Winona total bermandi peluh setelah mengitari seisi ruangan begitu manik matanya tak mampu menangkap sosok berambut panjang yang beberapa menit lalu baru saja bercumbu dengannya di atas ranjang. Ia telusuri dengan teliti setiap sudut ruangan serta rongga yang ada di antara benda kamar, entah itu kolong kasur, dalam closet, dalam lemari, bahkan sela rak buku tak luput dari pencariannya. Namun hasilnya nihil, kekasihnya itu tidak ada dimana-mana. Manik matanya gagal mencari keberadaan kakak cantik tersayangnya. Winona menjambak rambut pirangnya, nyaris menangis frustrasi seandainya saja suara lembut kekasihnya tidak menyapa telinga dari luar sana.
"Honey? Sudah selesai belum siap-siapnya? Aku nunggu lama banget, nih, di bawah!"
Winona dengan langkah terseok-seok menyambar bingkai jendela dan melongok keluar. Sepersekian detik kemudian pundaknya dibuat lemas saking lega dirinya dapat melihat lagi senyum manis kekasihnya di bawah sana.
"Kakak tau seberapa takutnya aku ditinggal Kakak lagi...?" gumamnya lirih, nyaris seperti berbisik lantaran Winona masih mengatur tubuhnya yang lemas.
"Apa Honeeeyyy?"
"Sebentar Kakaaakk, Winona turuuun!"
"Aku tungguuuu!"
"Iyaaaa, tunggu Winonaaaa!"
Winona menuruni anak tangga dengan buru-buru. Dirinya melompati setiap dua anak tangga sekaligus yang entah kenapa pagi ini terasa lebih banyak dari biasanya. Entah karena anak tangga di rumahnya memang bertambah banyak atau karena dirinya terlalu tidak sabaran untuk menemui kekasihnya di depan rumah. Masa bodoh perihal tangga. Hatinya saat ini sudah lega begitu melihat kekasihnya menyambut dengan senyum hangatnya di atas motor. Lengkap dengan jaket kulit dan rambut panjang tergerai yang membuat si kakak semakin sedap dipandang mata.
"Ayo naik, Hun. Kupu-kupunya keburu kabur nanti," canda si kakak, berusaha menarik Winona kembali ke daratan setelah lama terhipnotis parasnya yang diberkahi dewa.
Winona salah tingkah sendiri setelah tertangkap basah memaku perhatiannya pada wajah syurgawi di depannya. Langsung saja ia menduduki jok motor yang sudah ditepuk beberapa kali oleh kekasihnya itu.
"Kupu-kupunya ga bakal pergi selama ada Kakak di sini," balas Winona yang lagi-lagi mengundang gelak tawa dari si kakak. Aduh, Winona rela tidak mendapat balasan kata dari kekasihnya asal bisa mendengar suara tawa yang adiktif itu sebagai gantinya. Tawa kekasihnya tidak ada tandingannya se-alam semesta!
"Kalau gitu rasanya sayang, ya, kita naik motor? Waktunya jadi lewat lebih cepat."
"Iya, Kak. Apa kita naik mobil aja, ya, biar kejebak macet di jalan? Pasti seru nunggu lampu hijau sambil putar lagu kesukaan Kakak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck in the Middle [ winrina ]
Fiksi Penggemara winrina au Damai yang dirasa Winona ialah sesederhana mengistirahatkan tubuhnya dalam rengkuhan hangat kekasihnya dan terlelap di sana. Namun mengapa setiap kali maniknya terbuka, Winona selalu kehilangan sosok yang lagi-lagi absen mengisi kosong...