Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✦ . . ˚ . . ✦ ˚ . ★⋆.
. ˚ * ✦ . . ✦ ˚ ˚ .˚ . . ˚ . ✦
Apa janji yang harus kulakukan?
Akan aku lakukan.
Itulah harga matiku.
-ˋˏ✄┈┈┈┈┈┈┈
Aku membuka mataku dan mendapatkan diriku sedang berdiri di tengah-tengah keramaian. Aku berada di dalam kota yang begitu mewah. Kota ini membuatku merasa Déjà vu. Aku seketika teringat dengan Las Vegas yang berada di belahan benua lain. Tapi, tentu saja aku belum pernah ke sana.
Hanya melihat melalui website internet.
"Tapi, ini bukan Las Vegas? Di mana aku...?"
Aku memberanikan diri untuk berjalan dari tempatku berdiri.
Melihat orang-orang yang lalu lalang, membuatku mendadak merasa miskin. Aura mahal dari kota ini sangat mencekam. Aku rasa, aku tidak akan pernah bisa mengikuti selera mereka. Apakah sekarang kekayaan bisa sampai mimpi? Uh... Aku tidak suka.
"Uhm... Permisi."
Aku coba untuk menghentikan salah satu orang yang sedang berjalan.
"Oh? Ada apa?"
"Ini... Kita sedang di mana, ya?"
"Oh, bagaimana kamu tidak tau kamu di mana? Hahaha! Lucu sekali kamu ini! Kita sedang berada di salah satu Dreamscapes di Penancony, Golden Hour. Apakah itu cukup menjelaskan untukmu?"
"Golden Hour...?"
"Ya! Kamu baru pertama kali, ya? Golden Hour itu adalah Dreamscapes yang paling mewah dan seru! Eksplor dan temukan keseruan itu. Sungguh beruntung bagimu untuk masuk ke dalam Golden Hour pada saat pertama kali bermimpi."
Aku tersenyum malu dan menggelengkan kepala pelan.
"Oke, terima kasih. Itu sudah cukup menjelaskan... Aku akan eksplor sekarang." Aku berjalan pergi meninggalkan orang itu.
Dreamscape? Yang pernah ditulis oleh ibuku?
Golden Hour sungguh memberikan aura Las Vegas. Ibuku juga langsung masuk ke dalam sini pada pertama kali bermimpi di Penancony. Kalau tidak salah, nama hotelnya adalah Reverie Hotel. Sepertinya memang Penancony itu lebih fokus ke dalam dunia mimpi. Patut disyukuri, aku masuk ke dalam Dreamscape yang sama.
