulai sekarang aku janji bakal jadi Langit yang lebih baik lagi. Bakal jadi Langit yang bisa menaungi orang yang ada di bawahnya"

"Kalaupun nanti aku ketemu orang baru. Aku harap orang itu sama sepertimu Sky" ucap ku dalam hati

Aku tersenyum...

Lalu aku perlahan mulai beranjak meninggalkan makam Sky.....

.
.
.
.

Kehilangan memang selalu menjadi pembelajaran beharga tentang betapa pentingnya menghargai. Kerena setalah ia hilang, maka penyesalan lah yang akan datang menghampiri......

Selamat jalan Sky....

Aku akan berusaha menempuh lembaran baru walau itu tanpa dirmu....

Udah bisa nebak endingnya?



maafkan akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang