Melodie : 08

8.4K 719 61
                                    

Selamat membaca danSemoga suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.
.

Aloisia terbangun merasakan sakit dan perih di area bawahnya. Rasanya sangat sakit. "Dasar bajingan! Aku pasti akan membunuh mu!" Aloisia menatap luka di tubuhnya sudah di obati. Tentu saja Pria itu sudah pergi. Ia melihat ada banyak sekali tanda merah yang terlihat sangat menjijikan. Aloisia melihat bercak merah di atas kasurnya. Itu pasti darah dari selaputnya. Darahnya tidak banyak.

Untuk berjalan saja dia tidak mampu. Dia harus bergegas. Dia harus pergi mengawasi daerah sekitar. "Argh! Sial!"

Siapa pria itu? Kenapa dia mengklaim dirinya sebagai miliknya? Kenapa dia bisa mengetahui nama aslinya? Sejak menginjakan kaki di Milan. Ia tidak pernah berkenalan dengan siapapun termasuk Grammy. Jadi, bagaimana pria itu mengenali dirinya? Dia datang semalam, menyetubuhi dirinya. Seolah-olah dia sudah tahu jika tidak ada orang di rumah selain dirinya.

Aloisia berjalan, sedikit demi sedikit. Ke kamar mandi. Dia harus pergi ke laundry untuk mencuci selimut. Dia juga harus pergi ke rumah sakit melihat keadaan Grammy. Yang paling membuat dirinya tidak mengerti. Kenapa pria itu mengobati lukanya. Dia yang membuat luka ini. Dia juga yang mengobatinya.

"Aku bersumpah akan membunuh mu!"

Aloisia membawa selimut itu ke Laundry. Setelah itu dia pergi ke alamat rumah sakit yang di kirimkan Soleil untuk melihat keadaan Grammy. Untuk sementara Grammy tidak akan pulang dia akan menginap di rumah sakit.

"Ada apa Sia?" Tanya Soleil melihat raut wajahnya.

"Aku baik-baik saja. Kenapa kau bertanya?"

"Itu karena kau terlihat sedang kesal."

"Apa aku begitu?"

Soleil tertawa. Selama ini dia tidak sadar jika tidak pernah menyembunyikan emosinya. "Kau selalu seperti itu."

Notifikasi pesan pada ponselnya berbunyi, Aloisia langsung melihatnya. Ada sebuah pesan dari professore Tecla. Profesor Tecla mengatakan Jika dia ada di Milan. Dia meminta untuk bertemu. Aloisia berpamitan pada Grammy dan menyuruh soleil untuk tetap di sana menjaga Grammy. Alosia bergegas menuju alamat yang dikirimkan professore Tecla.

Di dalam sebuah Cafe. Professore Tecla mengeluarkan kotak yang di bawanya. Professore Tecla menunjukkan Scout bee-01 yang sudah hancur padanya. Ini belum 3 hari sejak dia mengirimkan paketnya.

"Middora Sia. Scout bee-01 tidak bisa di beroprasi lagi. Semuanya hancur. Tapi!" Professore Tecla menunjukkan remot pengontrolnya. Di remote itu terdapat layar yang terhubung dengan penglihatan Scout bee-01 nya. "Layar pengontrolnya bisa di benarkan. Dan ini adalah chips memory. Dia merekam semua kejadian terakhir lagi. Kau bisa memeriksanya nanti."

Aloisia mengangguk. Professore Tecla terlihat mengeluarkan sebuah alat lain dari dalam paperbag yang di bawanya. "Dan ini untuk mu! Scout Fly M-10!"

Melo-die [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang