02. SEKOLAH
Pagi-pagi sekali Sherin disibukkan dengan segala peralatan sekolahnya. Siapa suruh tadi malam, setelah sholat isya dia langsung merebahkan tubuhnya dan berakhir ketiduran sampai subuh.
"MAMA KAOS KAKI SHERIN YANG PUTIH KOK NGGA ADA DI LEMARI SHERIN," teriak Sherin dari kamarnya.
"Mama kan tadi sudah bilang sama kamu, besok kamu berangkat sekolah, disiapin dulu peralatan yamg mau dipakai sekolah tapi kamu langsung tiduran di kasur, dibangunin bilangnya 'cuma rebahan aja kok ma'," ucap Shira sambil geleng-geleng kepala, heran dengan putrinya.
"Khilaf, Ma," ucap Sherin. Khilaf katanya? setiap sesudah hari libur dan disambung hari sekolah juga dia begitu terus, hello!!!
"Ya sudah, kamu cepetan siap-siap keburu macet nanti di jalan, Mama cariin kaos kakinya," ucap Shira dengan sabar.
🚗🚗🚗
Tunas Bangsa High School, di sini lah Sherin berpijak sekarang setelah dua minggu tidak besekolah. Katakanlah Sherin gila! bisa-bisanya dia pergi ke luar negeri pada saat H-14 ujian sekolah. Tapi, sekolah tidak mempermasalahkan hal tersebut, asalkan Si Sherin masih bisa mempertahankan pikirannya untuk mengerjakan soal ujian dengan nilai terbaik, Sherin boleh melakukan apa pun. Inilah, Sherin si otak brilian.
BRAK... (Bunyi pintu yang dibuka dengan kasar)
"ASSALAMUALAIKUM YA AHLI KUBUR," Teriak Sherin. Sorotan mata di dalam sebuah kelas kini mengarah pada si pelaku.
"Eh, Sherin! Lo ya, pagi-pagi udah bikin geger. Darimana aja lo dua minggu ini, bikin orang panik aja bisanya. Lo tau ngga ? waktu lo pergi secara mendadak ngga ada angin ngga ada ujan, gue bingung ditanyai Bu Sindi, tiba tiba muridnya yang paling pinter ngilang, eh elo ngabarin jam dua siang saat pembelajaran udah selesai. Kemana aja, lo?" ucap salah satu penghuni kelas yang bernama Hani, yang menjabat sebagai sahabat Sherine dari bayi. Mendengar perkataan Hani yang menurutnya itu terlalu panjang untuk diucapkan dan didengarkan Sherin hanya memutar bola matanya malas.
"Hillih, gue kasih oleh -oleh juga ngga nolak kan, lo?"
"Hehe...mana sini oleh-olehnya!"
"Gaya lo marah-marah sama gue Han."
"Ya biar keliatan galak gitu sama lo."
"Galak? Kerudung lo mleyot tuh," ucap Sherine cekikikan.
"KENAPA LO NGGA BILANG DARITADI?!"
"Ya siapa suruh cerewetnya ngalahin emak gue."
Sherin melanjutkan langkahnya ke tempat duduknya, namun baru dua langkah tubuhnya serasa dipeluk dari belakang.
"Sherin, I miss you so bad. Lo kemana aja si, Si Hani jahat banget sama gue, masak gue nyontek ngga dibolehin," ucap orang tersebut. Kiara, sahabat Sherin yang paling butuh kesabaran Sherin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ArShe
SpiritualCerita ini bukan tentang seorang gus dengan salah satu santriwatinya. Tetapi ini tentang Arsenio Reynaldi dan Sherinna Laaiba. Arsenio Reynaldi, seorang santriwan dari salah satu pondok pesantren. Tampan? sudah pasti. Paham agama? jelas. Sherinna...