O4

4.6K 508 25
                                    

"Yah, apa itu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yah, apa itu?"

"Kok banyak sekali tulisan, Yah"

"Ayah, ndak pusing?"

"Badan Ayah panas sekali"

Jungwon pada akhirnya terus berceloteh sambil mengamati pekerjaan Heeseung. Sesekali dia menatap khawatir pada Ayahnya yang mengerut menahan pusing.

"Lee Jungwon!" Bentakan Heeseung membuat Jungwon terdiam. Belum lagi tatapan mengintimidasi sang Ayah yang buat Jungwon menunduk takut.

"Ayah sudah bilang kalau lagi sibuk, Jungwon diam dulu. Pusing kepala Ayah ngurusin kerjaan sama denger kamu ngomong mulu" Heeseung mendengus dan kembali fokus pada laptopnya.

"M-maaf, Ayah" Jungwon menahan tangis. Jemarinya saling bertautan di pangkuan, "Maafin Wonie hiks"

"Sana kamu sama Mimi aja, gak usah ganggu Ay--"

Ceklek

"Kalian gak mau makan siang dul-- Wonie?" Jay yang barusan membuka pintu kamar terkejut melihat Jungwon yang sudah menangis.

Si kecil buru-buru turun dari kasur dan memeluk kaki Jay, "Mau sama Mi aja— hik ndak sama Ayah"

Jay menatap tajam sang kepala keluarga yang hanya memandangi mereka. Tanpa banyak bicara, Jay menuntun Jungwon berjalan keluar kamar.

"Mi, Wonie berisik. Ganggu Ayah tadi" Jungwon mengusap pipinya yang basah oleh air mata.

Jay sedikit membungkukkan tubuh dan menyeka air mata Jungwon, "Cup cup cup, sayangnya Mimi. Makan aja yuk?"

Mereka berdua tidak sadar bahwa pintu kamar yang masih terbuka membuat Heeseung melihat jelas kejadian barusan.

Heeseung menghela nafas.

Dia tidak tau bagaimana Jongseong bisa mengubah sifatnya dalam sehari. Bahkan kini menjadi sangat menyayangi Jungwon dan memberi perhatian penuh pada putra mereka.

Sementara Heeseung sendiri masih terkekang pada masa muda. Di mana semua kesenangannya terenggut ketika Jungwon hadir.

Sejak kelahiran Jungwon, Heeseung jadi terpaksa mengambil alih perusahaan keluarga di usia muda. Si Lee jadi kesal dan menyesal sendiri karena harus menikah pada umur dua puluh dua tahun.

Selama ini dia mencari pembenaran dengan membandingkan sifatnya dan Jongseong yang tak jauh beda. Sama-sama abai pada sakralnya pernikahan.

Namun setelah melihat Jongseong yang mampu berubah seperti sekarang ini, Heeseung jadi merenungkan tingkah lakunya sendiri.

•••

Heeseung keluar dari kamarnya dan mendapati Jongseong dan Jungwon asik bermain di ruang tengah.

Bertingkah seolah tak peduli, Heeseung melangkah menuju dapur untuk mencari makan siang. Selera makannya menurun drastis karena sakit, namun perutnya kini mulai perih karena tak makan dari pagi.

Strange || HeejayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang