Di umur 13 dan 15 tahun"Kia apakah kita akan bertemu lagi?"
"Ya kita akan bertemu lagi Ra" mereka cukup lama terdiam di danau
"Sebentar lagi sore dan waktu kita sedikit" Kia menatap jam tangan nya
Kia mengambil kotak kecil di sakunya, Rara hanya melihat saja apa yang dilakukan nya, "Nih aku sebelum ke sini menyempatkan beli gelang ini"
Rara menatap gelang yang di beli Kia, di ambilnya tangan Rara membantu memasangkan gelang
"Jaga baik baik yaa, biar aku mudah mengenal mu saat kita bertemu nanti" menggenggam tangan Rara erat
"Baiklah Kia" tersenyum manis yang di balas tak kalah manis nya
"Oky sudah waktunya aku pergi nanti di cari ortu ku, mau ku antar pulang?" Tawar nya Kia
"Tak perlu" menggelengkan kepalanya tidak
"Baiklah, daa" melambaikan tangan perlahan bayangan Kia tidak terlihat lagi
Rara melambaikan tangan nya sebentar lalu mengalihkan pandangannya ke arah sungai
▪️▪️▪️
"Raby apakah sudah selesai, mau ku tutup pintu nya" melihat dari luar"Sebentar lagii" teriaknya di dalam
"Huhh" mendudukkan dirinya di luar menatap perjalanan yang mulai malam
"Yok sudah selesai maaf ya tadi aku bersihin yang masih kotor" cengir nya
Menepuk dahinya "Itu nanti besok lagi Raby yaudah yok, malam akan tiba" meninggalkan nya
"Hehe maaf Nisa" mengejar nya mensejajarkan langkah mereka
"Btw kamu jadi kerja tambahan?" Tanya nya sambil berjalan kaki bersama
"Iya apalagi aku ngekos" bersandu ria
Menggelengkan kepalanya, "heran kamu punya rumah sendiri tapi malah ngekos"
Memberhentikan jalan melihat itu ikut berhenti, "Kamu tau kan kalo aku ingin kerja jauh dari rumah"
"Ahaha iya ya aku lupa yok bentar lagi malam" berjalan lebih dulu
"Eh Nisa! Tunggu akuu ish" mengejar langkah nya yang cepat itu
Raby Adanda umur 23, kerja di cafe temannya yang bernama Nisa Arli yang sama umur nya 23, Nisa dan Raby ngekos bareng walaupun Nisa mempunyai cafe sendiri dia ingin ngekos saja dan tentu bareng Raby
Satu ruangan mereka tempati, tetapi ruangan di kosan mereka luas bukan hanya kosan mereka saja kosan di samping samping nya juga sama luasnya
"Pesawat akan sampai sebentar lagi Miss" ucap pelayan
Tangan kanan nya melirik ke arah nya lalu menatap pelayan, "ya" singkat nya
Pelayanan itu membukukan badan setelah itu pergi dari mereka
"Saskia" menggoyangkan lengan pemilik nama
"Hm"
"Bangun bentar lagi turun"
Membuka kelopak mata nya menyusaikan penglihatan, "Sudah malam?" Tanya nya
"Yaa begitulah" menyandarkan badannya
Mengambil handphone nya melihat jam, "kalau sempat Lo ikut gue, ngerti Kenan" memejamkan mata nya lagi
"Yaa" bales nya
Mereka sambung memejamkan mata nya, menikmati kesunyian malam hari
Saskia Sabine umur 20, seorang pengusaha sukses yang dinamakan OFF SAKANAN nama perusahaan yang di bangun nya dengan sahabat nya Kenan Fariza umur 21, kedua ny sama sama pemilik perusahaan tetapi yang menjadi CEO nya Saskia dan sekertaris nya Kenan
...
Malam tibaDi kosan, seorang wanita sedang asik mendengar kan musik dengan tangan lincah menggambar di buku gambar nya diruang tamu
Seseorang mendatangi, "Raby kamu punya roti ga?" Menatap Raby yang tidak merespon pertanyaan
Memutar mata jengah di ambil bantal yang di dekat nya
Buk!
"Akkh!"
Raby menoleh niat ingin marah tapi di urungkan, "Haissh kenapa melempar ku pakai bantal! hampir aja ga kecoret gambaran ku"
Berkacak pinggang, "Heh! Masih mending ya pakai bantal kalo ga sendal kesayangan gue sudah dari tadi gue lempar dengan kencang" dengus Nisa
"Eyy santai napa, kan pake handset ga kedengaran dong" santai Raby
"Yaishh aku nanya ada gak roti kamu?" Mendudukkan dirinya di sofa
"Ada tuh di lemari dapur" melanjutkan gambar nya tapi tidak dengan handset
"Bukan ituu!! Roti satunya biasa di gunakan perempuan" gereget nya
"Oo udah habis"
"Belikan sii"
"Dih! Ogah beli sendiri" masih melanjutkan gambarannya
Menghentakkan kakinya, "kok gitu sih! Belikan si ayolah bantu nanti keluar! Aaaaa!! Raby !!" Rengek Nisa
Menggosokkan telinga berdenging, "diem!! Sakit telinga ku"
"Makanya belikan! Aaa!" Rengekan lagi
"Iya! iya! Haish puas!!" Menatap tajam Nisa
"Puas ketika sudah di belikan"
Raby menatap sengit ke arah nya, Nisa melihat Raby masih diam saja mendelik
"Tunggu apa lagi, cepet belikan"
"Dih" memasang wajah datar keluar tak lupa membawa handphone, meluap kan kesalnya di hentak hentakan kakinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Raby Is Only Mine GXG)
RandomIni hanya iseng yg ku buat saat lagi santai-santai nya, keisengan ku membuat cerita yang gw ingin di kehidupan nyata sesuai yang gw bikin. Semoga suka!