"Selamat ulang tahun Rio." Rio tak henti-henti menarik kedua sudut bibirnya ke atas. Tamu spesial yang ia tunggu sedaritadi akhirnya datang. Yep, Andri adalah tamu spesialnya tentu.
Andri datang bersama Desta, namun ketika memasuki area pesta, Desta langsung menghilang entah kemana. Seperti biasa mungkin menjadi buaya dadakan yang mencari mangsa untuk ditipu daya oleh gombalan murahannya.
Kembali lagi dengan Andri, setelah mengucapkan selamat pada Rio, Andri memberikan buket serta kado yang dia bawa pada Rio. Tentu Rio senang sekali, Andri memberinya hadiah. Dan hadiah dari Andri adalah hadiah paling spesial di ulang tahunnya.
"Terima kasih Andri. Lo udah nyempetin waktu buat dateng ke ultah gue terus ngasih gue hadiah gini. Gue seneng banget." Ucap Rio excited. Andri tersenyum menatap Rio. Rio sebenarnya memang semenggemaskan itu, apalagi kalau sedang senang seperti itu.
"Sama-sama." Jawab Andri.
"Lo mau minum? Biar gue ambilin." Tawar Rio.
"Gak usah, gue nanti ambil sendiri." Rio mengangguk.
"Bentar lagi acara potong kue dimulai, gue mau ke panggung dulu ya." Ucap Rio berpamitan dengan Andri. Namun saat hendak pergi, Andri malah menahan tangannya. Rio terdiam lalu menoleh ke arah tangannya yang di pegang Andri.
"Ehm... Kalau lo ada waktu, lusa kita ngobrol di kafe deket kampus." Ucap Andri. Rio tampak membulatkan matanya, ia terkejut. Apa Andri akan mengajaknya ngedate?
"O-oke." Jawab Rio gugup. Setelah itu Andri langsung melepaskan genggaman tangannya pada Rio.
"Udah gih sana potong kue." Ucap Andri sambil tersenyum manis pada Rio. Senyuman yang tak pernah Rio lihat. Senyuman tulus dari seorang Andri yang tak pernah ia dapat. Rasanya Rio ingin berteriak saja saat itu juga. Apa mungkin Andri sudah mau menerimanya? Rio tak akan ditolak Andri lagi?
Rio mengangguk lalu dengan senang hati pergi ke panggung. Ia tak tau lagi, hari ini adalah hari terbahagia Rio.
"Lo... Mulai nerima Rio?" Hampir saja Andri akan menonjok orang yang bersuara itu kalau saja Desta tidak menahan tangan Andri. Ya, yang bersuara itu adalah Desta yang tiba-tiba saja muncul entah dari mana.
"Lo bikin orang jantungan aja!" Kesal Andri yang memang terkejut dengan kehadiran Desta yang tiba-tiba.
"Lagian lo ngapa ngelamun gitu abis pegangan tangan sama Rio. Aneh banget, biasanya ngomong sama Rio aja ogah. Ini malah pegangan tangan." Ujar Desta dengan tangannya yang ia lipat di depan dada.
"Kayaknya gue harus ngelupain Anggri."
"Nah gitu dong! Ini baru bestod gu-hmmmppptt!" Ucapan Desta langsung terpotong ketika Andri membekap mulut Desta dengan kasar. Bagaimana tidak? Desta berbicara seperti itu dengan volume yang keras hingga mendapatkan atensi dari para tamu yang lain.
Membuat Andri malu saja.
"Sumpah Des, lo jangan bikin malu dengan suara toak lo, atau gue cubit pentil lo." Ucap Andri menusuk di telinga Desta membuat Desta mengangguk paham. Mendapat anggukan dari Desta, Andri melepaskan bekapannya dari Desta.
"Anjir, Ndri kalau lo mulai belok jangan lecehin gue tai!"
***
"Meong~ meong~" (Tuan bangunlah, anda bisa sakit jika tidur di lantai.)
Jiejie menjilati pipi Andri, berusaha membangunkan Andri yang tergeletak di lantai unit.
Tadi Andri pulang dengan keadaan mabuk, diantar oleh Desta tentunya. Tapi Desta yang tolol itu malah hanya meletakkan Andri di lantai unit lalu pergi begitu saja tanpa pertanggung jawaban. Tentu Jiejie yang tadinya sudah tidur di sofa jadi terbangun. Kucing itu langsung menghampiri tuannya yang sudah bau alkohol itu.
Keadaan mengenaskan ini membuat Jiejie kasihan pada tuannya. Jadi Jiejie sedaritadi berusaha membangunkan tuannya. Tapi belum juga berhasil. Bahkan suara ngeongan yang tepat berada di telinga Andri pun tak mampu membuat Andri tersadar.
Tinggal satu cara.
"Meong~" (Maafkan aku tuan.)
Jiejie menyayat hidung Andri dengan cakar tajamnya dan saat itu juga Andri langsung tersadar.
"Awh!" Ringis Andri ketika merasakan perih di hidungnya. Jiejie yang takut langsung berlari bersembunyi di kolong kursi. Ia takut jika Andri akan memarahinya kalau tau Jiejie lah yang mencakar hidungnya.
Andri memegang hidungnya ternyata sudah berdarah. Dengan segenap tenaga yang masih ada, ia mengabaikan darah itu lalu berjalan menuju kamarnya dengan sempoyongan. Dan ketika sampai di kamar, Andri langsung menjatuhkan dirinya di atas kasur.
Yap, ide Jiejie berhasil. Jiejie keluar dari persembunyiannya. Kucing itu melangkah menuju kamar Andri lalu dengan kepalanya. Ia berusaha mendorong pintu kamar Andri agar tertutup. Setelahnya Jiejie melompat ke atas kasur lalu menjilati darah yang keluar dari bekas cakaran di hidung Andri.
"Meong~" (Maafkan aku tuan, mimpi indah.)
KAMU SEDANG MEMBACA
Paw in My Heart
Fiksi RemajaTiba-tiba saja seekor kucing hitam berteduh di balkon Andri, mahasiswa seni komunikasi pemalas yang kerjanya menangisi cinta pertamanya. Kasihan melihat kucing hitam itu, Andri memutuskan untuk merawatnya dan memberi nya nama Jiejie. Namun suatu wak...