1O

4.2K 447 43
                                    

Ternyata, kantor Heeseung di mata Jay bisa jadi tempat rekreasi yang menyenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata, kantor Heeseung di mata Jay bisa jadi tempat rekreasi yang menyenangkan.

Kafetaria kantornya cukup besar dan menyediakan berbagai jenis makanan dan camilan yang langsung membuat Jay kalap.

Belum lagi taman belakangnya yang cukup luas dan dipenuhi berbagai bunga. Jay habiskan banyak waktu untuk duduk di salah satu ayunan rotan yang tersedia.

Serius, bagaimana bisa orang-orang yang bekerja di sini betah terkunci dalam ruangan kantor sedangkan di luar terasa seperti taman bermain?

Sedari tadi, lelaki Park itu sibuk mengunyah beragam jajanan sambil berkeliling kantor. Sesekali orang yang berpapasan dengannya—- yang sepertinya teman Heeseung—- menyapa Jay dengan ramah.

Beberapa secara terang-terangan tunjukkan keterkejutan ketika melihat suami Heeseung di kantor. Pasalnya, Heeseung biasanya tak peduli atau bahkan menjadi bad mood ketika ada yang menyinggung pernikahannya.

"Jongseong?"

Jay berkedip bingung ketika seseorang menyapanya. Sumpah, dia hafal betul nama-nama dalam novel. Tapi kan, Jay tidak tau mukanya?!

Pria yang menyapanya menaikkan sebelah alis ketika menyadari Jongseong melupakannya, "Gue Jake, inget? Yang sering nganter Heeseung pulang kalo lagi mabok"

Oh! Jay tersenyum. Yap, Jake Sim memang sering mengetuk pintu rumah Jongseong pada dini hari untuk mengantar Heeseung yang sudah teler.

Biasanya sih, Jongseong hanya menyeret tubuh tinggi Heeseung dan membiarkannya tergeletak di sofa ruang tengah.

Tapi menurut penilaian Jay selama membaca novel, Jake Sim bukan orang yang jahat atau menyebalkan.

Bahkan jika dilihat secara langsung, Jake ini menawan juga.

"Ah— hai, Jake" Jay balas menyapa, membiarkan Jake duduk di bangku kafetaria sebelahnya, "Having lunch?"

Jake berdehem mengiyakan. "Nungguin Heeseung kerja?" Dengan hati-hati lelaki itu bertanya.

"Iya, gabut juga sih jadi ikut ke kantor" Jay tertawa dan mengecek jam tangannya yang tunjukkan pukul setengah sebelas siang lebih.

"Uhm, Jake gue harus jemput Jungwon dulu" Jay beranjak dari duduknya sambil menghabiskan segelas vanilla lattenya.

Jake mengangguk dan tersenyum manis, "Sure. Hati-hati, Seong"

Menatap Jay yang berjalan pergi, Jake tersenyum kecil. Benar kata Heeseung, rumah tangga dua lelaki itu tampaknya sudah jauh membaik.

Jake menyuap makan siangnya dengan senyuman. Dalam hati mengharapkan yang terbaik bagi keluarga temannya.

•••

Jay mengintip sedikit ke ruangan Heeseung, hendak meminjam kunci mobil untuk menjemput Jungwon.

Ah, mungkin karena banyak pegawai yang sedang makan siang maka ruangan itu hanya terisi beberapa orang saja.

Strange || HeejayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang