Bab 16 : Melindungi Kerajaan Altarus

406 19 11
                                    

Istana Kerajaan, Ibu Kota Le Brias, Kerajaan Altarus, 7 September 1639.

Saat ini di istana kerajaan, di dalam ruangan kerja Raja. Raja Tara ke-14 sedang memegang kepalanya yang pusing akibat sebuah dokumen yang dia terima dari Duta besar Kekaisaran Parpaldia, urat di kepalanya dapat terlihat jelas menandakan dia sangat marah.

"Apakah mereka sudah gila!!."kata Raja Tara

Dokumen yang dia lihatnya penuh dengan omong kosong. Itu adalah permintaan resmi dari Kekaisaran Parpaldia, yang datang setiap tahun, meskipun itu hanya 'permintaan' saja. Namun, itu adalah perintah.

"Ini tidak mungkin..."kata Raja Tara

Setelah Kaisar sebelumnya meninggal, Kaisar saat ini, Ludius, Berkuasa. Dia telah mendengar bahwa Kaisar Ludius ingin memperluas wilayahnya untuk meningkatkan kekuatan nasional mereka, jadi dia menekan negara-negara untuk memberikan Kekaisaran Parpaldia beberapa tanah mereka. Ada beberapa kasus di mana tanah yang diminta benar-benar tidak digunakan, sehingga berubah menjadi pengaturan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Namun, dalam kasus ini, sama sekali tidak ada manfaatnya bagi mereka.

- Kerajaan Altarus akan memberikan tambang permata ajaib Siltras ke Kekaisaran Parpaldia.

- Putri Lumies akan di kirim ke Kekaisaran Parpaldia sebagai budak.

- Kerajaan Altarus akan memutus hubungan diplomatik dengan Indonesia.

- Kerajaan Altarus akan membatalkan semua kerjasama dengan Indonesia.

- Kerajaan Altarus akan menyerahkan semua senjata sihir yang dibeli dari Indonesia ke Kekaisaran Parpaldia.

- Harap lengkapi 5 permintaan ini dalam waktu 2 minggu, kami ingin menghindari penggunaan angkatan bersenjata jika memungkinkan.

Tambang Siltras adalah tambang terbesar Altarus, produksinya membentuk inti ekonomi negara, dan itu adalah salah satu dari lima tambang terbesar di dunia. Tanpa itu, negara akan kehilangan sejumlah besar kekuatan nasional. Lebih jauh lagi, mendapatkan putri sebagai budak tidak menguntungkan Parpaldia dengan cara apapun, itu hanya untuk menghina Altarus.

Apalagi mereka meminta kami untuk memutuskan hubungan diplomatik dan kerjasama dengan Indonesia, itu jelas tidak bisa dilakukan. Berkat kerjasama yang dilakukan dengan Indonesia, kerajaan Altarus telah mengalami banyak perubahan dalam berbagai sektor, seperti infrastruktur, industri, dan perdagangan, standar kehidupan masyarakat juga mengalami peningkatan, dan semua ini bisa terjadi berkat hubungan diplomatik dengan Indonesia. Jika Altarus memutuskan hubungan diplomatik dan kerjasama dengan Indonesia, maka pemerintah Indonesia pasti akan menarik semua teknologi yang sudah diberikan kepada Altarus, sehingga semua standar kehidupan mereka akan kembali seperti dulu lagi. Raja Tara tidak mungkin membiarkan hal seperti itu terjadi, apalagi dengan semakin banyaknya negara yang ingin melakukan hubungan diplomatik dengan Indonesia, maka Altarus akan menjadi satu-satunya negara yang tertinggal dalam hal teknologi.

Dia hanya bisa melihat ini sebagai provokasi perang. Tapi kenapa, mereka sudah mengalami penghinaan tanpa akhir ketika menyelesaikan semua permintaan Parpaldia sampai sekarang, jadi mengapa mereka tiba-tiba melangkah lebih jauh lagi, benar-benar tidak bisa dipahami.

Raja Tara memutuskan pergi ke cabang departemen luar negeri ke-3 Parpaldia di Le Brias untuk melihat apakah ada kesalahan.
.
.
.
.
.
.
Departemen Luar Negeri ke-3, Kantor Cabang Altarus.

"Aku sudah menunggumu, Raja Altarus!."kata Duta besar Parpaldia

Dia duduk di kursi dengan kakinya bersilang, Raja Tara harus berdiri di sana karena tidak ada kursi lain.

"Betapa tidak sopan..."

"Aku datang untuk mengkonfirmasi niat negaramu tentang permintaan resmi."kata Raja Tara

Summoning Alternative Garuda Indonesia In New World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang