2. Redhit si Anak Mami

119 23 0
                                    

Kenapa dari dulu gaada yang bilang sih kalau tugas di jurusan Desain Komunikasi Visual alias DKV ini BANYAK BANGETT??

Ya, itulah isi dari hati seorang Redhita Hartanto yang saat ini sedang berkutik dengan tugas studio DKV nya di atas meja belajarnya itu. Jam digital di sisi kanannya sudah menunjukkan pukul 1 pagi, Redhit sudah mengerjakan tugasnya sejak pukul 8 malam kemarin.

Pemuda asal Surabaya itu adalah seorang perfeksionis. Salah sedikit dari tugasnya, maka ia akan rela mengulang hingga 10x asalkan hasil karyanya itu sempurna. Tapi ya jangan harap dosen di Fakultas Seni Rupa dan Desain juga akan memberikan nilai sempurna sebagai imbalan. Dapat 85 saja sudah sangat bersyukur.

Tugas anak DKV itu banyak dan rumit. Dengan deadline yang sempit, tugas yang memerlukan otak dan tenaga, ketelitian, kreativitas, orang-orang pasti akan pusing saat melihat tugas DKV. Lelah sih, tapi Redhita si perfeksionis itu tetap membuka joki tugas.

Redhita bukannya butuh uang jajan tambahan, tapi Redhita suka mengerjakan tugas. Jadi jika ia mulai bergelut dengan tugas sejak pukul 8, maka 3 jam awal akan ia gunakan untuk mengerjakan pesanan tugas dari orang lain. Lelah si, tapi Redhita suka.

Redhita hidup jauh dari keluarganya yang ada di Surabaya. Susah payah ia meminta izin mami dan papinya agar mengizinkan ia untuk bertolak ke Bandung ini, maka akan ia manfaatkan kebebasan itu—Dengan terus begadang mengerjakan tugas😁—karena saat ia di rumah, mami pasti akan terus memantau pola hidup Redhita.

Redhita terbiasa hidup dengan pola yang diatur oleh mami papinya. Maka saat terbebas dari aturan kedua orang tuanya, Redhita tidak tahu batasan.

Dimulai dari semester 2 kemarin, Redhita melihat bahwa ada jasa pengerjaan tugas yang dibuka oleh sesama mahasiswa. Redhita berfikir masih memiliki waktu luang, maka ia mulai membuka jasa itu.

Asal kalian tahu, dua bulan pertama Redhit membuka jasa joki, ia tidak menerapkan tarif apapun. Alias jasanya gratis. Antara emang dasarnya Redhit terlalu baik, bodoh, dan polos menjadi satu. Saat itu Yasa dan Karin—teman satu jurusan Redhit—mengomelinya dan berkata, "lu tolol, udah luangin waktu buat ngerjain tugas orang malah gratis. Minimal harga 10 atau 20 ribu dah, kasian penjoki lain juga." Hingga pada akhirnya Redhit menerapkan tarif mulai dari seribu hingga 20 ribu untuk jasa jokinya.

Masih terlalu murah si, tapi gak papa ya? Suka-suka Rhedit.

Kembali lagi pada kehidupan hariannya Redhit yang tak pandai mengurus diri. 24 jam dalam hidupnya mungkin hanya 4 jam yang ia gunakan untuk beristirahat. Bahkan untuk sekedar mengisi perut pun ia lupa. Dari semester pertamanya, karena pola makan yang berubah cukup drastis, Redhit sudah pernah terkena tipes hingga maag yang seringkali muncul.

Walau begitu, Redhit belum sadar juga. Tetap hidup dengan pola tidur tidak jelas dan kafein yang menunda istirahatnya.

————

Felici Redhita Hartanto, DKV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Felici Redhita Hartanto, DKV

Felici Redhita Hartanto, DKV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yasa, DKV

Kathrina/Karin, DKV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kathrina/Karin, DKV

WOW panjang juga yahh...
Jangan lupa klik ⭐️ biar aku makin semangat!!

OH TETANGGA! | JAEMRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang