(1) Si abang kecewa berat ☁️

350 28 15
                                    

"KAKAK!" Pagi hari yang cerah ini di sambut dengan suara pekikan keras dan melengking dari pemuda berambut blonde yang berlari tergesa-gesa menuruni tangga dengan wajah kecut nya.

Sementara orang yang di teriaki dengan panggilan kakak diam-diam tertawa bersama pemuda bersurai hitam lalu mereka bertos ria karena sudah berhasil mengerjai pemuda ajaib bin jahil tersebut.

Jace berkacak pinggang sambil menatap tajam kakak dan adiknya yang masih tertawa, "KAKAK! LU TUH–"

"Abang masih pagi loh udah teriak-teriak aja, nanti tetangga kita kaget," dari arah tangga turun lah seorang wanita cantik dan anggun sambil tersenyum menatap ke arah anak keduanya yang menampakkan wajah super duper masam nya.

"abang habis main salon-salon di mana, cantik banget tuh wajah papa liat-liat," dari arah belakang wanita anggun tersebut datang lah seorang laki-laki ganteng dan tegas sambil cekikikan melihat wajah anak tengahnya tersebut.

Hahahaha pagi hari yang menyenangkan.

"Ck, papa nih. Ini gara-gara si kakak tau, bisa-bisanya dia coret wajah abang pakai spidol warna pas tidur, akhh bikin bad mood aja," kesal Jace sambil menghentakkan kakinya kesal.

Saat bangun tidur dan bercermin di kaca wajah nya sudah penuh dengan coretan abstrak yang tentu saja pelakunya kedua saudaranya itu.

"abang kek cewek aja pakai bad mood segala, kan kakak cuma bantu menghiasi wajah abang aja," Jawab Jesse sambil terkekeh pelan.

"iya tuh si abang pakai bad mood segala, abang kesal yaa karena abang yang kena jahil, biasanya kan abang yang jahilin kita" sahut si bungsu Karan sambil tersenyum tengil.

"YA IY– iya lah!" Jace yang tadi ingin teriak langsung memelankan suaranya ketika melihat mama nya yang sudah memegang sendok kayu dengan senyuman nya yang luar biasa lembut itu dari arah dapur.

"Gua gak terima ya dek, harusnya lu ajak gua dong bukan nya kakak. Lu mengkhianati gua dek, gua kecewa berat sama lu," akting Jace dengan wajah sedih dan kecewa yang di buat-buat.

"Papa pengen muntah deh," ucap Rico yang memperhatikan drama di pagi hari ketiga anaknya itu.

"Astagaa menjijikan bangett, arghhhhh mau muntah," ucap Karan bergidik ngeri sambil pura-pura muntah melihat tingkah abang nya itu.

Jace menatap sebal ke arah Karan dan Jesse yang bertos ria sambil tertawa cekikikan di meja makan bersama, mereka senang akhirnya bisa menjahili raja tengil bokem di rumah ini.

"Udah ah, masi pagi abang udah cemberut aja, gak baik nanti ganteng nya hilang" Rico mengelus pelan rambut Jace kemudian merangkul anak kedua nya itu menuju meja makan.

"Ya habisnya kakak ngeselin banget papa, adek tu juga masa dia melanggar janji sama abang," Jace menghentakkan kakinya kesal dan wajah nya bertambah muram.

"Lah, emang adek janji apa dah bang?" Tanya Karan bingung.

"Janji untuk menjahili kakak dan membuat kakak ngambek, lu gak ingat?! Lu lupa? Tega banget!" Jawab Jace dramatis dengan nada berapi-api lalu menatap tidak percaya ke arah Karan.

Jace merasa sangat dikhianati.

"HAHAHAHAHAHA BANG LU ANJIR GU–hahaha" Karan tertawa terbahak-bahak bahkan tak sempat untuk menyelesaikan kalimat nya.

Aduh perutnya sakit sekali melihat drama abang kedua nya itu, ada saja drama nya setiap pagi hari.

"Pagi ini judul drama nya apa bang?" Tanya Jesse yang dari tadi menyimak sambil cekikikan melihat tingkah kedua adiknya itu.

"Abang kecewa berat brother sama kalian, abang mau minggat aja," Jace memegang dada nya dramatis.

"Yaudah sono minggat, nanti kami jadi berdua bersaudara aja di kartu keluarga ya kan pa," ucap Karan sambil menatap papa nya yang anteng minum kopi sambil melihat drama ketiga anak nya di pagi hari.

"Iya betul kata adek, Abang beneran mau minggat? Nanti biar papa bisa urus langsung kartu keluarga," Rico langsung tertawa dan tos dengan anak bungsunya tersebut.

Jace menekuk wajah, "MAMA LIAT PAPA NIH! NGESELIN BANGET," Teriak Jace menatap kesal ke arah papa dan adik nya.

Gretha hanya tertawa kecil dari dapur melihat tingkah anak dan suaminya itu, setiap hari ada saja drama di pagi hari mereka.

Kadang Jesse yang ngambek karena di jahili oleh kedua adiknya, atau Karan yang menangis sebal karena di takut-takuti oleh Jace dan jesse dan Jace yang tantrum karena di jahili balik oleh Jesse dan Karan.

Pagi hari yang indah, Gretha sangat bersyukur melihat ketiga anak nya yang sangat akur, dia sangat bahagia.

"Udah udah nih sarapannya sudah siap, kakak, Abang Adek tolongin mama buat bawa ini ke meja," ucap Gretha.

"Siap mama, 3 jagoan Arion meluncur" dengan serentak Jesse, Jace dan jadkaran menjawab panggilan sang mama kemudian langsung bergegas berjalan ke dapur untuk membantu.

Setelah semua makan tertata rapi, Rico, Gretha, Jesse, Jace dan Karan duduk rapi di meja makan dan mulai berdoa sebelum makan yang di pimpin oleh sang kepala keluarga.

"Papa sama mama tau gak berita yang lagi heboh di sekolah kita?" Ucap Jace membuka cerita sambil tersenyum tengil menatap Jesse yang kaget menatap ke arahnya.

Ah dia yang akan menjadi sasaran kejahilan Jace selanjutnya.

"Apa emang bang? Udah lama papa gak dengar berita heboh," tanya Rico tertarik begitupun dengan Gretha.

Sementara Karan menahan tawa nya mati-matian melihat komuk pucat Jesse yang sebentar lagi akan menjadi pembicaraan.

"Eh gak usah di dengerin ma–"

"Si kakak habis di tembak sama dua cewek di lapangan sekolah, terus semua guru liat tau ma pa. Satu sekolah langsung heboh, sampai masuk base sekolah terus viral di medsos, hahahaha," Jace tertawa puas melihat wajah merah Jesse yang malu.

"HAHAHAHA terus kan ma, pa. Si kakak bingung terus dia cuma diam berdiri kayak patung di tengah lapangan, habis itu lari dari dua cewek itu, wajah nya udah pucat pasi," Karan ikut menambahkan setelah puas menertawakan kakak sulungnya tersebut.

"HAHAHAHA IYAAA MANA KAKAK SAMPAI GEMETARAN," Jace tertawa puas setelah meledek kembaran nya itu.

Jesse rasa ingin menghilang saja, mau taruh di mana wajah gantengnya ini.

"Hah serius kak? Kenapa sampai pucat dan gemetaran?" Tanya Rico yang hampir ikut tertawa puas melihat wajah malu anak sulungnya tersebut.

"ya kakak kaget pa tiba-tiba ada yang confess mana barengan," cicit Jesse pelan sambil menahan malu.

Awas saja si Jace ini nanti dia akan menyembunyikan rubik kesayangannya itu.

"Hahahaha cieee anak mama udah besar, udah ada cewek nya sekarang" goda Gretha sambil mencubit pelan pipi Jesse yang merah karena menahan malu.

"Mama," rengek Jesse pelan kemudian memelototi kembaran dan adik bungsunya yang sibuk tertawa puas bersama dengan papa nya.

"Ih gak papa tau kak, kenapa malu coba, lagian kakak emang ganteng pasti di sekolah banyak yang suka" Gretha mengelus kepala anak sulungnya tersebut.

Sarapan pagi mereka di selingi oleh tawa hangat dan canda tawa riang di keluarga Arion.

Fyi  :

Jesse di panggil kakak
Jace di panggil abang
Jadkaran/Karan di panggil adek

TBC.

Terimakasih untuk antusias sayangku semua, terimakasih yang sudah baca, vote dan komen. Love you guys💗💗💗💗💗💗💗💐💐💐💐.

Bisa tinggalkan kesan dan pesan pada chapter pertama ini apakah kalian puas dengan cerita ini?

Apakah kita lanjut ke chapter seterusnya atau bagaimana sengkuu?

3 Jagoan Arion Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang