Casey benar benar sadar akan hidup yang sesungguhnya bagaimana , terlebih usianya yang sudah 17 tahun saat itu. Usia yang mungkin belum terlalu dewasa tetapi cukup dewasa untuk memahami tentang kehidupan. Meskipun begitu , Casey masih sering tidak terima dengan hidupnya , ia masih sering sedih dan tidak menyangka bahwa sang ayah hanya menemaninya sampai usianya 17 tahun saja. Beberapa minggu kepergian sang ayah pun , ia masih teringat bahwa setiap sore menjelang malam , sang ayah harusnya pulang dari kantor. Namun , itu hanyalah momen yang Casey sadar tidak akan pernah ia rasakan lagi. Sungguh , ia sangat merindukan sang ayah.
- time skip -
Sudah di ujung tahun pada tahun 2022 , di malam tahun baru yang harusnya menjadi momen bahagia buat Casey dan keluarganya , tetapi ia sama sekali tidak merasakan kebahagiaan itu. Untungnya , ia ingat akan janjinya kepada sang ayah , bahwa ia akan berusaha untuk kuat dan tidak mudah menyerah sebagai anak perempuan pertama dalam keluarga itu. Ia berjanji akan mengerahkan seluruh upayanya , keberaniannya, dan kegigihannya. Seperti biasa Casey dan keluarga melewati malam tahun baru itu hanya dengan melakukan doa bersama , sudah jelas ada air mata karena mereka masih sangat merindukan salah satu anggota keluarga mereka yang paling berharga. Tetapi , begitulah hidup. Disaat kita berpikir kita tidak bisa melewatinya , faktanya hidup akan berjalan lagi seperti biasanya , kehilangan seseorang yang ada di bumi tidak memberi pengaruh apapun kepada bumi ini.
- 01 Januari 2023 -
Tahun baru telah tiba , Casey teringat bahwa ini akan menjadi tahun terakhirnya menjadi anak sekolah dan ia harus bangkit untuk mencapai semua mimpinya. Gadis itu sangat ingin berkuliah , karena di depan jenazah sang ayah pun ia berjanji sambil menangis bahwa ia akan berkuliah di Perguruan Tinggi Negeri tahun ini. Casey berharap semuanya bisa ia lakukan , ia berharap bahwa kali ini dunia berpihak kepadanya. Lagi dan lagi kita tidak pernah tahu apakah keinginan kita selalu tercapai atau malah sebaliknya. Ia kerahkan semua usaha dan doa doa nya, ia berusaha menguatkan dirinya dan sedikit keras kepada dirinya sendiri. Ia harus keluar dari zona nyaman. Gadis itu memiliki universitas impian yang sangat ingin ia tuju, ia begitu semangat sekali menggapai universitas itu walau mungkin banyak sekali yang mengatakan universitas itu sulit sekali digapai. Namun , Casey tidak memperdulikan perkataan orang , yang ia tahu ia ingin berkuliah di universitas itu. Ia belajar dengan sangat giat , bahkan ia tak peduli dengan pelajarannya di sekolah saat itu. Ketika ulangan akhir untuk kelulusan di sekolah nya pun ia tak belajar dan hanya menganggap itu formalitas. Benar saja , Casey mendapatkan remedial dalam ulangan Kimia dan Fisika nya, mengingat bahwa gadis itu memang tidak suka pelajaran Kimia dan Fisika.Casey terus menjalani hidupnya layaknya anak sekolahan akhir , ia juga masih sangat sering merindukan sang ayah. Ia menangis setiap malam ketika ia merasa sangat lelah dan selalu berharap sang ayah ada disini untuk mendukung setiap usahanya. Ia yakin bahwa usaha nya ini dipantau oleh sang ayah. Gadis itu menangis sampai kelelahan dan akhirnya tertidur. Begitu seterusnya hampir setiap malam. Namun, keesokannya ia tetap terbangun dengan wajah yang mau tidak mau harus ceria. Casey masuk sekolah seperti biasa dan ia merasa flat saja dengan hidupnya. Bahkan untuk cinta pun ia tidak peduli lagi. Ia bertemu dengan Gery di koridor sekolah , gadis itu cuek dan terlihat tidak berminat lagi untuk bahagia akan kehadiran pria itu. Entahlah , ia bukan membencinya hanya saja ia tiba tiba kesal melihat wajah pria itu.
Seiring berjalannya waktu , tiba lah saat Casey untuk ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri itu , Casey sama sekali tidak bimbingan belajar , ia hanya belajar dengan caranya sendiri. Jelas saja gadis itu takut bahwa ia tidak ada apa apa nya melihat saingannya yang begitu kuat belajarnya. Gadis itu insecure dan merasa tidak percaya diri tiba tiba. Ia hanya berdoa dan meyakinkan dirinya bahwa ia bisa. Mama yang menemani Casey saat itu pun mendukung anak gadisnya dengan sangat tulus. Casey bersumpah , ia sangat bodoh untuk tidak bersyukur akan hidupnya. Ia berpikir bahwa masih banyak sekali hal yang harus ia syukuri, ia merutuki dirinya sambil menangis dalam hati. Ketika tes dimulai , ia pun dengan yakin mengerjakan semua tes itu. Ia hanya berharap satu hal , ia bisa lulus dan berkuliah tahun ini.
Setelah tes itu selesai , ia merasa sangat lelah dan langsung pulang ke rumah, kemudian mendoakan apa yang ia kerjakan tadi. Beberapa minggu setelah ujian itu , di suatu malam ia bermimpi tentang sang ayah. Dimana , Casey sedang membuka pengumuman dari tes tersebut , ternyata gadis itu tidak lolos dan ia sangat sedih. Namun , tiba tiba sang ayah datang dan menghampiri gadis itu , memeluknya erat dan mengusap punggung gadis itu. Ia sangat sedih saat itu , tapi ia merasa bahwa dekapan sang ayah sepenuhnya mampu meredakan rasa sedihnya. Ketika terbangun, Casey sadar itu hanya mimpi , ia melihat matanya sembab. Astaga , gadis itu sampai menangis sungguhan. Ia benar benar merasa bahwa itu adalah mimpi buruk yang mungkin menjadi pertanda buruk. Casey berusaha menepis semua pikiran buruknya, ia menenangkan dirinya dengan berdoa. Seminggu kemudian , tepat waktunya pengumuman itu. Casey memulai harinya bangun tidur dengan perasaan yang gelisah , takut , dll. Casey berdoa dan berdoa. Tepat pukul 15.00, Casey membuka pengumuman itu dan ternyata benar, gadis malang itu sungguh kecewa melihat dirinya yang tidak lolos. Ia menangis dan meminta maaf kepada sang ayah bahwa ia belum berhasil menepati janjinya.
"papaaa ... maafinnn akuuu" ucap Casey sambil terisak.
Ia benci hari itu. Ia benci dirinya. Ia benar benar menganggap bahwa hidupnya sudah berakhir. Sungguh dunia begitu tidak adil padanya , luka yang sebelumnya belum kering , diberikan lagi luka baru. Hidupnya bagaikan seperti itu. Ia baru kehilangan sang ayah beberapa bulan yang lalu, ia harus merasakan sakitnya tidak lolos masuk universitas impiannya. Malang sekali nasib gadis itu.Casey menangis sampai malam hari , mama yang melihat itu tidak tega. Bahkan gadis itu belum makan seharian , ia tidak memiliki nafsu untuk makan. Selama beberapa hari pun ia hanya mengurung diri di kamar , sembari mencari cari informasi tentang ujian mandiri di universitas apapun. Tetapi lagi dan lagi , ia merasa bahwa Tuhan mungkin sedang menguji nya di luar batas kemampuannya. Ia merasa bahwa mungkin ini bukan waktunya. Ia mengikhlaskan bahwa takdirnya tidak berkuliah tahun ini. Ia memutuskan untuk menunda waktunya setahun untuk berkuliah dengan belajar di tempat bimbel. Ia sudah mengikhlaskan dengan sangat baik mimpi mimpinya itu, ia hanya berharap bahwa di kesempatan selanjutnya , Tuhan dan dunia berpihak kepadanya.
-Next-
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Perfect
Non-FictionIni kisah hidupnya , yang mungkin akan berlanjut tidak tahu sampai kapan. Yang jelas , dia berharap hidupnya akan terus berlanjut dengan segala mimpi yang ia capai. ~~ Our strong girl ~~