BELAJAR MELUPAKAN

40 29 13
                                    

-Titik tertinggi dalam mencintai
adalah membiarkan dia
bahagia bersama orang yang
dicintai nya-

-Shazia Maira Amara-

Setiap pagi memiliki awal yang baru, tetapi kalau bagi Zia ini adalah awal untuk melupakan segala kenangannya bersama Daren. Zia akan membuktikan bahwa dirinya bisa bahagia walau tanpa Daren sekalipun. Zia menatap ke cermin dia melihat pantulan dirinya yang begitu acak acakan. Rambut kusut, wajah pucat, dan matanya bengap, karena dia hari ini bersekolah dia segera bersiap siap. Setelah selesai melakukan aktivitasnya dan siap untuk berangkat ke sekolah Zia langsung turun ke bawah untuk sarapan.

"Pagi ma, pa" Sapa Zia kepada orang tuanya. "Pagi juga Zi" Balas kedua orang tuanya. "Lah gua gak di sapa Zi? Parah banget sih Lo jadi adek" Protes Kenzie. Kenzie adalah Abang Zia, Zia anak kedua dari dua bersaudara.

"Pagi Abang ku" Sapa Zia kepada Kenzie. "Hm" Balas Kenzie. Singkat, padat, dan tidak memuaskan bagi Zia. "Tau gitu gak gua sapa sekalian lo" Ucap Zia ketus.

"Kamu kenapa Zi kok mata kamu bengep gitu? Kamu habis nangis?" Tanya mama Zia yang menyadari keadaan Zia. "Enggak kok ma, Zia kemaren habis maraton drakor terus ada adegan sedih nya gitu jadi kebawa suasana deh" Balas Zia mengelak.

"Kamu itu ngedrakor mulu udah belajar belum habis ini kamu kenaikan kelas lo, mama gak nuntut nilai kamu tapi kamu berusaha jadi yang terbaik yah" Nasehat mama. "Iya ma Zia bakal berusaha sebaik mungkin" Jawab Zia.

"Yaudah ayo makan keburu telat nanti kamu kesekolah dan Abang nanti juga telat kerjanya" Ucap papa Zia. Kemudian mereka melakukan kegiatannya tanpa ada yang berbicara satu sama lain. Setelah selesai sarapan Zia langsung berpamitan untuk berangkat sekolah.

Di perjalanan Zia cuma melamun memikirkan kejadian kemarin, jujur saja kejadian kemarin cukup mengganggu pikirannya. Setelah sampai sekolah Zia langsung saja memarkirkan motornya dan pergi ke kelasnya. Di kelas Ara sudah menunggu untuk meroasting sahabat nya itu, dan benar saja ketika Zia sampai di kelas langsung di roasting.

"Muka lo lecek amat Zi kaya baju yang belum di setrika, oh gua tau lo pasti abis nangisin tuh cowo brengsek kan? Udah cowo kaya gitu mah masih banyak lagian lo juga pakek acara nangis segala jadinya muka lo kusut tuh makin jelek deh" Ucap Ara. "Eh lo bisa diem gak! Siapa juga yang habis nangisin Daren orang gua nangisin drakor yang kemaren gua lihat" Bantah Zia.

"Ye masih gak ngaku lagi lo pikir gua percaya? Gak ya, mendingan lo nanti anterin gua ke mall" Ajak Ara dengan niatan ingin menghibur sahabatnya itu supaya tidak terlalu memikirkan masalahnya.

"Ngapain?" Tanya Zia. "Antri sembako, ya belanja lah skincare gua udah pada habis. Nanti lo gua traktir makan deh" Ucap Ara. "Kapan? Nanti sore?" Tanya Zia lagi.

"Nggak tahun depan nunggu gua udah punya suami, ya nanti lah lo gimana sih" Sewot Ara. "Oh" Jawab Zia singkat. "Lo bener bener yah Zi sakit hati gua lo cuekin" Ucap Ara mendramatis. Zia yang yang melihat hal itu pun memutar bola matanya jengah. Tidak lama setelah itu bel masuk pun berbunyi.

Kringg

Seluruh siswa berhamburan ke kelas masing masing untuk mengikuti jam pelajaran pertama. Guru yang akan mengajar di kelas Zia pun masuk.

"Selamat pagi anak anak" Sapa Bu Ika guru mata pelajaran sejarah. "Pagi Bu" Jawab seluruh murid. "Hari ini kalian kedatangan siswa baru, silahkan masuk dan perkenalkan diri kamu" Ucap Bu Ika.

TRUE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang