EPS 35 : To "I am Disappointed"

37 6 0
                                    

Telah direvisi pada 19 Mei 2024
Telah dipublikasikan pada 28 Mei 2024.

"Kau boleh menangis tapi kembali berdiri. Kau boleh terluka tapi hanya sementara. Jangan kau terlalu lama tenggelam, ingatlah masih ada masa depan"
-Hanya Lolongan, Nabila Taqiyyah

『✎﹏

WARTAWAN yang biasanya berkerumun di depan gerbang sekolah itu perlahan bubar, bersamaan dengan berita tentang manipulasi nilai yang perlahan hilang. Konferensi yang dilakukan antara pihak sekolah dan wali kelas akselerasi telah dilaksanakan.

Dari konferensi tersebut menghasilkan tiga poin penting, pergantian kepala sekolah dan waka, pihak sekolah menolak dengan keras segala bentuk penyuapan, serta adanya hukuman kepada segenap pihak yang terlibat. Nilai murid-murid akselerasi akan diubah, disesuaikan dengan nilai yang sebenarnya. Namun mereka tetap berada di kelas reguler, dan sisanya ada di akselerasi seperti peraturan sebelumnya.

"Gue kira ... kita bakal balik lagi ke akselerasi," curhat Gavin menghembuskan napas panjang.

"Tapi, kan, nilai kita udah diubah," balas Yuvika sambil memainkan rambutnya.

Elina melipat kedua tangan seraya memanyunkan bibir. "Tapi menurut gue itu nggak cukup."

Jovan menoleh ke arahnya. "Bener."

Dhara menyenderkan kepalanya ke pundak Elina. "Waktu gue ke Jogja mau jenguk nenek gue, gue nggak sengaja ketemu Devan di kereta."

Naren berdiri menghadap teman-temannya. "Stop, dijeda dulu ceritanya. Ayo kita ke kantin!"

"Ayooo!!"

Enam remaja yang duduk berbanjar di bawah tangga kelas 11 Bahasa itu langsung berdiri tegak, sampai-sampai kepala Jovan mengenai tangga dan yang lain malah mentertawakan. Mereka mulai menaiki tangga satu persatu mengarah ke kantin, meminta Dhara untuk menceritakan perjalanannya ke Yogyakarta sampai bertemu Devan di kereta sambil makan bakso.

『✎﹏ 』

"Lo nanti mau ambil prodi apa?" tanya Ardika seperti mengajukan beberapa pertanyaan kepada Jiya yang hendak akan pergi ke kantin.

Gadis itu berdiri dan membisikkan sesuatu ke telinganya. "Kepo."

Jiya tertawa dan pergi lebih awal, tak memedulikan Ardika yang terus memanggilnya dengan suara keras dan bertanya tentang prodi apa yang akan gadis itu ambil.

Pengumuman Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri telah dibuka, semua murid kelas dua belas yang lolos eligible mulai berusaha menemukan prodi dan universitas yang sesuai. Seluruh murid akselerasi IPA dan IPS kelas 12 ada di daftar Eligible dan pemeringkatan sudah berdasarkan nilai asli mereka.

Diantaranya adalah sebagai berikut:
Jiya menempati peringkat pertama, disusul Gita di peringkat kedua, Kiana peringkat tiga, Ardika peringkat empat, dan Hania peringkat lima. Sedangkan Devan tidak terdaftar di peringkat eligible sekolah karena telah pindah sekolah.

"Lo ambil prodi apa, Git?" tanya Ardika.

"Gue mah nanti mau mengundurkan diri dari eligible," balas Gita dengan nada bicara kelewat santai sambil menyantap bekalnya.

Excellent '05 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang